28 Mei 2012


METODOLOGI  ILMU PENGETAHUAN
A.      Pendahuluan
              Semua manusia mempunyai  sifat ingin tahu, apakah sifat keingintahuannya itu hanya  sekedar pemenuhan dari apa yang ingin di ketahui  atau keingintahuannya itu adalah untuk mengenal secara lebih mendalam, dari apa yang telah diketahuinya.
             Bertolak dari dari sifat keingintahuan  tersebut banyak hal dan banyak cara yang dilakukan oleh manuasia, kadang kala seseorang hanya meninjau sesuatu dari satu sudut pandang saja, dan ada juga yang memandang dari berbagai sudut pandang, sehingga dia mendapatkan gambaran tentang sesuatu secara mendalam, mendetil, lebih terperinci, sehingga mereka dapat mengetahui hakekat dari sesuatu tersebut.
              Pengetahuan sangat penting untuk membentuk kepribadian seseorang  dalam  menumbuhkan rasa percaya diri maupun sikap dan prilaku  setiap hari dalam berbagai bentuk perbuatan yang dilkukan setiap hari. Pengetahuan juga penting untuk menjawab berbagai pertanyaan  tertentu yang diajukan . oleh sebab itu kita harus dapat memamfaatkan segenap pengetahuan kita secara maksimal
             Untuk mencapai hasil lebih baik, dan untuk mendapatkan suatu kebenaran dari pengetahuan yang diperoleh, maka diperlukan beberapa metodologi  yaitu ilmu tentang cara atau jalan yang harus dillalui oleh para ahli ilmu pengetahuan untuk mencapai kebenaran sesuatu yang di ketahui.
Untuk lebih jelasnya dalam makalah ini akan di bahas:
1.       Pengertian  Metodologi
2.       Pengertian  IlmuPengetahuan
3.       Metodologi Ilmu Pengetahuan

B.      Pengertian Metodologi

             Metodologi berasal dari Bahasa Yunani, yang terdiri dari dua suku kata “Metodos dan Logos. Metodos berarti  cara atau jalan, Logos berarti ilmu. Maka metodologi  berarti ilmu tentang  jalan atau cara.[1]
Berikut ini Penulis akan menjelaskan beberapa pengertian dari metodologi  menurut  para ahli:
1.       Menurut Asmuni Syukir, metodologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari  tantang cara atau jalan yang ditempuh untuk  mencapai suatu tujuan  dengan hasil yang efectif dan efesien.[2]   
2.       Menurut Hasan  Langgulung, metodologi adalah cara-cara yang digunakan manusia untuk mencapai pengetahuan tentang realita atau kebenaran.[3]    
               Dari pendapat di atas dapat disimpulkan  bahwa metodologi adalah ilmu tentang cara untuk mencapai tujuan.  Metodologi merupakan bagian epistimologi yang mengkaji perihal urutan langkah-langkah  yang ditempuh  supaya pengetahuan yang di peroleh memenuhi ciri-ciri ilmiah, yaitu suatu ilmu pengetahuan yang telah teruji kebenarannya melalui  cara-cara ilmiah yang telah  ditentukan, alur pikiran ilmiah memiliki beberapa langkah, sebagai berikut:
1.       Perumusan masalah  yang merupakan pertanyaan mengenai objek  empiris yang jelas batas-batasnya serta dapat diidentifikasikan  factor-factor yang terkait di dalamnya.
2.       Penyusunan kerangka berfikir dalam pengajuan hipotesis yang merupakan argumentasi yang  menjelaskan hubungan yang mungkin terdapat antara berbagai factor yang saling mengkait dalam membentuk permasalahan.
3.       Perumusan hipotesis yang merupakan dugaan atau jawaban  sementara terhadap  pertanyaan  yang diajukan  yang materinya merupakan kesimpulan  dari kerangka berfikir  yang dikembangkan.
4.       Penarikan kesimpulan yang merupakan penilaian  apakah sebuah hipotesis  yang diajukan  itu ditolak atau diterima.[4]                
               Metodologi juga dipandang  sebagai bagian dari logika  yang mengkaji kaidah-kaidah   penalaran yang tepat.  Menurut  DR. Anton Bakkar  dalam buku  Metode-metode Filsafat  menyatakan bahwa “ Metodologi adalah Analisis dan penyusunan asas-asas dan jalan  yang mengatur  penelitian ilmiah “. pada umumnya  dalam hal ini Metodologi dapat dilakukan dengan 3 cara, yaitu:
1.       Metodologi Empiris
Metodologi Empiris adalah metode yang cendrung  menggunakan  pola pikir induktif, yang bergerak dari hal-hal yang khusus kepada hal-hal yang umum, dengan cara menerima bermacam-macam  metoda yang lazim  digunakan  serta menguraikan  dan membandingkan , sehingga ditemui corak-corak yang umum. 
2.       Logika
Logika pada prinsipnya merupakan  kemampuan berfikir  seseorang  untuk memecahkan  suatu masalah. Menurut Prof. Ir. Purdjawijatna, tugas dari logika adalah memberikan  penerangan  bagaimana  orang seharusnya  berfikir  atau cara sebenar-benarnya untuk berfikir.               Dalam hal ini seseorang dituntut  untuk menggunakan kemampuan  yang ada pada dirinya,      yakni  akal, budi dan fikir. Keterpaduan  ketiga aspek inilah  yang dapat membawa seseorang kepada hasil pemikiran  yang benar dalam mengkaji hakekat sesuatu.
3.       Filsafat Ilmu Pengetahuan
Filsafat ilmu pengetahuan  merupakan penjabaran dari metode-metode ilmiah yang mampu memberikan  kejelasan  mutlak  bagi kaidah-kaidah ilmu lainnya. [5]
Dari penjelasan di atas , penulis dapat menyimpulkan bahwa metodologi adalah ilmu tentang cara  untuk  sampai kepada tujuan, untuk  mencapai tujuan  tersebut  para ahli harus melakukan hal-hal  yang telah penulis sebutkan di atas.

C.      Pengertian  Ilmu Pengetahuan

             Secara etimologi  pengetahuan  berasal dari Bahasa Inggris  yaitu  “knowledge”.  Sedangkan  dalam  Encyclopedia of philosophy  dijelaskan  bahwa defenisi  pengetahuan adalah kepercayaan yang benar (knowledge  is justified true belief).[6] Sedangkan” Ilmu” berasal dari “alima” yang berarti “tahu”.  Jadi pengertian ilmu pengetahuan adalah  suatu system  dari berbagai  pengetahuan  yang masing-masing  mengenai suatu lapangan  pengalaman tertentu yang  disusun sedemikian rupa menurut asas-asas tertentu, sehingga menjadi kesatuan , atau suatu system  dari berbagai pengetahuan  yang masing-masing  didapatkan sebagai hasil  pemeriksaan-pemeriksaan yang dilakukan  secara teliti dengan memakai metode-metode tertentu (Induksi atau deduksi).[7] 

Berikut ini akan dikemukakan  beberapa pengertian Ilmu pengetahuanmenurut para ahli:

1.       Herbert L . Searles
Ilmu pengetahuan adalah pengetahuan yang paling eksak, diverivikasi secara cermat, dan yang paling umum yang dapat diperoleh oleh manusia.
2.       Dr. Aslhley Montagu
Ilmu pengetahuan adalah pengetahuan yang disusun  dalam satu system  yang berasal dari pengamatan, studi dan percobaan untuk menentukan hakekat dan prinsip tentang hal yang sedang di pelajari.

         Dari  beberapa  defenisi ilmu pengetahuan di atas dapat dijelaskan  bahwa  ilmu pengetahuan merupakan  khasanah kekayaan  mental  yang secara langsung  atau tidak langsung  turut memperkaya  kehidupan kita,  dengan pengetahuan  manusia dapat menjawab  segala hal permasalahan yang di temui  menurut pengamatan akalnya, karena ilmu pengetahuan  muncul ketika  manusia menggunakan akal budinya untuk mengenali  benda atau kejadian  tertentu yang  belum pernah  dilihat atau dirasakan sebelumnya, misalnya  ketika seseorang m encicipi masakan  yang baru dikenalnya, maka  seseorang itu  akan mendapatkan  sebuah pengetahuan  tentang  bentuk, rasa  dan aroma dari masakan tersebut, begitu juga dengan pengetahuan lainnya, sedangkan ilmu pengetahuan adalah usaha pemahaman manusia yang disusun dalam satu dalam system mengenai kenyataan, struktur, pembagian, bagian-bagian hukum tentang hal ikhwal yang diselidiki seperti alam, manusia dan agama.


Berdasarkan metodologi,  pengetahuan dapat dibagi atas 3 bagian yaitu:
1.       Pengetahuan indrawi  (knowledge)
2.       Pengetahuan keilmuan (science)
3.       Pengetahuan falsafi.[8]

a.       Pengetahuan indrawi (knowledge)

Pengetahuan indrawi adalah pengetahuan yang meliputi  semua fenomena  yang dapat dijangkau  secara langsung  oleh panca indra. Pengetahuan ini di sebut juga dengan pengetahuan empiris yaitu yaitu pengetahuan  yang cendrung menggunakan pola pikir induktif, yaitu pola pikir yang bergerak dari hal-halyang khusus kepada hal-hal yang umum. 

b.      Pengetahuan keilmuan (science)
Pengetahuan ini meliputi semua fenomena yang dapat diteliti dengan riset dan eksperimen, sehingga apa yang terdapat di balik knowledge bisa terjangkau, batas pengetahuan ini ialah segala yang tidak terjangkau lagi oleh rasio atau otak, dan panca indra.

c.       Pengetahuan falsafi
Pengetahuan yang mencakup segala fenomena yang tidak dapat diteliti, tapi dapat dipikirkan.
Batas pengetahuan ini adalah alam, bahkan juga bisa menembus apa yang ada di luar alam, seperti Filsat ketuhanan.
            Aliran-aliran pemikiran yang sangat berpengaruh  dalam metodologi ilmu pengetahuan ini adalah
            aliran rasionalisme dan aliran empirisme.
1.       Aliran rasionalisme yaitu aliran yang menitikberatkan pada rasio. Aliran ini  menggunakan metode deduktif  yang melahirkan ilmu-ilmu pasti, seperti ilmu fisika dan matematika.
2.        Aliran empirisme yang menitikberatkan  pada indrawi, dengan menggunakan metode induktifnya, sehingga melahirkan ilmu-ilmu alam, seperti Biologi, geografi, astronomi,dll.





D.      Metodologi Ilmu Pengetahuan

            Berdasarkan dari defenisi  metodologi  danIlmu pengetahuan  yang telah dijelaskan  sebelumnya, maka penulis dapat menjelaskan  apa yang dimaksud dengan metodologi  ilmu pengetahuan.    Metodologi ilmu pengetahuan adalah  ilmu tentang cara  bagaimana  seseorang  dapat memperoleh ilmu pengetahuan  atau jalan apa yang harus ditempuh  oleh ahli pengetahuan untuk  mendapatkan hasil pengetahuan  yang benar  secara efectif dan efesien.

            Untuk   mencapai ilmu pengetahuan  yang efektif  dan efesien  terseb ut , dibutuhkan  beberapa  metodologi  atau metode  untuk mencapai  kebenaran  tersebut, antara lain:

1.       Metode  observasi
2.       Metode Trial and error
3.       Metode eksperimental
4.       Metode statistic  dan
5.       Metodesampling

                          I.Metode Observasi
                Metode observasi adalah pengamatan ilmiah  dengan menggunakan pengindraan untuk mengambil  kesimpulan tentang hubungan sebab akibat  serta arti situasi.
                Metode observasi  ini adalah  metode yang paling  sering di pakai di berbagai  jenis ilmu pengetahuan  untuk menguji kebenaran. Observasi yang digunakan untuk menguji  kebenaran pengetahuan ini  adalah  observasi  ilmiah.  Observasi  merupakan  langkah pertama  yang menjamin derajat ilmiah objektif, agar objektivitasnya terjaga  dengan baik, pengamat perlu  menyadari  bahwa situasi pengamatan  tidak menentukan  pengaruh keadaan  subjek  dan kondisi objek itu sendiri.
Agar hasil  observasi  dapat dibuktikan kebenarannya dalam mencapai  pengetahuan , maka Titus, dkk-nya, menentukan syarat-syarat observasi yang benar  sebagai berikut:

a.       Pengindraan yang normal atau sehat
b.      Kematangan intelektual 
c.       Menggunakan alat-alat fisika,  seperti  teleskop, dan mikroskop
d.      Posisi, tempat, atau kondisi pengamatan  harus tepat
e.      Adanya pengetahuan lapangan.[9]
Jadi  berdasarkan syarat-syarat yang telah disebutkan di atas, tidaklah mudah sesuatu yang diketahui  itu dikatakan dengan ilmu pengetahuan apalagi untuk ditetapkan menjadi suatu disiplin ilmu.
Kemudian  Titus, dkk-nya juga mengemukakan enam langkah metode untuk mendapatkan pengetahuan, yaitu:
1.       Keinsyafan  tentang adanya  problema
2.       Adanya data  yang relevan yang tersedia untuk dikumpulkan.
3.       Penertiban data
4.       Harus ada hipotesis
5.       Adanya deduksi  yang dapat ditarik dari hipotesis
6.       Adanya verivikasi  setelah dianalisis
7.       Adanya kesimpulan.[10]

1.       Kesadaran atau keinsyafan

Suatu kesadaran dalam sebuah problema pengetahuan sangat penting sekali, karena para ilmuwan mengawali suatu pengetahuan atau ilmu itu berangkat dari suaru masalah atau problema, dan problema itu dapat dijelaskan dan dilukiskan secara sadar,  jelas dan benar, dari sanalah suatu data dapat dikumpulkan untuk menguji kebenarannya.

2.       Pengumpulan data yang relevan, maksudnya adalah semua data yang kita gunakan unutuk menguji kebenaran sesuatu haruslah datanya cocok atau berhubungan dengan apa yang akan kita teliti atau uji kebenarannya, dan memerlukan pemikiran  dan penyelidikan yang seksama.

3.       Penertiban data , maksudnya, semua data yang telah dikumpulkan harus ditertibkan dengan mengelompokkan , membandingkan  dan mengaturnya sesuai dengan urutan  yang sesuai dengan  kepentingan.

4.       Penarikan deduksi  dari Hipotesis atau kesimpulan, maksudnya adalah hipotesis menjadi  dasar penarikan deduksi atau kesimpulan mengenai jenis susunan dan hubungan antara hal-hal atau benda-benda  tertentu yang sedang diselidiki.

5.       Verivikasi, maksudnya adalah, pengujian kebenaran dalam ilmu pengetahuan.       





II. Metode Trial  and Error

             Metode ini digunakan  dengan mengadakan percobaan-percobaan  untuk memperoleh keberhasilan  dalam suatu pengetahuan. Metode ini  jarang digunakan  secara populer oleh para ilmuwan dalam kegiatan penelitian. Tapi sebagian ilmuwan  menggunakan metode ini untuk menguji  kebenaran  hipotesis  dan  untuk menguji  ide-ide  atau system  pemikiran , sejauh mana  tingkat koherensi  dan konsistensinya baik secara factual  maupun secara logika. Cara kerja metode ini sangat sederhana  yaitu  belajar  sambil mengerjakan sesuatu yang dibebut dengan  learning  by doing.

III.                Metode Eksperimental

            Metode eksperimental adalah  metode  penelitian pengetahuan dengan  menggunakan  tehnik  pengontrol keadaan.[11]

           Agar pengamatan  menjadi  semakin teliti  dan menjamin  kebutuhan  akan objectivitas, maka  metode eksperimental sangat penting sekali.  Cara kerja metode ini adalah:
“Pengamat mengontrol  keadaan atau kondisi, mengganti  suatu factor pada suatu waktu, dan membiarkan  factor-faktor lain tetap tampa perubahan, agar dapat mencatat hasilnya, apakah ada perbedaan  dalam hasil eksperimen, dan metode ini lebih banyak di pakai dalam sains”[12]

Contoh:  Seorang peternak ingin untuk  meningkatkan  produksi hasil dagingnya, maka peternak  tadi  menganti  factor makanan yang diperkirakan akan dapat  dengan cepat  untuk meningkatkan  produksi dagingnya kepada sebagian  binatangnya, sedangkan pada sebagian binatang lagi dibiarkan seperti biasanya, maka dalam jangka waktu tertentu peternak akan  dapat melihat hasilnya, jika hasilnya baik, maka dia melanjutkan dan akan mengembangkan hasil eksperimennya, jika tidak berhasil, dia akan meninggalkan  eksperimennya tersebut.

IV.                Metode Statistik

              Metode statistic adalah metode yang berupa hitung-hitungan  berupa angka-angka secara generalisasi, yang membuahkan suatu  informasi yang lebih tepat dan rinci. Metode ini akan memperkuat daya prediksi terhadap sesuatu dan dapat menjelaskan  sebab akibat terjadinya  sesuatu.

Contoh terjadinya  suatu fenomena, seperti terjadinya gempa bumi, gempa bumi yang terjadi sekarang ini sudah bisa dideteksi dengan alat yang modern, jika gempa berkekuatan 8 atau lebih skla hekter, maka akan terjadi penyusutan air laut dan  diprediksi  akan terjadi sunam. Contoh lain adalah, penetian tentang  tingkatpertumbuhan penduduk  yang dilakukan secara statistik.

V.                  Metode sampling
            Metode sampling adalah  metode yang menggunakan sampel  sebagai alat pengumpulan data untuk dianalisis dan untuk diklasifikasikan  untuk kepentingan induksi.
           Metode sampling ini penting untuk menentukan suatu contoh  yang tepat sehingga dapat  mewakili keseluruhan populasi yang akan di teliti, hal ini dapat dilakukan pada objek yang homogen atau sejenis.

Misalnya, kita ingin mengetahui tentang mutu pendidikan madrasah di Tanah Datar, kita tidak harus mengunjungi semua madrasah, tapi cukup diambil beberapa madrasah yang dianggap bisa  untuk mewakili seluruh madrasah di Tanah Datar tersebut.

Itulah  metode atau cara yang dilakukan oleh para ilmuwan untuk mendapatkan pengetahuan yang dapat diuji kebenarannya.

  
                                                                            PENUTUP                                                            
           Metodologi adalah  ilmu tentang cara atau jalan untuk sampai kepada tujuan, sedangkan pengetahuan adalah sesuatu yang diketahui atau hasil pekerjaan tahu, atau  sesuatu yang benar.        Jadi  metodologi pengetahuan adalah ilmu yang mengkaji  tentang  cara atau langkah-langkah yang ditempuh supaya pengetahuan  yang diperoleh  memenuhi ciri-ciri ilmiah atau teruji kebenarannya.
Metodologi  dapat dilakukan dengan  tiga cara:
1.        Secara  empiris, yaitu metode yang cendrung  menggunakan  pola piker induktif, yaitu pikiran yang bergerak dari hal-hal yang khusus kepada hal-hal yang umum.
2.       Secara logika, adalah kemampuan  berfikir  sesorang untuk memecahkan  suatu masalah. 
3.       Filsafat ilmu pengetahuan, yaitu berfikir secara mendalam tentang sesuatu yang diketahui, misalnya pengetahuan tentang hakekat  manusia
Dalam metodologi ilmu-ilmu umum, , pengetahuan dibagi atas tiga:
1.       Pengetahuan indrawi (Knowledge)
2.       Pengetahuan keilmuan (science)
3.       Pengetahuan falsafi

Metodelogi atau metode yang digunakan oleh ilmuwan untuk memecahkan permasalahan  yang ditemukan dalam  memperoleh pengetahuan, adalah sebagai berikut:
1.       Metode observasi
2.       Metode trial and error
3.       Metode eksperimental
4.       Metode  statistic
5.       Metode sampling

DAFTAR   BACAAN

Abuddin, Suwito, Integrasi Ilmu Agama dan Ilmu  umum, (Jakarta, PT.Raja Grafindo Persada, 2005)
Amsal Bakhtiar, Filsafat Ilmu,  (Jakarta, PT.Raja Grafindo Persada, 2004)
Armai Arief, Pengantar Ilmu  dan Metodology Pendidikan Islam ,(Jakarta, Ciputat Pers, 2002)           
Bachtiar Ihsan, Filsafat Pendidikan, (Batusangkar, IAIN, 1991)
Mulia, Hidding, Ensiclopedia Indonesia  ,
Nunu Burhanuddin, Islam dan Paradigma keilmuan, (Jogyakarta, Interpana, 2009)
Saeful Anwar, Filsafat Ilmu Al-Ghazali ,(Bandung, Pustaka Setia, 2007)










[1] Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Methodology Pendidikan Islam, (Jakarta, Ciputat Pers, 2002), h. 87
[2] Ibid. h.87
[3] Abuddin, Suwito, dkk., Integrasi Ilmu Agama dan Ilmu Umum, (Jakarta, PT.Raja Grafindo persada, 2005), h.163
[4] Suparlan, Suhartono, Filsafat Ilmu Pengetahuan, (Jogjakarta, Ar-ruzz, 2005), h.96
[5] Bachtiar Ihsan, Filsafat Pendidikan, (IAIN, 1991), h.7



[6]Amsal  Bakhtiar, Filsafat Ilmu, (Jakarta, Gravindo, 2005), h. 85 
[7] T.S.G.Mulia, K.A.H. Hidding, Ensiklopedia Indonesia, H.647
[8] Abuddin, suwito, dkk, opcit. h.169
[9] Suparlan, Suhartono, Opcit.h 98.
[10] .Ibid,. h.100
[11] Ibid. h.96
[12] Ibid. h.98

0 Comment