Artikel, Tulisan, Makalah, Jurnal, zilfaroni,web.id

13 Mei 2012

PENDAHULUAN

A. Penegasan Judul
Skripsi ini berjudul Pengembangan Kualitas Sumber Daya Da’i oleh Korps Dakwah Mahasiswa (KODAMA) di Krapyak Yogyakarta periode 2000-2004 (Tinjauan Sumber Daya Manusia). Untuk menghindari adanya salah penafsiran terhadap judul di atas penulis akan menguraikannya sebagai berikut
1. Pengembangan Kualitas Da’i
Kata pengembangan menurut kamus Bahasa Indonesia kontemporer adalah cara, perbuatan, proses pengembangan. Kualitas berarti baik, buruk (suatu benda) keadaan suatu benda. Da’i adalah mengundang, mengajak manusia kepada agama Allah agar manusia mau beriman dan melaksanakan ajaran-ajaran Allah SWT. Maka yang di maksud pengembangan kualitas da’i dalam pembahasan ini adalah proses jalannya suatu usaha yang dilaksanakan Korps Dakwah Mahasiswa (KODAMA) dalam mengembangkan kualitas sumber daya da’i.
2. Kualitas Da’i
Da’i mempunyai pengertian mengundang, mengajak, mengundang manusia kepada agama Allah agar manusia mau beriman dan melaksanakan ajaran–ajaran Allah SWT. Kualitas da’i yang di maksud penulis adalah kemampuan da’i dalam melaksanakan aktivitas dakwah, meliputi penguasaan wawasan dakwah berupa Latihan Fiqh Dakwah (LAFIDA), Pengajian, Delegasi / Pengutusan, dan Praktikum dakwah. Sedangkan ketrampilan dakwah berupa, Ketrampilan berbicara, Ketrampilan dalam pengggalian dana, dan Keterampilan evaluasi dakwah.
3. Korps Dakwah Mahasiswa (KODAMA)
Korps Dakwah Mahasiswa merupakan sebuah yayasan yang bergerak dalam bidang keagamaan, khususnya kader da’i dalam melaksanakan dakwah (amar ma’ruf nahi munkar) berlokasi di Dusun Krapyak Desa Panggung Harjo Kecamatan Sewon Kabupaten Bantul Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta periode kepengurusan 2000-2004. Yayasan KODAMA didirikan di Yogyakarta pada hari kamis malam jumat 9 Jumadil Ula 1402 bertepatan dengan tanggal 4 Maret 1982 M. Sejak ditandatangani akte yayasan KODAMA Yogyakarta oleh notaris Daliso Rudianto No 17 Tahun 1982, untuk jangka waktu yang tidak di tentukan.
4. Tinjauan Sumber Daya Manusia
Menurut Bank Dunia di kutip oleh Tadjudin Noer Efendi bahwa :
Pengembangan Sumber daya manusia merupakan upaya pengembangan yang menyangkut pengembangan aktivitas dalam bidang pendidikan dan latihan, kesehatan gizi penurunan fertilitas peningkatan kemampuan penelitian dan pengembangan teknologi.
Jadi sub judul yang dimaksud untuk menggambarkan kegiatan KODAMA dalam mengembangkan sumber daya manusia (da’i KODAMA)
Berdasarkan pada penegasan judul di atas dapat disimpulkan maksud dari “Pengembangan Kualitas Sumber Daya da’i yang dilakukan Korps Dakwah Mahasiswa (KODAMA)” yaitu proses jalannya suatu usaha dalam mengembangkan kualitas sumber daya da’i yang di laksanakan oleh Korps Dakwah Mahasiswa (KODAMA) di Krapyak Yogyakarta periode 2000-2004.
B. Latar Belakang Masalah
Dakwah Islam yang membawa misi amar ma’ruf nahi munkar dengan berpegang teguh pada perintah Allah sesuai dengan firman-Nya pada surat An–Nahl ayat 125:
اُدْعُ اِلىَ سَبِيْلِ رَبَِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتى هِيَ اَحْسَنُ اِنَّ رَبَّكَ هُوَ اَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيْلِهِ وَهُوَ اَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِيْنَ.
Artinya :
Serulah manusia kepada jalan Tuhanmu dengan bijaksana dengan cara yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik .Sesungguhnya Tuhanmu adalah lebih mengetahui tentang siapa yang sesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petuntuk.
Dalam rangka menegakkan agama Allah maka dakwah yang dilakukan berupa mengajak manusia ke jalan-Nya. Menyuruh mengerjakan yang ma’ruf dan melarang mengerjakan yang mungkar. Sehingga, kewajiban berdakwah berlaku bagi kaum muslim tanpa terkecuali. Hal ini terlihat pada ladang dakwah yang tersedia mengharapkan sentuhan–sentuhan rohani dalam rangka meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT.
Rasulullah SAW memerintahkan bagi kaum muslimin laki-laki dan perempuan melaksanakan amar ma’ruf nahi mungkar sesuai dengan kemampuan dan kesanggupannya. Diriwayatkan dari Abu Hurairah RA. Rasulullah telah bersabda :
مَنْ رَاَى مِنْكُمْ مُنْكَرًا فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ وإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِِِ وَذَلِكَ أَضْعَفُ اْلاِيْمَان.
Artinya :
Barang siapa diantara kalian melihat kemungkaran, hendaklah ia mengubah dengan tangannya, apabila tidak mampu maka hendaklah mengubah dengan lisannya dan apabila tidak mampu maka hendaklah mengubah dengan hatinya, yang sedemikian itu selemah-lemahnya iman ( Riwayat Muslim).
Pelaksanaan dakwah bisa dilakukan siapa saja tanpa mengenal apakah ia seorang da’i, ilmuwan, usahawan, dan lain-lain. Bentuk dakwahnya juga bermacam-macam bagi mereka yang berilmu tinggi harus meletakkan ilmunya pada jalan yang benar bukan untuk menipu orang lain. Jika memiliki kekuasaan di pemerintahan maka menggunakan posisi jabatannya untuk berbuat kebajikan dan mencegah masyarakat berbuat kemungkaran. Sedangkan bagi mereka yang belum mampu melaksanakan cukup dengan memberi nasehat dan peringatan.
Pada zaman sekarang, seorang da’i lebih terbebani dengan ajaran dakwah (amar ma’ruf nahi munkar). Hal ini terlihat, pada kegiatan ceramah, pengajian dan lain-lain, seakan–akan figur seorang da’i yang paham ilmu agama lebih berhak atau pantas melaksanakan kegiatan dakwah, sedangkan dalam Al-Qur’an Allah berfirman dalam surat Ali Imron 110 :
كُنْتُمْ خَيْرَ اُمَّةٍ اُخْرِجَتْ للِنَّاسِ تَأْمُرُوْنَ بِالْمَعْرُوْفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَر ِوَتُؤْمِنُوْنَ بِاللهِ
Artinya ;
Kalian adalah sebaik-baik umat yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf mencegah dari yang mungkar.
Da’i yang selama ini menjadi tokoh utama dalam mengemban tugas amar ma’ruf nahi mungkar membutuhkan generasi–generasi baru yang nanti bisa meneruskan misi dakwahnya. Untuk itu dibutuhkan badan atau wadah yang bisa membina serta mendidik calon da’i.
Salah satu alternatif pengorganisasian dakwah dalam mencapai tujuan yang efektif dan efisien, Korps Dakwah Mahasiswa (KODAMA) mencoba menghimpun dan mengatur kader da’i ke dalam suatu kerangka struktur dan hubungan menurut pola-pola tertentu. Sehingga, dapat melakukan kegiatan dakwah bersama–sama untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.
Untuk mencapai kesuksesan dakwah maka diperlukan management yang tepat dalam mengorganisir perangkat dakwah. Luasnya medan dakwah serta tantangan semakin komplek, membuktikan bahwa gerakan dakwah akan lebih efektif dan efisien jika penanganan dilaksanakan secara profesional guna mencapai hasil yang semaksimal mungkin.
Terlepas dari gerakan dakwah yang dilakukan secara personal atau kolektif, hal paling fundamental terletak pada kualitas dan integritas moral pelakunya. Oleh karena itu dakwah bukan hanya semata persoalan organisasi atau management, akan tetapi lebih jauh menyangkut transformasi nilai dan bagaimana nilai itu dilembagakan.
Organisasi dakwah, dalam hal ini KODAMA berupaya melaksanakan pencarian konsep dan format strategi dakwah yang ideal bagi masyarakat. Tak heran KODAMA berusaha memberikan yang terbaik bagi pelaksanaan gerakan dakwah. Upaya yang di lakukan KODAMA dalam menerapkan strategi dakwah yaitu bagaimana kualitas sumber daya da’i yang ada di KODAMA benar-benar unggul sekaligus profesional dalam mengemban misi dakwah. Untuk itu upaya pengembangan kualitas sumber daya da’i sangat penting untuk menunjang kesuksesan dalam berdakwah.
Dalam gerakan dakwah, da’i sebagai subyek pelaksana diharapkan mempunyai kompetisi dalam melaksanakan misi dakwah. Salah satu modal utama yang harus dipersiapkan untuk meningkatkan kualitas sumber daya da’i yang profesional dalam upaya mensukseskan gerakan dakwah yaitu pengembangan sumber daya manusia (da’i) .Menurut Soekidjo Notoatmojo sumber daya manusia dapat dilihat dari dua aspek :
a. Aspek kualitas/fisik menyangkut sumber daya manusia yang dikembangkan melalui program-program dan gizi
b. Aspek kualitas/non fisik menyangkut mutu sumber daya manusia dan kemampuan baik kecerdasan maupun mentalitas sumber daya manusia itu sendiri.
Da’i sebagai sumber daya manusia yang potensial dalam bidang dakwah memegang peranan penting dalam suatu organisasi atau institusi dalam memajukan gerakan dakwah. Bagaimanapun canggihnya sarana dan prasarana organisasi atau institusi (gerakan dakwah) tersebut tanpa ditunjang kemampuan pengembangan sumber daya da’i, maka organisasi atau institusi (gerakan dakwah) tidak akan maju dan berkembang.
Maka penulis berasumsi bahwa pengembangan kualitas sumber daya da’i sangat penting dilaksanakan, sebagai upaya mensukseskan gerakan dakwah. Di mana ada wadah yang mengorganisasi (KODAMA), berupa menggali potensi da’i. Untuk itu Korps Dakwah Mahasiswa ( KODAMA) berusaha meningkatkan pengetahuan dakwah dan ketrampilan skill dakwah dalam usahanya mengembangkan kualitas sumber daya da’i. Kegiatan ini sangat diperlukan karena :
a. Sumber daya da’i merupakan pelaksana dakwah yang sangat besar sekali menentukan sukses atau tidaknya gerakan dakwah. Maka dari itu, potensi kader da’i terus dikembangkan melalui peningkatan ilmu pengetahuan dan ketrampilan.
b. Dengan majunya ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang serta menjawab tantangan zaman yang semakin global dibutuhkan kader-kader da’i yang profesional, beriman, bertakwa, berpengetahuan yang luas, mempunyai pola pemikiran yang modern serta mampu menyelesaikan problematika agama yang dihadapi umat.
c. Dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa maka diperlukan da’i yang terampil sekaligus motivator bagi pengembangan kualitas sumber daya manusia yang membantu menyukseskan jalannya pembangunan.
C.Rumusan Masalah
Berdasarkan paparan latar belakang di atas, maka dapatlah dirumuskan yang menjadi pembahasan skripsi ini adalah :
1. Bagaimana upaya peningkatan wawasan dakwah yang dilakukan Korps Dakwah Mahasiswa (KODAMA) periode 2000-2004 kepada kader da’i di Krapyak Yogyakarta?
2. Bagaimana upaya peningkatan ketrampilan dakwah yang dilakukan Korps Dakwah Mahasiswa (KODAMA) kepada kader da’i di Krapyak Yogyakarta?
D. Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini :
1. Mengetahui upaya peningkatan wawasan dakwah yang di laksanakan bagi da’i oleh Korps Dakwah Mahasiswa (KODAMA) periode 2000-2004 di Krapyak Yogyakarta.
2. Mengetahui upaya peningkatan ketrampilan dakwah yang dilaksanakan bagi da’i oleh Korps Dakwah Mahasiswa (KODAMA) di Krapyak Yogyakarta .
E. Kegunaan penelitian
1. Bagi mahasiswa
Memberikan kontribusi pemikiran dalam bentuk dokumen pada penelitian yang masih ada kaitannya dengan pokok-pokok bahasan dalam penelitian ini, selain itu menambah khasanah ilmu pengetahuan dalam bidang dakwah.
2. Bagi KODAMA
Penelitian ini diharapkan bisa memberikan masukan secara konstruktif bagi Korps Dakwah Mahasiswa (KODAMA) dalam rangka mengembangkan kualitas sumber daya da’i.
F. Kerangka Teoritik
Skripsi Pengembangan kualitas sumber daya da’i oleh Koprs Dakwah Mahasiswa (KODAMA) di Krapyak Yogyakarta periode 2000-2004 (Tinjauan Sumber Daya Manusia), sebelumnya sudah ada penelitian tentang KODAMA dengan judul Studi Tentang Pengkaderan Da’i oleh Yayasan KODAMA di desa Panggungharjo Kecamatan Sewon Kabupaten Bantul Daerah Istemewa Yogyakarta oleh saudari Awaludin Kiraman tahun 1998 dari fakultas dakwah UIN Sunan Kalijaga.
1. Tinjauan umum tentang dakwah
a. Ruang lingkup dakwah
Dakwah berasal dari kata يدعو – دعوة دعا -
Yang berarti mengajak, memanggil dan menyeru. Sedangkan orang yang mengajak disebut da’i. Menurut Thoha Yahya Umar mendefinisikan dakwah adalah mengajak manusia dengan cara bijaksana kepada jalan yang benar sesuai dengan tuntunan Tuhan untuk kemaslahatan dan kebahagiaan dunia dan akhirat.
Menurut S. M Nasaruddin Latif dakwah adalah usaha dengan lisan atau tulisan dan lainnya yang bersifat menyeru, mengajak, memanggil manusia lainnya untuk beriman dan menaati Allah sesuai dengan garis–garis akidah syariah serta akhlak islamiah.
Dari penje lasan di atas kegiatan dakwah meliputi ajakan untuk beriman dan menaati Allah atau memeluk islam, melaksanakan amal kebaikan (amar ma’ruf) dan mencegah perbuatan mungkar (nahi munkar) dalam usaha mendekatkan diri kepada Allah untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.
Islam adalah agama dakwah yang menugaskan umatnya untuk menyebarkan dan mensiarkan islam kepada seluruh umat manusia sebagai rahmatan lil alamin. Islam dapat menjamin terwujudnya kebahagiaan dan kesejahteraan manakala ajarannya dijadikan sebagai pedoman hidup dan dilaksanakan secara konsisten serta konsekuen.
Oleh karena itu pelaksanaan dakwah dalam usahanya mendekatkan diri kepada Allah meliputi segala aspek yang sangat terkait antara satu dengan yang lain. Untuk itu, unsur penunjang kesuksesan sebuah dakwah harus terpenuhi.
Sebagai ahli hikmah dalam dakwahnya, da’i harus menguasai dasar-dasar dakwah atau rukun-rukun dakwah agar mampu berjalan dengan lancar dan tidak diragukan lagi fiqh tentang rukun–rukun dakwah dalam Al-Qur’an, Allah berfirman :
قُلْ هَذِهِ سَبِيْليِ أَدعُو اِلىَ اللهِ عَلىَ بَصِيْرَةِ اَنَا وَمِنَ اتَّبَعَنِ وَسُبْحَنَ اللهِ وَمَآ اَناَ مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ.
Artinya :
Katakanlah inilah jalan agamaku, aku dan orang-orang yang mengikuti mengajakmu kepada Allah dengan hujjah, maka maha suci Allah dan aku tiada termasuk orang-orang musyrik. (Q.S Yusuf: 108)
Ada beberapa rukun-rukun dakwah yang harus dipahami oleh para da’i sebagai penunjang suksesnya dakwah :
1.Subjek dakwah (da’i)
Seorang da’i wajib mengetahui hakekat dirinya, tugas-tugasnya, syarat-syaratnya, bekalnya dan akhlaknya. Untuk itu idealnya seorang da’i yang profesional memenuhi syarat sebagai berikut:
a) Syarat yang bersifat akidah
Para da’i harus yakin dengan agama Islam yang dianut, keimanan harus kuat mampu menyelaraskan antara ucapan dan perbuatan.
b) Syarat yang bersifat ibadah
Seorang da’i banyak memberi contoh dalam menjalankan ibadah, baik itu yang diwajibkan Allah atau yang disunahkan Allah.
c) Syarat yang bersifat ilmiah
Salah satu dengan menguasai ilmu agama, ilmu umum, cerdas serta intelektual serta mampu mengikuti arus perkembangan zaman.
d) Syarat yang bersifat akhlakul karimah
Syarat yang bersifat akhlakul karimah tidak hanya berkaitan dengan manusia (hablum minannas) tetapi juga (hablum minallah) sabar, syukur, tawakal, dan beribadah dengan mengharapkan ridho Allah .
e) Syarat yang bersifat jasmani
Sehat secara fisik ataupun mental, sebagai salah satu usaha untuk memperlancar kesuksesan dakwah.
f) Syarat kelancaran berbicara (retorika)
Seorang da’i harus berbicara dengan fasih serta bisa di terima dengan akal sehingga dengan bahasa yang dilontarkan bisa menyentuh perasaan si pendengar.
g) Syarat mujadalah
Seorang da’i harus bersemangat dalam berdakwah berjuang menegakkan agama Allah dengan mengharap ridhonya .
2) Objek sasaran dakwah
Mad’u adalah isim maf’ul dari da’a, berarti orang yang diajak, atau dikenakan perbuatan dakwah, laki-laki atau perempuan, tua atau muda semua manusia tanpa terkecuali. Bila dilihat kondisi masyarakat yang majemuk dengan karakteristik yang berbeda maka dituntut, penggunaan metode dan strategi dakwah yang efektif dan efisien. Untuk itu sasaran dakwah yang di lakukan kaum muslimin tidak dibatasi pada satu kaum saja melainkan rahmatan lil alamin.
Sementara Hamzah Ya’cub dalam buku Publisitik Islam mengemukakan sasaran dakwah sebagai berikut :
1. Umat rasional
Yaitu orang yang berfikir kritis, berpendidikan, berpengalaman serta terbiasa berfikir mendalam.
2. Umat tradisional
Yaitu orang yang mudah dipengaruhi oleh faham baru tanpa pertimbangan lebih dahulu, kemudian mengikutinya tanpa berfikir salah atau benar
3. Umat bertaklid
Yaitu orang yang fanatik buta dan berpegang pada tradisi yang turun-temurun dipandang benar tanpa diselidiki dahulu
3) Pesan dakwah
Pesan dakwah dalam hal ini pernyataan yang terdapat pada sumber atau bahan dalam mencapai tujuan dakwah. Sumber pokok yang dimaksud Al-Qur’an dan Hadis Rasulullah, berupa petunjuk, tuntunan dan hukum bagi kehidupan manusia. Menurut M. Natsir dalam Fiqh ad-Dakwah membagi pesan dakwah ke dalam tiga bagian :
1) Menyempurnakan hubungan manusia dengan khalik-nya hablumminallah atau mu’amalah ma’al khalik.
2) Menyempurnakan hubungan manusia dengan sesama manusia, hablumminannas atau mu’amalah ma’annas.
3) Mengadakan keseimbangan (tawazun) antara kedua itu dan mengaktifkan keduanya selaras dan seimbang .
4) Tujuan dakwah
Tujuan dakwah yang dilakukan da’i, mengajak manusia ke jalan Allah dan menyembah-Nya dengan tidak menyekutukan selain Allah. Menyeru kepada manusia mengindahkan seruan Allah dan rasul-Nya serta memenuhi panggilan-Nya untuk mendapatkan kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Dalam Al-Qur’an Allah berfirman :
يَاَيُّهَا النَّبىِ اِنَّا اَرْسَلْنكَ شاَهِدًا وَمُبَشِّرًا وَنَذِيْرًا وَدَاعِيًا اِلَى اللهِ بِاِذْنِهِ وَسِرَاجًا مُنِيْرًا
Artinya:
Hai Nabi, sesungguhnya kami mengutusmu untuk menjadi saksi dan pembawa kabar gembira dan pemberi peringatan ,dan untuk menjadi da’i (penyeru) kepada (agama) Allah dengan izin-Nya untuk menjadi cahaya yang menerangi (Al Azhab 45-46).
Aktivitas dakwah dari masa ke masa disatukan satu tujuan utama yaitu menyeru ke jalan Allah. Apabila tujuan dakwah selain Allah atau menyertakan tujuan-tujuan yang lain seperti tujuan duniawi dan segala bentuk kepentingan pribadi selain Allah adalah penyimpangan.
5) Metodologi dakwah
Secara umum metodologi dakwah merupakan interpretasi dari ayat-ayat dalam Al-Qur’an yang memuat prinsip-prinsip metode dakwah dalam menyeru dan mengajak manusia ke jalan Allah. Maka, penyampaian risalah dakwah kepada mad’u hendaknya disesuaikan dengan pemahaman dan pengalaman keagamaaannya. Maka, penyampaian dakwah dilakukan dengan hikmah sesuai dengan firman Allah surat An–Nahl ayat 125 :
a. Cara berdakwah dengan hikmah ditujukan kepada ahli pikir dan ahli ilmu yang kritis.
b. Cara berdakwah mawizhah hasanah ditujukan kepada mereka masih awam.
c. Cara berdakwah dengan mujadalah dengan sebaik-baiknya ditujukan kepada orang yang tingkat pemikirannya tidak dapat mencapai pada tingkat sebagai ahli pikir atau ahli yang matang ilmunya, namun juga tidak jatuh ke tingkat berfikir orang awam. tanpa terkecuali.
2. Tinjauan Umum Pengembangan Sumber Daya Manusia (da’I(
1. Pengembangan Sumber Daya Manusia (da’i)
Kata pengembangan berasal dari kata kembang, berkembang yang berarti menjadi besar, tersebar. Adapun pengembangan yaitu cara atau hasil yang mengembangkan. Terjadinya perkembangan menurut Herbert karena adanya unsur-unsur berasosiasi sebagai suatu simple atau unsur yang sedikit semakin lama semakin banyak dan komplek.
Jadi pengembangan merupakan suatu perubahan yang menunjukkan ke arah yang lebih besar dan lebih banyak. Hal ini disebabkan oleh dua unsur atau lebih yang saling berhubungan hingga kecil menjadi besar yang diusahakan oleh seorang atau kelompok dalam rangka mencapai tujuan tertentu.
Pengembangan atau pertumbuhan yang menggambarkan suatu proses tambahnya identitas meningkatnya kemampuan dan kapasitas untuk mempertahankannya, eksistensi, adaptasi terhadap lingkungan. Mewujudkan secara efektif, sehingga proses perkembangan berdasarkan pada teori :
1) Evolusionisme: menggambarkan perkembangan yang mengikuti jenjang tahap demi tahap menuju ke arah kemajuan (progresif), ke arah yang semakin sempurnna
2) Adaptasi: setiap perubahan yang senantiasa berusaha untuk menyesuaikan dengan perubahan lingkungan (mempunyai) kehendak untuk menciptakan struktur baru, bersifat inovasi dan modernisasi sehingga proses tersebut lebih kepada bentuk perkembangan.
Pengembangan yang dimaksud adalah jalannya proses suatu usaha yang dilaksanakan seorang atau kelompok untuk mencapai tujuan tertentu. Sedangkan Sumber daya manusia berarti segenap potensi manusia yang dapat di aktualisasikan untuk melakukan sesuatu dalam pemenuhan kebutuhan hidupnya. Dimana Pengembangan Sumber Daya Manusia merupakan suatu proses merencanakan pendidikan pelatihan dan pengelolaan tenaga / karyawan untuk mencapai suatu yang optimal. Jadi Pengembangan Sumber Daya manusia dalam organisasi dakwah, pada hakikatnya adalah upaya untuk merencanakan (planning) meningkatkan kemampuan dengan pendidikan dan pelatihan (education dan training) dan mengelola (managemen) penyampai dakwah (da’i) sehingga di peroleh produktivitas dakwah.
2. Bentuk Pengembangan Sumber Daya Manusia
Menurut Canadian Internasional Agency (CIDA) dimuat MC Whinney, kemudian dikutip Tadjudin Noer efendi mengemukakan bahwa :
Pengembangan menekankan sebagai alat (mens) mempunyai tujuan akhir dalam jangka pendek dapat diartikan sebagai pengembangan pendidikan dan pelatihan untuk memenuhi segala kebutuhan segera tenaga, ahli tehnik, kepemimpinan ,tenaga administrasi dan tenaga ini di tujukan pada kelompok sasaran untuk mempermudah mereka terlibat dalam sistem ekonomi di negeri ini.
Salah satu bentuk pengembangan sumber daya manusia meliputi pendidikan dan pelatihan (diklat) terutama dalam mengembangkan kemampuan intelektual dan kepribadian intelektual dan kepribadian manusia. Pendidikan (education) dalamm suatu organisasi adalah suatu proses pengembangan kemampuan kearah yang diinginkan oleh organisasi bersangkutan. Sedangkan pelatihan (training) merupakan bagian kemampuan / keterampilan khusus /sekelompok orang. Arah pendidikan di organisasi dakwah adalah untuk membentuk kredibilitas ,sedangkan pelatihan untuk mencapai kapabilitas bagi penyampai dakwah (da’i)
Pendidikan pada umumnya berhubungan dengan mempersiapkan calon da’i yang di perlukan oleh suatu organisasi dakwah, sedangkan latihan lebih berkaitan dengan peningkatan kemampuan /keterampilan kader dakwah yang sudah menduduki suatu pekerjaan tugas tertentu.
Pendidikan dan pelatihan dalam suatu organisasi dakwah sebagai upaya pengembangan sumber daya manusia (da’i) adalah suatu proses yang harus terus menerus untuk mengantisipasi perubahan – perubahan yang terjadi di luar organisasi dakwah. Adapun tahap-tahap dalam proses pendidikan dan pelatihan yang berkesinambungan adalah sebagai berikut:
1. Menganalisa kebutuhan pendidikan dan pelatihan
a) Analisis organisasi yang pada intinya menyangkut pertanyaan di mana atau bagaimana didalam suatu organisasi dakwah ada personil yang memerlukan pendidikan.
b) Analisis aktivitas,yang antara lain menjawab pertanyaan: apa yang harus diajarkan atau di berikan dalam diklat agar peserta mampu melakukan aktivitas secara efektif.
c) Analisis pribadi, yang menjawab pertanyaan: Siapa yang membutuhkan diklat dan bentuknya apa.Adanya penilaian dari masing-masing pribadi mengenai kemampuan dari tiap individu.
2. Menetapkan tujuan
Tujuan pendidikan dan pelatihan pada dasarnya adalah perumusan kemampuan yang diharapkan dari diklat tersebut. Karena tujuan diklat adalah perubahan perilaku (kemampuan), maka tujuan diklat di rumuskan dalam bentuk perilaku (behavior objectives). Misalnya setelah mengikuti diklat diharapkan peserta dapat melakukan ceramah secara benar. Sedangakan menurut Abdurrrahman Saleh Abdullah, klasifikasi tujuan pendidikan adalah:
a. Tujuan pendidikan jasmani (Ahdhaf al-Jismiah), yaitu mempersiapkan diri manusia sebagai pengemban tugas khalifah di bumi, melalui keterampilan- keterampilan fisik.
b. Tujuan pendidikan Ruhani (Ahdhaf al-Ruhaniyah), meningkatkan jiwa jiwa kesetiaan yang hanya kepada Allah dan melaksanakan moralitas islami yang diteladani oleh nabi SAW dengan berdasarkan cita-cita ideal dalam Al-Quran.
c. Tujuan pendidikan Akal (Ahdhaf al-Aqliyah),pengarahan intelegensia untuk menemukan kebenaran dan sebab-sebabnya tanda-tanda kekuasaan Allah dan menemukan pesan-pesan ayat yang membawa iman kepada Allah dan menemukan pesan-pesan ayat yang membawa iman kepada pencipta.
d. Pendidikan sosial (Ahdhaf al-Ijtima’iyah), guna membentuk kepribadian yang utuh dalam pengaktualisasian di masyarakat.
3. Pengembangan Materi
Dari tujuan–tujuan yang telah di rumuskan akan di ketahui kemampuan–kemampuan apa yang harus di berikan dalam diklat. Sehingga selanjutnya dapat diidentifikasi materi yang di berikan dalam diklat tersebut.
4. Evaluasi
Setelah berakhirnya diklat, dilakuakan evaluasi. Yang perlu dievaluasi adalah peoses penyelenggaraan diklat dan juga evaluasi terhadap hasil sejauh mana materi yang di berikan dapat di kuasai oleh peserta diklat.
3. Metodologi Pengembangan Sumber Daya Manusia
Dalam buku Pengembangan sumber daya manusia, Soekidjo Notoatmodjo mengemukakan bahwa pada garis besarnya ada dua macam metode yang di gunakan dalam mengembangkan sumber daya manusia yaitu:
a) Metode “Off The Job Site” (di luar kegiatan)
Pengembangan sumber daya manusia melalui diklat menggunakan metode ini berarti peserta didik keluar sementara dari kegiatannya, untuk mengikuti diklat. Pada umumnya metode ini mempunyai dua macam tehnik, yaitu :
a.1 Tehnik Presentasi Informasi
Yang dimaksud dengan tehnik ini adalah menyajikan informasi yang tujuannya mengintroduksikan pengetahuan, sikap, dan keterampilan baru kepada para paserta didik. Harapan akhir dari proses pengetahuan, sikap dan keterampilan peserta diadopsi oleh peserta diklat. Termasuk dalam tehnik ini antara lain : ceramah biasa, diskusi, tehnik pemodelan perilaku dan tehnik magang.
a.2 Tehnik Simulasi adalah peniruan karakteristik atau perilaku tertentu dari dunia riil sedemikian rupa sehingga, para peserta didik dapat merealisasikan seperti keadaan sebenarnya .
Metode-Metode simulasi ini mencakup: imulator alat -alat, studi kasus, permainan peran , tehnik di dalam keranjang.
b) Metode “On The Job Site” (Di dalam Kegiatan)
Pelatihan ini berbentuk penugasan peswerta didik baru kepada yang telahberpengalaman (senior). Hal ini berarti, kepada peserta didik yang sudah berpengalaman untuk membimbing atau megajarkan kepada yang baru .
Selanjutnya, Edwin B. Fillopo, mengemukakan ada empat metode dasar yang digunakan dalam Pengembangan sumber daya manusia melalui pelatihan, yaitu:
1) Pelatihan di tempat kerja (On The Job Training) keberhasilan pelatian tergantung para instruktur dalam menjelaskan seperangkat prosedur untuk melaksanakan tugas tertentu yang dikembangkan dari pengalaman dan penelitian.
2) Sekolah Vestibul
Yaitu sekolah yang dibentuk untuk mengatasi masalah pelatihan di tempat kerja untuk kebutuhan fungsional khusus untuk para eksekutif dibidang personel manajemen dalam pengembangan diri sampai proses produksi tertentu.
3) Magang
Dirancang untuk keterampilan yang lebih tinggi yang mengutamakan pengetahuan dalam pelaksanaan suatu keterampilan atau serangkaian pekerjaan yang sangat berhubungan.
4) Kursus-Kursus
Pelatihan ditujukan untuk megawasi keahlian dibidang tertentu, dilakukan dalam waktu yang singkat, menutamakan sistem yang pratis dan keberhasilannya memerlukan peran aktif peserta didik.
G. Metodologi Penelitian
Metode penelitian adalah suatu cara bertindak menurut sistem aturan atau tatanan yang bertujuan agar kegiatan praktis terlaksana secara rasional dan terarah sehingga dapat mencapai hasil yang optimal. Adapun langkah tersebut adalah:
1. Tipe penelitian
Penelitian ini adalah deskriptif yang menggambarkan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.
Penelitian ini bertujuan mengetahui proses pengembangan kualitas sumber daya da’i melalui peningkatan wawasan dakwah dan ketrampilan dakwah yang dilakukan Korps Dakwah Mahasiswa (KODAMA) di Krapyak Yogyakarta. Penulis berharap bisa menggambarkan secara lengkap tentang cara pengembangan sumber daya da’i dalam rangka meningkatkan kualitas dari kader da’i KODAMA .
a. Subjek penelitian
Subjek penelitian ini bisa ditentukan dengan memilih orang kunci (key person) untuk dijadikan informan dalam mengambil data lapangan. Maka yang menjadi subjek penelitian ini adalah mendataris KODAMA, pengurus, anggota, mantan anggota dan kader da’i KODAMA. Selain subjek yang telah ditetapkan di atas data dokumen seperti, buku, makalah, LPJ dan penulisan lainnya yang berkaitan dengan tema penelitian ini yang dijadikan sumber sekunder.
b. Objek penelitian
Objek penelitian yang dikaji dalam penelitian ini adalah pengembangan sumber daya da’i yang dilakukan oleh Korps Dakwah mahasiswa (KODAMA) melalui wawasan dakwah meliputi Latihan Fiqh dakwah (LAFIDA), Pengajian, Delegasi/ Pengutusan, Praktikum Dakwah. Sedangkan ketrampilan dakwah meliputi, keterampilan berbicara, keterampilan penggalian dana, keterampilan evaluasi dakwah.
2. Metode pengumpulan data
Tehnik yang dipakai dalam pengumpulan data-data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah :
a. Interview (wawancara)
Wawancara adalah pengumpulan data yang dilakukan melalui wawancara terhadap tokoh–tokoh yayasan KODAMA yang disajikan dalam bentuk pertanyaan–pertanyaan yang berkaitan tema yang diinginkan. Teknik interview yang dipakai dalam penelitian ini adalah interview bebas terpimpin. Menurut Sutrisno Hadi, dalam interview bebas terpimpin ini penginterview membawa kerangka pertanyaan (Frame Work of Question) untuk disajikan, tetapi bagaimana cara pertanyaan diajukan dari irama ( timing ) sama sekali diserahkan dalam kebijakan interviewer .
Wawancara dilakukan dengan tokoh-tokoh yang berhubungan langsung dengan KODAMA seperti : Bapak Mukhtar Salim, M.Ag selaku mendataris KODAMA, Saudara Mustajab selaku pengurus, Oos Mukhrosin selaku mantan KODAMA, Bapak Ali Nur Ssaidserta tokoh-tokoh yang pernah terlibat langsung di KODAMA.
b. Dokumentasi
Dokumentasi adalah suatu metode pengumpulan data di mana yang menjadi data adalah dokumen. Maka, pengumpulan data atau bahan yang diperlukan diperoleh dari beberapa keterangan yang dikutip dan disaring dari buku panduan kerja yayasan KODAMA, laporan pertanggung jawaban, makalah dan buku-buku penunjang lainnya.
c. Pengamatan (Observasi)
Pengamatan (observasi) adalah pengamatan yang khusus dan pencatatan yang sistematis yang ditujukan pada satu atau beberapa masalah dalam rangka penelitian dengan maksud untuk mendapatkan data yang diperlukan untuk memecahkan masalah yang dihadapi.
Observasi yang penulis gunakan adalah pengamatan secara tidak langsung. Hal ini disebabkan penulis tidak terlibat langsung dalam proses pengembangan. Metode ini digunakan untuk menghimpun data tentang situasi KODAMA, keadaan letak geografis, organisasi dakwah, keadaan pengurus serta kader da’i KODAMA.
3. Jenis data
a. Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari yayasan KODAMA dan dari sumber yang diwawancarai
b. Data sekunder yaitu semua informasi yang berkaitan dengan pengembangan KODAMA, baik berupa buku penunjang pendapat tokoh atau pendapat lain yang menunjang.
4. Analisis data
Dengan cara pengumpulan data di atas selanjutnya dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif, setelah data yang berkaitan dengan penelitian terkumpul kemudian disusun dan diklarifikasikan dengan menggunakan kata-kata sedemikian rupa untuk menggambarkan penelitian dengan menggunakan kerangka penelitian induktif. Berupa pengambilan data dari fakta-fakta atau peristiwa khusus menuju pada peristiwa yang lebih umum.
Maka, penelitian ini menguraikan tentang upaya pengembangan sumber daya da’i melalui peningkatan wawasan dakwah dan ketrampilan dakwah dalam meningkatkan kualitas sumber daya oleh Korps Dakwah Mahasiswa (KODAMA) di Krapyak Yogyakarta .
BAB II
GAMBARAN UMUM KODAMA
A. SEJARAH KODAMA
Pertarungan ideologi yang mengkhawatirkan pada tahun 60-an akhir, di tingkat nasional maupun internasional seperti komunis dan marxis sangat berpengaruh bagi umat Islam, serta kelangsungan negara kesatuan republik indonesia. Untuk membentengi masyarakat dari pengaruh paham–paham barat masyarakat pesantren dan kalangan pelajar mencoba berdakwah dalam rangka menanamkan nilai-nilai Islam. Diharapkan kegiatan dakwah yang ada bisa terorganisasi serta dapat memajukan kegiatan keagamaan dan upaya melakukan amar maruf nahi munkar.
Pelaksanaan dakwah dalam hal ini yang dilaksanakan korps dakwah mahasiswa (KODAMA) berusaha mengembangkan misi Islam untuk meraih kebahagiaan dunia akhirat. KODAMA kepanjangan dari Korps Dakwah mahasiswa berupa sebuah organisasi dakwah yang di kelola oleh mahasiswa, di Yogyakarta yang mempunyai komitmen moral maupun keilmuan untuk melakukan aktifitas dakwah di masyarakat di samping kewajiban menuntut ilmu di kampus. Berdomisili di dusun Krapyak, desa Panggungharjo, Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
Pusat kegiatan KODAMA yang terletak di dusun Krapyak Kulon desa Panggungharjo, tepatnya di sebelah selatan kota Yogyakarta. Daerah ini berbatasan:
1. Sebelah Utara : Kelurahan Jogokaryan
2. Sebelah Selatan : Pedusunan Glugo Janganan
3. Sebelah Timur : Pedusunan Krapyak Wetan
4. Sebelah Barat : Dusun Tegal Krapyak dan Dongkelan
Dalam proses pendiriannya KODAMA tidak lepas dari peran para ulama dan kalangan terpelajar seperti tokoh dari kalangan ulama antara lain : KH. Ali Maksum (mantan Rois Am Syuriah PBNU), KH. Warson Munawir, kalangan PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia), para santri Krapyak serta mahasiswa.
Kelahiran KODAMA merupakan tuntutan dan dinamika sejarah yang mengharuskan umat Islam maju dan berkembang dalam berdakwah. Untuk itu kelahiran serta perkembangannya di masyarakat terjadi beberapa tahap :
Pertama: 5 Mei 1968 ,lahirnya KODAMA tidak terlepas dari 30 S/ PKI yang berimplementasi pada pelaksanaan dakwah Islam dengan tantangan :
a) Serangan faham atheisme kepada kaum muslimin, setelah kegagalan PKI pada tahun 1965, para pendukung PKI menyadari kekeliruannya dan ingin kembali pada kebenaran Islam.
b) Semakin marak kristenisasi di mana-mana, baik karena memanfaatkan kemiskinan, atau sisa PKI yang kembali pada Islam.
c) makin banyak praktek yang menjurus pada kemusyrikan seperti : takhayul, khurafat, dan lain-lain.
d) Pada tahap ini permulaan berdirinya KODAMA sebagai organisasi dakwah, dalam usahanya mengorganisir dan memanfaatkan potensi para da’i dalam suatu wadah serta meletakkan paradigma dakwah dalam masyarakat awam dalam pemahaman keagamaan
Kedua : 4 Mei 1982, berupa badan hukum, yaitu Yayasan KODAMA. Sesuai hasil keputusan musyawarah anggota XIV di gedung Muslimat Krapyak Kulon. Selanjutnya membentuk Tim Lima yang terdiri dari A. Zuhdi Muhdlor sebagai ketua tim dengan para anggota Drs. Ashari Abta (Yogyakarta) Mustofa Hisyam BA (Jember), M. Munandar Muslich (Rembang), Muslich Ibrahim Sm HK, (Rembang) lima orang tersebut berkonsultasi dengan pengurus periode 1982-1983. Serta penandatanganan di lakukan di rumah Ahmad Asrofi Krapyak Kulon, antara lain (1) H.M. Hasbullah Bc, Hk (2) Muslich, (3) Drs. Asyhari Abdullah Thamrin, (4) M. Munawar Muslich, (5) Ibrahim, (6) Suharto Djuari, (7) Drs. Mustofa Hisyam, BA (8) M. Muhtar Yahya, (9) M. Muslim, BA. Mereka inilah yang di sebut pendiri KODAMA. Di rumah bapak Asrofi pada tanggal 4 Maret 1982 sekaligus menandatangani akte penyerahan tanah wakaf dari bapak Wardani Muhadi kepada yayasan KODAMA seluas 100 m2 berjumlah 200 m2 .
Tahap ketiga 1994–2000 bahkan sampai sekarang merupakan fase perubahan pola/paradigma gerakan dakwah ke arah pemberdayaan pendampingan masyarakat agar masyarakat mempunyai kemampuan dalam melakukan aktifitasnya. Di mana KODAMA berusaha mencari format dan strategi dakwah yang ideal bagi masyarakat dalam melaksanakan amar maruf nahi mungkar.
Maka, lahirnya KODAMA sebagai gerakan dakwah di tengah–tengah masyarakat dalam menanamkan nilai-nilai Islam dipengaruhi beberapa faktor, internal maupun eksternal.
Faktor internal antara lain:
a) Masih banyak umat Islam yang belum tahu tentang ajaran Islam. Kegiatan dakwah KODAMA diharapkan mampu menjalankan syariat Islam secara benar.
b) Kondisi masyarakat yang terbelakang ekonomi sosial–budaya serta pendidikan.
Faktor Eksternal :
a) Penganut paham (komunis–marxis) yang kembali memeluk Islam sehingga membutuhkan bimbingan dan perhatian.
b) Masalah kebudayaan serta paham yang menjurus pada kemusyrikan.
c) Kurang perhatian umat Islam terhadap pengembangan dakwah Islam
Pada mulanya KODAMA berada di bawah wewenang dari pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Rayon Krapyak yang masih beranggotakan 12 orang dengan ketua Munawwir Abdul Fatah sebagai mandataris pertama periode 1966-1968. Salah satu bentuk program kerja yaitu pengabdian kepada masyarakat berupa dakwah Islamiyah yang menjadi prioritas utama di tubuh PMII, namun pada pelaksanaannya kurang efektif. Pada waktu yang sama ketika sahabat Amirin Aftaris sebagai ketua mandataris maka tanggal 5 Mei 1968 berdirilah KODAMA yang tidak bisa di pisahkan dari situasi bangsa indonesia dari pengkhianatan G30S/PKI. Menginjak pada periode VI KODAMA mengalami ujian dimana PMII Krapyak Yogyakarta sebagai induk organisasi dibubarkan, yang kemudian anggota PMII berpindah di dekat kampus IAIN (UIN) Sunan Kalijaga. Maka secara hukum keberadaan KODAMA terombang ambing di salah satu sisi kepengurusan KODAMA masih berinduk dengan PMII (kepengurusan KODAMA dengan PMII masih menjadi satu yang di kelola pondok pesantren Krapyak) di lain pihak KODAMA berpacu terus dalam rangka dakwah di masyarakat di mana sudah memiliki 17 desa binaan. Melihat realitas yang ada berdirinya KODAMA merupakan tonggak sejarah pergerakan dakwah yang di kelola secara independen dalam rangka melaksanakan amar maruf nahi mungkar.
B. Maksud dan Tujuan KODAMA
KODAMA sebagai media dakwah berusaha mensyiarkan Islam secara kaffah berdasarkan pada anggaran dasar atau anggaran rumah tangga KODAMA didirikan pada hari kamis, malam Jumat tanggal 9 Jumadil Ula 1402 H atau tanggal 4 Maret 1982 (Bab 1 Pasal 2). Berazaskan Pancasila (Bab II, pasal 4) berakidah Islam menurut paham Ahlussunah Wa al-Jama’ah (Pasal 5).
Maksud dan Tujuan KODAMA berdasarkan AD/ART (BAB 1 pasal 6) antara lain :
a) Ikut berpartisipasi dalam Pembangunan nasional, dengan mewujudkan masyarakat muslim yang Islami dan memiliki wawasan serta kemampuan yang integral.
b) Ikut serta dalam mewujudkan kehidupan masyarakat yang adil makmur dan sejahtera lahir batin, dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
KODAMA merupakan organisasi yang bergerak dalam bidang dakwah merasa terpanggil melaksanakan amar maruf nahi munkar, dalam upaya menciptakan kebahagiaan dunia akhirat sesuai dengan syariat Islam. Diharapkan keberadaan KODAMA memberikan kontribusi bagi pengembangan dakwah khususnya bagi munculnya da’i sebagai sarana regenerasi dakwah Islam. Maka tujuan KODAMA sebagaimana tertera dalam AD/ART teruraikan sebagai berikut :
1. Mendorong terwujudnya sumber daya manusia yang terampil dan berkualitas berasaskan kemandirian.
2. Mengembangkan wawasan inklusif dalam kehidupan beragama dengan senantiasa mengedepankan unsur kebijaksanaan (hikmah) guna menciptakan tatanan masyarakat yang harmonis.
3. Memperkaya basis teologis (akidah) kepada kelompok dampingan khususnya generasi muda dengan mengutamakan sikap dialogis.
Sesuai dengan misi dakwah yaitu amar ma’ruf nahi munkar KODAMA berusaha mensiarkan dakwah Islam dalam rangka menciptakan kebahagiaan dunia dan akhirat. Sehingga Islam sebagai Rahmatal lilalamin bisa membumikan ajaran-ajarannya dengan perantara da’i sebagai khalifah di muka bumi. Salah satu usaha KODAMA dalam menjembatani antara kebutuhan rohani masyarakat dengan agama salah satunya dengan memfungsikan diri sebagai berikut :
1. Media komunikasi bagi para pelaku dakwah sehingga mempermudah adanya sharing informasi dan selanjutnya merumuskan dalam tindakan konkret yang bermanfaat bagi kehidupan masyarakat.
2. Sarana kreatifitas bagi perkembangan, gagasan, problematika dan transformasi yang ada kaitannya dengan nilai-nilai Islam. Kemudian secara maksimal diimplementasikan dalam suatu kegiatan nyata yang bersifat konstruktif untuk masyarakat.
3. Memberikan jasa pelayanan kepada masyarakat di bidang pembinaan mental spiritual, pendidikan ketrampilan luar sekolah dan berbagai pelatihan yang berkaitan dengan sumber daya manusia.
Pelayanan yang diberikan KODAMA semata-mata untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan bimbingan rohani yang selama ini digeluti oleh KODAMA. Adapun bentuk teknisnya bermacam–macam sesuai dengan keinginan masyarakat. Dengan demikian KODAMA sebagai lembaga dakwah memberikan layanan terbaik yang bisa diakses oleh segala lapisan masyarakat.
Keberadaan KODAMA sangat strategis karena masih berada di sekitar pondok pesantren, hal ini memungkinkan bagi pengembangan KODAMA baik dari sisi lingkungan masyarakat yang sangat agamis sekaligus para santriwan-santriwati anggota KODAMA sebagai kader da’i. Hal ini terlihat pada letak lokasi sekretariat KODAMA bertempat di dusun Krapyak, Desa Panggungharjo, Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Tepatnya di jalan KH Ali Maksum depan rumah sakit khusus bedah Patmasuri atau sekitar 400 m selatan pondok pesantren Krapyak Yogyakarta dan 200 m sebelah utara ring road selatan.
C. Struktur Organisasi KODAMA
Untuk memperlancar jalannya proses aktifitas dakwah maka dibentuklah struktur organisasi yang terdiri dari pembimbing, dewan penasehat, pengurus sebagai tim pelaksana program KODAMA, sesuai dengan AD (BAB VIII Pasal 11) yaitu:
1. Kepengurusan yayasan KODAMA terdiri dari :
a. Dewan Penasehat
b. Pengurus Yayasan
2. Ketentuan-ketentuan mengenai kepengurusan di atur dalam Anggaran Rumah Tangga.
3. Masa jabatan kepengurusan yayasan KODAMA di tentukan setiap 2 (dua) tahun dan anggotanya dapat di pilih kembali.
Melihat dari realita yang ada, pembentukan tim kerja dalam melaksanakan aktivitas KODAMA berdakwah di masyarakat, yang senantiasa memberikan pelayanan dakwah untuk kebahagiaan masyarakat di dunia dan akhirat. Berbagai persiapan di lakukan untuk mensukseskan gerakan dakwah diantaranya mencermati dinamika kekuatan, kelemahan ancaman dan peluang yang akan di hadapi. Maka pelaksanaan organisasi dakwah memiliki sebuah kepengurusan yang bertanggung jawab secara langsung terhadap aktifitas yang di lakukan .Keberadaan KODAMA dalam rutinitas kegiatan dakwah, di mana sudah berjalan beberapa periode kepengurusan di mulai pada 1982 hingga sekarang sudah berlangsung selama 9 kali kepengurusan antara lain :
1. Periode pertama (1982-1986) di pimpin oleh Drs. KH. M. Hasbullah
2. Periode kedua (1985-1988) di pimpin oleh Drs KH.Munawwir AF
3. Periode ke tiga (1987-1990) di pimpin oleh Drs KH Ashari Abta
4. Periode ke empat (1990-1992) di pimpin oleh Drs KH Ashari Abta
5. Periode ke lima (1992-1994) di pimpin oleh Drs HA.Zuhdi Muhdlor M Hum.
6. Periode ke enam (1994-1995) di pimpin oleh H.A Taufiqurrahman, SAg
7. Periode ke tujuh (1995-1997) di pimpin oleh HA.Taufiqurrohman ,SAg
8. Periode ke delapan (1997-1999) di pimpin oleh Wahib Hamdan
9. Periode ke sembilan (1999 –2001) di pimpin oleh Zainal Abidin EP, S.Pil
10. Periode ke sepuluh (2001-2004) dipimpin oleh Beni Susanto
11. Periode ke sebelas (2004-2006) di pimpin oleh Mukhtar Salim MAg
STRUKTUR ORGANISASI KODAMA
Pelindung / Penasehat :
Drs. KH. Ashari Abta (Koordinator)
Drs. KH Munawwir AF (Anggota)
Drs.KH.Hendry Sutopo (Anggota)
.Drs.A. Zuhdi Muhdlor (Anggota)
Drs.H Muslani Nurhadi (Anggota)
H.M Wasilan (Anggota)
Dewan Pembina :
Drs. Soeharto Juwairi (Koordinator)
Drs. Miftahul munir .MM (Anggota)
Drs. Taufik Damasi (Anggota)
Drs. Anwar Hamid (Anggota)
Drs. Ir .Amin Fauzan (Anggota)
Drs.Taufiqurrohman, SAg (Anggota)
Beni Susanto .SAg (Anggota)
Dewan Pengawas
Drs Saifuddin Jufri (Koordinator)
Drs M.Makhrus (Anggota)
Drs Mukhlas Abdullah (Anggota)
Nunut Rubianto ,Se.Apt (Anggota)
Junaidi Imfat SE (Anggota)
Mandataris Mukhtar Salim MAg
Sekretaris M. Makhsun
Asisten sekretaris Mustajab
Bendahara Mashurori ,S.Hi
Asisten bendahara A.Sirojidin Abbas
Staf-staf
a. Staf ahli pengkaderan
1. Ust. Taufiq Ahmad
2. A. Mustaqim, M Ag
b. Staf Kesekretariatan
1. Iman Saliman
2. Rusydiantoro
c. Staf Kebendaharaan
1. Arif Kurniawan
2. Andri Nurrahman
Divisi-Divisi
a. Pembinaan dan Optimalisasi KSU
1. Departemen Bank Da’i
1) Azhar Nashir 3) Idris
2) Yusuf Efendi
2. Departemen Pendidikan Anak dan remaja
1) Bashori 4) Nurrohmah
2) Nur Hidayati Akhmad 5) M.Khamdi
3) Wahyu Winarsih 6) Istiarni
3. Departemen Pengajian Umum dan Orang tua
1) Purwanto 3) Miski Anwari
2) A. Dimyati
b. Divisi Pengkaderan dan Pembinaan Anggota
1. Departemen Pendataan dan Rekrutmen Da’i
1) Hayatul Islami 3) Cucu Subaedah
2) Miftahul Jannah 4) Amirotul Azizah
2. Departemen Peningkatan Kualitas Da’i
1) M..Duha Ghufron 3) Jumirah
2) Jajang 4) Fikri Ilham
c. Divisi Pengembangan Jaringan
1) M. Fuad Hasan 4) Gianu
2) Ahsan 5) Zayadi
3) Abdul Muin
d. Divisi Kekaryaan
1) M.Khamidun 5) Safitri Citra Putri
2) Yani 6) Wiwin Argianti
3) Sutejo 7) Wahyudin
4) Sulhah Nurullaili 8) Lili Ganawati
D. Program Kerja KODAMA
1. Aktivitas KODAMA
Dalam rangka pengembangan dakwah, KODAMA berusaha membina sumber daya manusia yang ada, melalui kegiatan-kegiatan yang positif dalam mencapai tujuan yang ingin dicapai. Untuk itu berbagai terobosan baru di laksanakan dalam menghadapi tantangan zaman yang semakin global. Maka aktivitas keagamaan dilaksanakan dalam upaya mengembangkan sumber daya da’i sebagai sarana penyaluran bakat dan minat antara lain:
2. Divisi Pengkaderan dan Pembinaan anggota
Menurut Notoatmojo pendidikan dan pelatihan merupakan upaya untuk mengembangkan sumber daya manusia, terutama untuk pengembangan aspek kemampuan intelektual dan kepribadian manusia. Dengan demikian program pendidikan dan pelatihan memberikan kontribusi yang sangat besar bagi peningkatan kerja organisasi. Kegiatan yang berhubungan langsung dengan aktivitas pendidikan dalam upaya mengembangkan pengetahuan, wawasan, sebagai penunjang kualitas sumber daya manusia (para kader). Sumber daya para kader dalam hal ini potensi, yang di miliki sangat beraneka ragam, maka dalam upaya mengembangkan bakat dan minat dari masing-masing kader dakwah, KODAMA berusaha menyalurkan dalam bentuk pelatihan.
Upaya pengembangan sumber daya da’i melalui pendidikan dan pelatihan sebagai salah satu usaha KODAMA, dalam meningkatkan kemampuan para kader supaya lebih kreatif, inovatif serta lebih produktif.
3. Divisi Pembinaan dan optimalisasi KSU
Pelaksanaan kegiatan yang di lakukan para kader da’i dalam upaya pengabdian dan kepedulian terhadap masyarakat. Kegiatan yang dilaksanakan para kader dakwah dalam usaha peningkatan intelektual serta wacana keagamaan dalam bentuk kajian, diskusi dialog yang berkaitan dengan isu perkembangan terkini merupakan suatu bentuk pesponsi terhadap perkembangan zaman yang semakin maju. Dampak dari kemajuan zaman yang terus berkembang diiringi perubahan teknologi yang serba canggih terhadap perkembangan agama membutuhkan jawaban tersendiri, bagi proses jalannya dakwah. Dimana misi amar ma’ruf nahi mungkar harus tetap exis dalam menegakkan syariat Islam.
Salah satu peran KODAMA dalam melaksanakan dakwah di masyarakat yaitu dengan pengajian, pengadaan TPA / Madrasah Diniyyah, diskusi rohani warga kampung dll Melalui program yang ada pengembangan keagamaan, terutama pada masyarakat yang masih awam mampu memberikan siraman rohani bagi kebahagiaan hidup di dunia serta akhirat.
4. Divisi Kekaryaan
Dalam mengembangkan bakat dan minat dari da’i KODAMA divisi kekaryaan mewadahi para anggotanya yang ingin berkretivitas. Bentuk kreatifitas yang tersalurkan selain untuk pengembangan potensi diri, bernilai provit bagi KODAMA. Salah satu diantaranya bimbingan baca Al-Qur’an juga melayani bimbingan skripsi serta kegiatan kekayaan lainnya. KODAMA dalam mengembangkan potensi dari anggota tidak hanya berkutat pada dataran dakwah tetapi sekaligus bakat dan minat sebagai perwujudan dakwah yang transpormatif.
5. Divisi Pengembangan Jaringan
Pelaksanaan dakwah untuk mencapai hasil yang maksimal, salah satunya dengan tersedianya dana bagi aspek penunjang penyelenggaraan kegiatan. Salah satu usaha pembiayaan kegiatan (Fundraising) melalui kerjasama LSM serta sumbangan donatur tetap yang dikelola KODAMA. Maka KODAMA juga berperan tidak hanya berkutat pada masalah keagamaan, tetapi juga masalah pemberdayaan perekonomian sebagai modal penyelenggaraan aktivitas dakwah. Adanya kegiatan dakwah yang terorganisir didukung dengan kemampuan finansial, di harapkan dapat menunjang kesuksesan KODAMA dalam upaya dakwah Islamiyah untuk mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Terpenuhinya kebutuhan finansial membuktikan kegiatan dakwah akan semakin maju dan terus berkembang dengan ditunjang dengan perekonomian yang mapan. Jaringan kerja sama KODAMA dengan beberapa LSM di maksudkan untuk memperkokoh jalinan tali silaturahmi sesama muslim serta pemberdayaan finansial sebagai upaya peningkatan kualitas kesejahteraan organisasi dalam berdakwah di masyarakat.
Jadi pengembangan KODAMA dalam melaksanakan aktivitas di masyarakat meliputi berbagai aspek kehidupan. Untuk itu pembagian tiap-tiap divisi sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya secara efektif dan efisien, serta didukung melalui faktor internal dan eksternal.
Faktor internal:
KODAMA sebagai organisasi kader dakwah yang berusaha menciptakan kader-kader da’i, mempunyai keilmuan yang kuat dan wawasan yang luas terhadap kemajuan umat. Salah satunya dengan melakukan pelatihan serta diskusi dan kajian sebagai bentuk dari usaha pengembangan sumber daya da’i. Di mana KODAMA berusaha menggali potensi para kader untuk terus maju dan berkembang.
Faktor eksternal:
KODAMA berusaha merealisasikan misinya dengan menerjunkan kader dakwahnya terjun ke masyarakat untuk melaksanakan aktivitas dakwah dalam upaya pemberdayaan dan pendampingan kepada masyarakat.
Jadi peran masing-masing divisi dalam pelaksanaan pengembangan masyarakat meliputi aktivitas internal di kalangan da’i dan pengurus sekaligus secara eksternal berusaha mengabdikan diri dalam mengamalkan ilmunya bagi kemajuan dan kemaslahatan masyarakat.
6. Frekuensi Kegiatan KODAMA
Program kerja KODAMA selama satu periode kepengurusan yang di pimpin langsung oleh mendataris KODAMA dibantu staf pengurus. Adapun agenda kerja yang dilaksanakan disesuaikan dengan kebutuhan mad’u di masyarakat. Jadi rentang waktu antara satu kegiatan dengan kegiatan lain tidak sama. Mengingat program kerja yang bersifat insidental di sesuaikan partisipasi da’i KODAMA dalam melaksanakan tugas, maka aktifitas KODAMA sendiri bersifat:
a.) Harian
Penyelenggaraan ustad/ustadhah TPA yang diterjunkan ke berbgai daerah /wilayah KSU untuk mengajar anak-anak belajar membaca dan menulis Al-Qur’an.
b) Mingguan
Mengisi khotbah jum’at pada daerah-daerah yang meminta da’i KODAMA sekaligus mengisi acara pengajian.
c) Bulanan
Mengadakan Latihan Fiqh Dakwah yang dilakukan 6 bulan sekali / lebih merekrut merekrut anggota menjadi da’i KODAMA sekaligus melakukan rapat koordinasi dari masing-masing divisi.
d) Tahunan
Program Kegiatan Romadhon merupakan aktivitas KODAMA tiap tahun yang menerjunkan da’i ke wilayah KSU dimulai dari mengisi ta’jilan imam tarawih sekaligus tadarus Al-Qur’an serta melaksanakan LPJ kepengurusan yang dilaksanakan 2 tahun sekali.
E. Keanggotaan KODAMA
1. Anggota KODAMA
Korps dakwah mahasiswa (KODAMA) merupakan sarana aktualisasi dari mahasiswa dalam mengembangkan keilmuannya. Untuk itu KODAMA berusaha mewadahi kreatifitas dari mahasiswa untuk mengembangkan bakat dan kreatifitasnya dalam berdakwah. Kader da’i yang notabenenya santri Krapyak sekaligus mahasiswa dari beberapa perguruan tinggi seperti : UIN, UMY, UNY, UCY, UII, UST, AKAKOM, Stiekers dll. Serta tidak ketinggalan warga masyarakat yang peduli terhadap kegiatan dakwah di masyarakat .Maka sumber daya da’i KODAMA sangat potensial bagi pengembangan dakwah di masyarakat di lihat dari segi:
1. Kuantitas : Banyaknya kader da’i yang berasal dari pesantren di wilayah krapyak di mana berusaha mengembangkan bakat dan potensinya dalam hal berdakwah demi kepentingan masyarakat untuk kebahagiaan dunia dan akhirat
2. Kualitas : Kader da’i yang notabenenya santri krapyak di mana sudah mendalami tentang ilmu agama (fiqih, hadis, tarikh dll) sekaligus ilmu umum sebagai penunjang dakwah yang di peroleh dari bangku perkuliahan dari masing-masing kader da’i.
Tabel 1
Pendidikan Da’i KODAMA
NAMA ALAMAT PENDIDIKAN
Mukhlisin PP. AL-Munawwir UGM
Wawan PP. AL-Munawwir MA. AL-Munawwir
Syamsudin PP. AL-Munawwir UII
Siti Alfiah Bantul UNY
Muhadi PP. AL-Munnawwir UGY
Aslani Yussuf PP. AL-Munawwir Akademi Peternakan Brahma putra,
Mukhlasin PP. AL-Munawwir ABA
Lasija Bantul UMY
Supriyadi PP. AL-Munawwir STIEKers
Mufadil PP. Wahid Hasyim Man Tarbiyah SUKA
A.Nur Chosin Bantul Alumi UNDIP
Sarbon Bantul UPN
Darnawi PP. ALMunawwir UST
Mukhlisin PP. AL-Munawwir UNPROK
Choirudin PP. AL-Munawwir AKAKOM
Mustajab Sekretariat KODAMA UIN
Sebagai organisasi gerakan dakwah, KODAMA mempunyai potensi yang sangat besar untuk berkembang .hal ini membuktikan keberadaan dakwah KODAMA mendapat dukungan partisipasi yang sangat besar dari para kaum santri sekaligus masyarakat secara umum, dalam melaksanakan amar maruf nahi munkar.
Organisasi dakwah KODAMA terbuka luas bagi siapa saja yang berminat terjun ke medan dakwah. Para kader tidak hanya dari mahasiswa bahkan anggota masyarakatpun bisa mengikuti kegiatan ini .Untuk menjadi anggota KODAMA sesuai dengan anggaran dasar KODAMA (BAB VII pasal 10), yaitu :
a) Anggota yayasan KODAMA adalah warga negara indonesia yang beragama Islam dan menyatakan sanggup menaati anggaran dasar dan anggaran rumah tangga yayasan KODAMA, dapat di terima menjadi anggota yayasan.
b) Anggota yayasan KODAMA terdiri dari :
1. Anggota kehormatan
2. Anggota biasa
c) Ketentuan mengenai hak dan kewajiban anggota dan lain-lain di atur dalam anggaran rumah tangga
Selanjutnya, untuk menjadi anggota KODAMA mendaftar lebih dahulu kemudian mengikuti training bagi para kader KODAMA sebagai syarat awal pembekalan keilmuan dasar yang harus dijalani. Pada tahap selanjutnya melakukan heregestrasi anggota dimana di laksanakan pada awal periode.
Keikutsertaan menjadi anggota KODAMA maka dengan sendirinya, wajib menaati AD/ART sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Adapun hak dan kewajiban anggota yayasan KODAMA diatur dalam (BAB III PASAL 5 dan 6) antara lain:
Kewajiban anggota yayasan KODAMA adalah :
1. Tunduk dan patuh kepada anggaran dasar dan anggaran rumah tangga dan semua peraturan yang ditetapkan oleh pengurus yayasan
2. Mendukung, membantu segala langkah usaha yayasan KODAMA serta bertanggung jawab atas segala sesuatu yang diamanatkan kepadanya
3. Menjunjung tinggi dan menjaga nama baik yayasan
4. memupuk dan memelihara ukhuwah islamiah .
Sesuai dengan peraturan yang ada, maka anggota KODAMA wajib menaati segala bentuk tata-tertib yang ditetapkan sebagai bukti loyalitasnya terhadap gerakan dakwah KODAMA. Maka segala peraturan harus ditaati, sesuai dengan undang-undang yang berlaku. Selain kewajiban yang harus dijalankan oleh anggota yayasan KODAMA maka hak yang di terima antara lain:
1. Menghadiri musyawarah/rapat, mengemukakan pendapat, mengajukan usul dan saran
2. Memilih dan di pilih menjadi pengurus atau menduduki jabatan lain yang dipercayakan kepadanya
3. Mengikuti kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan oleh yayasan menggunakan fasilitas yayasan yang ketentuannya diatur dengan peraturan tersendiri.
Sesuai dengan hak dan tanggung jawab anggota KODAMA yang tertera dalam Anggaran Dasar maka, semua anggota tidak diperkenankan melanggar aturan yang berlaku, apalagi melakukan perbuatan yang bisa mencemarkan nama baik KODAMA. Konsekuensi dari pelanggaran yang di lakukan bagi anggota KODAMA, maka seorang anggota bisa diberhentikan secara tidak hormat jika tidak menaati AD/ART yang berlaku. Sedangkan keanggotaan KODAMA dinyatakan berhenti sesuai (AD Pasal I Ayat 4) yaitu apabila:
1. Meninggal dunia
2. Atas permintaan sendiri
3. Tidak memenuhi syarat administratif yang telah di tentukan oleh yayasan KODAMA
4. Diberhentikan oleh pengurus yayasan dengan alasan yang dapat dibenarkan .
Berdasarkan undang-undang yang berlaku selain hak dan kewajiban sebagai anggota KODAMA, maka manusia sebagai khalifah di muka bumi berkewajiban melaksanakan amar maruf nahi mungkar. Peraturan yang ditetapkan KODAMA berusaha mewadahi aktivitas gerakan dakwah dalam hal ini, menegakkan syariat Islam sebagai rahmatal lil alamin. Konsep dakwah yang diterapkan KODAMA yaitu dakwah transpormatif, mencakup seluruh aspek kehidupan masyarakat. Sebagai salah satu kepedulian KODAMA terhadap pendampingan keagamaan di masyarakat maka, maka kader–kader da’i KODAMA di bentuk sedemikian mungkin sebagai delegasi pencerah rohani. Dalam hal ini KODAMA berusaha menata ulang tatanan konsep dakwah transpormatif yang di mulai dengan anggota yang nanti di harapkan sebagai pionir gerakan dakwah di masyarakat, yang ditanamkan KODAMA sedini mungkin .
2. Rekrutmen Anggota
Pelaksanaan rekrutmen anggota mulai dari pendaftaran yang dilakukan seminggu sebelum pelaksanaan pelatihan. Biasanya ada panitia tersendiri yang mengurusi dari mulai pendaftaran sampai pembagian sertifikat. Anggota yang ingin menjadi anggota KODAMA terlebih dahulu mendaftar langsung ke KODAMA/kontak pengurus jarak jauh. Setelah pendaftaran maka diwajibkan mengikuti pelatihan (2-3 hari/sesuai ketetapan panitia pelaksana).
a. Tujuan:
1) Mempersiapkan kader da’i yang berkualitas dan mempunyai dan komitmen terhadap dakwah Islamiah .
2) Aplikasi nilai-nilai keIslam dalam kehidupan bermasyarakat.
Pelaksanaan kegiatan KODAMA dalam menentukan kegiatan dakwah tidak terlepas dari tujuan yang di rencanakan. Upaya pencapaian tujuan dari setiap kegiatan sebagai tolak ukur dari keberhasilan dari target yang ingin di capai
b. Target yang ingin dicapai :
1) Kuantitas : Tersedianya kader da’i yang profesional sebanyak 30-50 setiap kali diadakan perekrutan anggota baru.
2) Kualitas : Memunculkan da’i yang beriman, bertakwa, berpengetahuan luas, serta memiliki cakrawala pemikiran yang modern dan mampu menyelesaikan problematika umat.
Sesuai dengan target KODAMA dalam mengembangkan kualitas sumber daya da’i, profil da’i yang profesional berusaha di kader KODAMA dalam memenuhi permintaaan masyarakat akan tenaga da’i sebagai pendamping KSU
3. Sasaran rekrutmen:
a. Pelajar : Siswa/Siswi SMU yang berminat menjadi ustad/ustadah TPA, serta da’i KODAMA
b. Mahasiswa : Berbagai mahasiswa di sekitar wilayah KODAMA yang ingin berpartisipasi terhadap kegiatan dakwah di masyaraka/aktivis ROHIS.
c. Santri : Pengembangan keilmuan bagi para santri yang di peroleh selama mondok di pesantren/transpormasi keilmuan pesantren.
d. Masyarakat : Pelaksanaan amar maruf nahi mungkar oleh masyarakat dalam melaksanakan kegiatan dakwah.
e. Warga KSU : Pengembangan pengetahuan agama dalam upaya pemberdayaan dari segi rohani.
Dilihat dari wilayah geografis KODAMA yang cukup strategis kebutuhan akan sumber daya manusia sebagai kader da’i sangat potensial. Namun pada kenyataannya sumber daya da’i yang ada di KODAMA di dominasi dari kalangan santri sekaligus mahasiswa yang berdomisili di pondok.
4. Upaya perekrutan
Sarana sosialisasi KODAMA kepada khalayak ramai merupakan alternatif pengembangan KODAMA dalam upaya penjaringan da’i. Opimalisasi da’i dalam dakwah di mulai dengan rasa keingin tahuan masyarakat akan aktivitas KODAMA. Untuk itu sebagai ajang promosi upaya perekrutan da’i di lakukan dengan cara :
a. Pamflet /Brosur
Penempelan pamflet pada lokasi-lokasi strategis yang mudah di baca oleh umum/pembagian brosur, sebagai sarana informasi sekaligus promosi
b. Korespondensi
Menghubungi lembaga, daerah dampingan (KSU), serta pihak-pihak yang mempunyai semangat dakwah untuk bergabung dalam KODAMA.
F. Sarana dan Prasarana KODAMA
Aktifitas gerakan dakwah akan berhasil mana kala ditunjang dengan sarana dan prasarana yang mendukung. Maka perlengkapan yang diperlukan harus memada’i dalam rangka mensukseskan gerakan dakwah .Untuk itu berbagai sarana yang ada di sediakan KODAMA antara lain :
a) Kantor KODAMA pusat dan sebuah masjid di atas tanah berukuran
b) KODAMA TRAINING CENTER, sebagai tempat untuk penyelenggaraan training kegiatan KODAMA
c) Perpustakaan dengan koleksi buku 2.345 terdiri dari buku umum dan buku agama
d) 1 buah komputer
e) 6 Buah meja tulis
f) 20 kursi lipat , 5 buah kursi duduk
g) 3 almari arsip
h) 2 buah mesin ketik
i) 1 buah jam dinding
j) 1 buah kamera
k) 13 buah alat samroh
l) 14 buah gelas kecil
m) 1 buah peta Panggung Harjo
n) 1 buah badan organisasi
o) 1 buah begron berwarna merah hati berukuran 2X5 M
p) 1 buah sumur, tempat wudhu, dan kamar mandi
q) 1 buah mesin pompa air merek sanyo
r) 1 buah sound system
s) 2 papan pengumuman dan 2 papan tulis
G. Sumber Keuangan KODAMA
Untuk memperlancar jalannya program kegiatan dakwah di masyarakat dan pendukung aktivitas KODAMA, maka tidak terlepas akan terpenuhinya kebutuhan finansial. Salah satu sumber pembiayaan yang di miliki KODAMA antara lain:
a) Donatur tetap, biasanya berasal dari sumbangan alumni KODAMA yang masih peduli terhadap aktifitas KODAMA, sumbangan dari jamaah pengajian yang bersedia menjadi donatur KODAMA.
b) Dana insidental: Dana yang bersumber dari sumbangan yang tidak mengikat dan halal seperti LSM, kerjasama dengan lembaga lain
c) Iuran wajib anggota KODAMA
BAB III
PENGEMBANGAN KUALITAS
SUMBER DAYA DA’I
Islam dalam melebarkan sayap, menyampaikan risalah dakwah tiada pernah terhenti. Terbukti dengan sejarah kejayaan Islam meluas sampai ke berbagai penjuru dunia dengan dibawa oleh Nabi Muhammad SAW. Konsep Islam sebagai rahmatan lil ‘alamin menyebarkan ajaran dakwahnya secara kaffah bagi seluruh umat manusia. Misi yang dibawa yaitu mengajak ke jalan Allah dengan melaksanakan amal kebaikan dan mencegah kemungkaran untuk mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.
Gerakan dakwah sebagai upaya pencerahan rohani semakin marak dan berkembang seiring dengan kebutuhan manusia akan bimbingan layanan agama. Tidak mengherankan lembaga dakwah menjadi alternatif bagi munculnya para da’i dalam mewarnai percaturan dakwah.
Realita membuktikan dalam upaya regenerasi dakwah, perlu ditumbuhkan semangat juang tinggi, bagi terlaksananya misi dakwah. Untuk itu, langkah utama yang diambil berupa kaderisasi sebagai upaya penggalian sumber daya da’i sesuai dengan kebutuhan masyarakat akan pemenuhan layanan rohani.
Upaya yang dilakukan KODAMA dalam mewadahi da’i demi terlaksananya dakwah Islam masih terus dilaksanakan. Terutama pembekalan keilmuan yang memprioritaskan pada pengembangan sumber daya da’i, berdasarkan maksud dan tujuan tersebut, maka yayasan KODAMA melakukan usaha sebagai berikut:
1. Menyiarkan ajaran Islam dengan cara–cara yang santun, bermartabat dan inklusif (dengan pendekatan hikmah)
2. Membina dan pengembangan pendidikan yang bergerak di bidang keagamaan, ketrampilan (life skill) dan pelatihan
Mengingat perkembangan zaman serta problematika kehidupan umat membutuhkan sosok da’i yang berwawasan luas, berilmu, beriman, serta mampu melaksanakan nilai–nilai syariat Islam. Maka pengembangan dakwah oleh Korps Dakwah Mahasiswa (KODAMA) dimulai dari kualitas sumber daya da’inya yang akan terjun ke medan dakwah. Salah satunya dengan bentuk pengembangan kualitas sumber daya da’i antara lain:
1. Teoritis
Kegiatan ini dilakukan dengan ceramah, diolog interaktif indoktrinasi dan lain-lain.
2. Praktis
Dalam upaya menarik minat serta pengembangan keilmuan dari para kader da’i maka, usaha penerjunan secara langsung di masyarakat. Peran aktif dari para kader da’i akan memberikan kesan yang mendalam sehingga membuat perasaan tersendiri untuk terus aktif di medan dakwah.
Pembentukan da’i KODAMA yang disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat maupun yayasan dapat dipetakan berdasarkan pola penguatan da’i dalam pelaksanaan aktivitas sebagai berikut:
a. Personal Development
Mengembangkan kemampuan personal da’i KODAMA dengan melibatkan diri dalam segala aktivitas KODAMA baik di lingkungan internal maupun eksternal. Kemampuan pribadi terbentuk dengan sendirinya ketika terjun langsung dalam mengikuti aktivitas KODAMA.
b. Institusional Development
Mengembangkan kualitas dan kredibilitas lembaga KODAMA dengan cara mengoptimalkan program dan efektifitas dakwah KODAMA.
c. Community Development
Mengembangkan dan membangun komunitas atau masyarakat yang menjadi dampingan lembaga. Menjalin hubungan harmonis serta kerjasama antar lembaga dengan kelompok dampingan.
Berbagai Tahapan yang dilakukan KODAMA dalam mengembangkan sumber daya da’i antara lain:
a) Perekrutan
Dalam setiap kepengurusan dilaksanakan pengkaderan da’i sebagai sarana regenerasi dari da’i yang sudah mengundurkan diri atau tidak aktif dalam menjalankan tugas dan kewajiban dalam organisasi KODAMA.. Menaggulangi dari kevakuman dari kepengurusan yang ada di KODAMA Salah satunya dengan membuka peluang bagi lahirnya da’i muda yang mampu menyiarkan Islam sesuai yang tertera dalam misi dan visi KODAMA.
Upaya perekrutan yang dilakukan KODAMA melalui pelatihan bagi segenap kader da’i yang nantinya siap diterjunkan ke medan dakwah. Dengan masangan pamflet/brosus pada tempat-tempat yang dianggap stategis, serta menyebarkan brosus pada pondok-pondok pesantren, instansi/lembaga yang dianggap kompeten untuk mengikuti pengkaderan da’i. Setelah itu bagi individu yang berniat mengikuti pelatihan bisa langsung mendaftarkan diri/melalui telefon kemudian mengisi formulir pendaftaran yang semuanya telah diatur sedemikian rupa oleh panitia penyelenggara.
b) Pelaksanaan Pelatihan
Awal menjadi da’i KODAMA dengan mengikuti pelatihan Fiqh Dakwah sebagai pengetahuan dasar yang harus diikuti oleh setiap anggota. Pelatiah yang diberikan seputar wawasan dakwah mengenai pemahaman terhadap upaya menyeru, mengajak, mendorong manusia untuk melakukan amal kebaikan dan mencegah yang mungkar untuk mencapai kebahagian dunia akhirat.
Materi yang diberikan mengenai strategi dan managemen dakwah, metode dan efektifitas dakwah, materi dan pesan dakwah dan sebagainya. Diharapkan dengan mengikuti pelatihan ini, setiap anggota memahami betul tentang dakwah serta mempunyai semangat jihad di jalan Allah dalam menyiarkan Islam. Adapun pemateri yang disediakan KODAMA dengan menghadirkan para da’i senior KODAMA sebagai bentuk transformasi pengetahuan kepada kader da’i.
c) Evaluasi
Evaluasi di sini merupakan penilaian untuk mengetahui seberapa jauh efektfitas jalannya pelatihan.Bagi anggota yang telah mengikuti pelatihan secara resmi menjadi da’i yunior KODAMA serta dapat mengembangkan bakat/potensinya dalam setiap aktivitas KODAMA. Menindak lanjuti dari pasca pelatihan setiap individu diberi kebebasan untuk mengikuti kegiatan KODAMA seperti ustadz/ustadzah TPA, pengajian di masyarakat, mengembangkan diri dalam bidang kekaryaan, pengembangan jaringan seperti :kerja sama antar LSM, fundraising dan lain-lain. Adapun indikator dari kegiatan pengembangan sumber daya da’i yang dilakukan KODAMA berhasil salah satunya :
1. Banyaknya da’i yang mengikuti program kegiatan KODAMA yang sedang berlangsung selama periode kepengurusan. Hal ini menunjukan begitu besar partisipasi dakwah da’i KODAMA dalam mengamalkan keilmuannya untuk kepentingan umat.
2. Berjalannya program kerja KODAMA yang telah disusun selama satu periode kepengurusan, karena semua berperan aktif dalam menyukseskan berbagai kegiatan.
A. PENINGKATAN WAWASAN DAKWAH
Pendidikan merupakan sektor utama bagi KODAMA dalam meningkatkan kualitas sumber daya da’i. Oleh sebab itu transformasi nilai-nilai pengetahuan bagi da’i sebagai bekal ketika terjun ke medan dakwah dalam membangun kredibilitas da’i, melalui peningkatan mutu pendidikan. Pendidikan sebagai proses peningkatan kualitas diri dan pemahaman untuk membangun secara komprehensif ketiga unsur yaitu logika, etika, dan estetika baik dalam institusi formal maupun non formal ilmu. Salah satu usaha KODAMA dalam meningkatkan mutu pendidikan (wawasan dakwah):
A. Latihan Fiqh Al-Dakwah (LAFIDA)
Dalam rangka memenuhi kebutuhan da’i di masyarakat, usaha peningkatan kualitas sumber daya da’i terus ditingkatkan. Salah satunya pelatihan dalam rangka pengembangan kualitas sumber daya da’i yaitu LAFIDA (Latihan Fiqh Dakwah). Hadirnya kader da’i mulai dirintis melalui pelatihan yang ditangani secara langsung oleh panitia pengkaderan da’i. Segala persiapan dilaksanakan, terutama yang berhubungan dengan pelaksanaan dakwah .
a. Tema : Peningkatan sumber daya da’i dalam pemberdayaan dan penyadaran umat terhadap realita sosial dan nilai-nilai ajaran Islam.
b. Tujuan : a. Mempersiapkan kader-kader da’i yang berkualitas dan mempunyai komitmen terhadap dakwah Islamiah.
b. Mengupayakan terjadinya transformasi nilai-nilai ajaran Islam dalam kehidupan bermasyarakat.
c. Target : 1. Peserta dapat memahami tentang LAFIDA
2. Terlaksana dengan baik dan lancar
d. Waktu dan Tempat:
Hari: Sabtu –Ahad
Tanggal : 3-4 Juni 2000
Tempat : Dusun Kali Putih, Panggung Harjo, Sewon Bantul
e. Pelaksana Kepanitiaan: Kepanitiaan yang dibentuk yayasan KODAMA
f. Peserta : 50 orang dari lulusan SLTA, Santri, Mahasiswa
g. Pendanaan : Pendanaan menghabiskan sekitar dana Rp. 6.127.000 dari total itu akan dibiayai oleh kas KODAMA sebesar Rp. 500.000. Adapun lainnya dari :
a. Kontribusi peserta
b. Sumbangan instansi pemerintah/swasta
c. Sumbangan para dermawan lain yang tidak mengikat
d. Usaha lain yang halal
Fiqh secara etimologi berarti “al fahm al daqiq”, pemahaman yang mendalam dan luas terhadap sesuatu, penggunaan daya nalar tinggi. Sedangkan dakwah berarti mengajak, menyeru dan mendorong, menyeru manusia untuk melakukan amal kebaikan dan mencegah perbuatan mungkar dalam usaha mendekatkan diri kepada Allah, untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. Dengan demikian fiqh dakwah merupakan suatu pemahaman terhadap upaya menyeru, mengajak, mendorong manusia untuk melakukan amal kebaikan dan mencegah yang mungkar untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.
Konsep LAFIDA yang dirancang oleh KODAMA yaitu dengan merangkai segala pengetahuan tentang tehnisi berdakwah yang bersifat operasional. Salah satu materinya adalah:
1. Strategi dan Management Dakwah
Dalam pengelolaan organisasi dakwah sangat diperlukan manajerial yang tepat sasaran dalam pelaksanaan segala kegiatan. Menurut G.R.TERRY managemen meliputi POAC yaitu planning, organizing, actuating, controlling. Sedangkan menurut istilah berarti perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengontrolan. Jadi, dalam kegiatan aktivitas dakwah semua unsur di atas harus berjalan secara seimbang agar kegiatan dakwah dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan rencana.
KODAMA berusaha mengorganisir jalannya aktivitas dakwah mengingat bahwa permasalahan umat Islam semakin komplek seiring dengan tuntutan zaman. Dengan anggapan kesuksesan dakwah akan berjalan manakala ditunjang dengan manajemen yang profesional, maka diharapkan para da’i KODAMA mampu memenej gerakan dakwah dengan seefektif mungkin .
2. Metode dan Efektifitas Dakwah
Efektifitas sebuah dakwah terkait dengan metode yang dipakai dalam menyampaikan pesan kepada mad’u. Pemahaman terhadap pesan dakwah mempengaruhi kualitas pemikiran yang nanti terealisasikan dalam bentuk perilaku sesuai dengan metode dakwah dalam surat an-Nahl ayat 125 :
1. Cara berdakwah dengan hikmah ditujukan kepada ahli pikir dan ahli ilmu yang kritis.
2. Cara berdakwah dengan mau’izhah hasanah ditujukan kepada mereka yang masih awam.
3. Cara berdakwah dengan mujadalah dengan sebaik-baiknya ditujukan kepada orang yang tingkat pemikirannya tidak dapat mencapai pada tingkat sebagai ahli pikir atau ahli yang matang ilmunya ,namun tidak juga jatuh ke tingkat pemikiran orang awam.
Berbagai bentuk metode berdakwah dalam menyiasati mad’u berdasarkan kemampuan menerima pesan dakwah. Penggunaan pola yang beraneka ragam berpengaruh terhadap efektifitas dakwah di masyarakat.
3. Materi dan Pesan dakwah
Misi dakwah dalam menyampaikan risalahnya kepada umat manusia mengajak kepada kebaikan (amar ma’ruf) dan mencegah kemungkaran (nahi munkar) untuk kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat, terangkum dalam ajaran Islam. Berkaitan dengan muatan dakwah kandungan materi yang disampaikan meliputi:
1. Keimanan (aqidah)
Kekuatan keimanan bagi da’i sebagai pondasi dalam mengemban tugasnya dalam mentransfer ilmu dalam menjelaskan hakekat keesaan Allah.
2. Syariat (hukum Islam)
Pelaksanaan aktivitas dakwah tidak lepas dari penegakan hukum Islam. Peraturan yang ada memberikan batasan terhadap perilaku sesuai dengan syariat Islam yang dipegang teguh dari para kader da’i.
3. Akhlak (budi pekerti)
Moral yang tercermin pada perilaku seorang muslim dalam membentuk individu jujur, bertanggung jawab, suka menolong, tenggang rasa dalam sikap dan perilaku sehari–hari.
B. Pengajian
Pengembangan sumber daya da’i yang dilakukan KODAMA dalam bentuk kerohanian sekaligus mempererat tali persaudaraan antara sesama da’i yaitu melalui kegiatan pengajian disertai dialog masalah–masalah yang aktual. Dengan begitu aktifitas dakwah tidak hanya monoton, sekaligus aktual mengikuti perkembangan zaman.
Pengajian yang dilaksanakan rutin setiap akhir bulan sekali oleh Ustad pembicara antara lain, KH. Drs. Ashari Abta, KH. Drs. Hendri Sutopo, Drs. H. Munawwir AF, ustadz Taufiq Ahmad dll, yang lebih senior pengetahuan agamanya baik dari segi materi maupun praktek dalam berdakwah. Fokus atau sasaran dari pengajian rutin adalah semua da’i KODAMA, selain untuk menumbuhkan semangat untuk berdakwah sekaligus menyambung tali silaturahmi.
Metode dalam pengajian ini ada dua cara yaitu ceramah dan dialog:
a. Ceramah
Disampaikan langsung oleh da’i pembicara terhadap segenap audiens yaitu anggota KODAMA secara menyeluruh. Dengan mauidoh hasanah yang disampaikan oleh da’i pembicara, diharapkan menambah keimanan dan ketakwaan serta menimbulkan semangat dakwah dalam menyiarkan Islam.
b. Dialog
Dilaksanakan tidak beda jauh dengan tukar menukar pikiran antara da’i pembicara dengan audiens. Diawali ceramah yang kemudian dilanjutkan dengan tanya jawab permasalahan agama yang belum dipahami. Oleh da’i pembicara seluruh pertanyaan audiens dijawab sesuai rujukan al-Qur’an dan Hadis. Melalui dialog ini pengetahuan keagamaan anggota KODAMA bertambah sekaligus terjawabnya permasalahan yang dihadapi da’i KODAMA.
Tujuan dilaksanakan pengajian rutin pada ahkir bulan adalah :
a. Untuk meningkatkan semangat dakwah da’i KODAMA dalam menyiarkan agama Islam .
b. Sarana peningkatan pengetahuan keagamaan sekaligus keimanan dan ketakwaan dalam mendekatkan diri kepada Allah SWT.
c. Memmpererat tali silaturahmi sesama da’i KODAMA.
d. Mendapatkan jawaban atas permasalahan yang dihadapi ketika berdakwah.
Pengajian dilaksanakan dalam bentuk ceramah dalam satu majelis taklim tepatnya di masjid KODAMA dengan menggunakan mikrofon oleh da’i pembicara, sedangkan audien duduk di karpet sambil mendengarkan penjelasan da’i pembicara.
C. Delegasi / Pengutusan
Pengembangan sumber daya da’i yang dilakukan oleh KODAMA dengan melakukan pengutusan/delegasi pada LSM-LSM. Kegiatan ini merupakan bentuk kerja sama KODAMA dengan beberapa LSM dalam rangka meningkatkan intelektualitas sumber daya da’i KODAMA, sekaligus mengembangkan sikap Islam inklusif.
KODAMA beranggapan dakwah yang bersifat transformatif tidak hanya berkutat pada persoalan agama melainkan berbagai aspek kehidupan. Corak pengembangan dakwah berusaha revolusioner disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat akan sentuhan–sentuhan rohani sekaligus aktual dalam menyikapi persoalan hidup. Tujuan dilakukan kegiatan ini secara umum pengembangan intelektualitas da’i sedangkan secara khusus pelaksanaan program kerja yang masih ada kaitannya dengan KODAMA Berapa kerjasama dan kegiatan yang telah dan masih berlangsung antara lain:
Tabel 2
Kerja Sama yang Pernah Dilaksanakan KODAMA
No.
KEGIATAN PERSONIL WAKTU KETERANGAN
1 Pertemuan Partisipan Forum LSM Ngatiar Oktober 2002 Selama 2 Hari Sebagai duta
tapi tidak berlanjut
2 Training RK Konflik USC Satunama Ali Nur Said, Wahyu Winarsih, Ali Suhud Masfufah Selama 1Minggu Tindak Lanjut Pembentukan Forum, hingga kini tidak ada kabar
3 Tim Advokasi Kebijakan Forum LSM Beny Susanto April 2002-Oktober 2002 Duta pengganti dari yang tidak aktif ,terus hingga akhir program
4 Keaksaraan Fungsional Kerja sama Diknas Wilayah DIY Didik, Ispitoyo, Wahyu Mahsun Oktober 2003-juli 2004 Tim pengelola dan fasilitator masih berlangsung
5 Pemantau Pra pemilu kerjasama Lestari, LSM DIY., Patria N F. Kamal, Mahsun, Didik H, Miski Anwar Oktober 2003– Maret 2004 Sebagai duta dan tim kerja
Pengutusan yang dilakukan KODAMA dalam menjalin kerja sama dengan berbagai pihak LSM seperti UCS Satunama, Patria Nusantara dan lain-lainnya, serta merupakan bentuk pengembangan kualitas da’i KODAMA dalam pengembangan keilmuan sekaligus menjalin tali silaturrahmi dengan berbagai pihak dalam melaksanakan program kerja KODAMA .
Adapun hasil dari pengutusan da’i KODAMA, kemudian ditindak lanjuti diantaranya :
1. Sosialisasi Program
Setelah da’i menjadi delegasi dari KODAMA, maka hasil dari pengutusan tersebut disosialisasikan dalam rapat yang dilaksanakan insidental berdasarkan kebutuhan
2. Menindak Lanjuti Program
Sesuai hasil rapat da’i KODAMA maka gagasan yang cemerlang bagi terlaksananya program KODAMA kemudian ditindak lanjuti di bawah tanggung jawab pengurus.
D. Praktikum Dakwah
Penyelarasan antara ilmu dengan praktek harus seimbang dalam membentuk kredibilitas da’i. Seiring dengan kapabilitas da’i dengan ilmu yang disandangnya, harus diamalkan demi kemaslahatan umat. Maka, KODAMA memandang perlu, pentingnya praktikum bagi pengembangan kualitas da’i, terhadap kegiatan dakwah di lapangan dalam memperoleh pengalaman.
1. Ustadz / ustadzah TPA
Kegiatan yang ditangani KODAMA erat kaitannya dengan pendidikan anak-anak salah satunya pengajian TPA. Pengembangan keilmuan, sebagai sarana transformasi pengetahuan sekaligus peningkatan kualitas sumber daya da’i, dalam penerjunan tenaga pengajar TPA ke berbagai wilayah KSU.
2. PKR (Program Kegiatan Ramadhan)
Program rutin yang ditangani KODAMA setiap bulan Ramadhan yaitu menyelenggarakan PKR. Melalui program PKR, KODAMA menerjunkan da’i-da’inya untuk turut serta meramaikan mulianya bulan Ramadhan. Dengan cara pendistribusian para da’i, ke tiap-tiap KSU pemerataan wilayah dakwah terjangkau, melalui pembagian tugas dari da’i KODAMA terhadap pelaksanaan keagamaan selama bulan Ramadhan.
Bentuk penerjunan dalam da’i ke berbagai wilayah KSU selain pemerataan aktivitas dakwah sekaligus ajang pengkaderan dalam rangka pengembangan kualitas sumber daya dalam da’i. Perputaran kader dalam da’i yang dijadwal sedemikian rupa dari KODAMA yang disesuaikan dengan waktu luang dari masing-masing anggota selama dua kali pemberangkatan yang berlaku pada semua kader dalam da’i KODAMA. Bentuk kegiatan KODAMA dalam pendampingan keagamaan sekaligus penerjunan da’i dalam rangka pengembangan keilmuannya:
1. Kultum
Pengisian kultum setiap menjelang berbuka puasa yang dilakukan sebelum magrib selama 30 menit sambil menanti berbuka bersama. Materi yang diberikan sekitar pelaksanaan ibadah puasa atau materi keagamaan lainnya.
2. Imam Tarawih
Pelaksanaan ibadah solat yang dilaksanakan secara bersama-sama dengan dipimpin imam selama bulan ramadhan. Dilakukan setelah solat Isya’ sebanyak 20/8 rakaat berdasarkan keyakinan masing-masing. Kader da’i KODAMA sebagian ada yang bertugas sebagai imam solat tarawih mengingat ada sebagian dari wilayah KSU masih kekurangan imam.
3. Tadarus Al-Qur’an
Setelah melaksanakan solat tarawih, maka pembacaan al-Qur’an dengan sistem sama’/didengarkan yang dibaca tiap-tiap individu. Kegiatan tadarus selain memperbanyak amalan selama bulan ramadhan di lain pihak kader da’i KODAMA berusaha melakukan pendampingan terhadap bacaan ayat al-Qur’an sesuai syariat Islam.
B. PENINGKATAN KETRAMPILAN DAKWAH
Kajian dakwah semakin luas merambah dalam berbagai aspek kehidupan. Tidak menutup kemungkinan kapasitas seorang da’i dituntut menguasai segala bentuk tehnik yang memperlancar jalannya proses dakwah. Maka upaya pengembangan kader da’i KODAMA untuk lebih inovatif dalam mengemas program dakwah, agar dapat menarik perhatian dari mad’u.
Berbagai ketrampilan dalam berdakwah yang dikembangkan oleh KODAMA untuk para kader da’inya. Salah satunya dengan cara pembekalan da’i berupa pengetahuan tehnisi dakwah yaitu :
A. Ketrampilan Dalam Berbicara
1. Rhetorika / seni berbicara
Kemasan dakwah agar berkesan dialogis dan komunikatif antara da’i dengan umat/mad’u, maka harus disertai kelancaran berbahasa yang pas dan sesuai dengan kondisi masyarakat. Sehingga pesan dakwah yang diterima tidak salah sasaran dan bisa dimengerti.
Upaya yang dilakukan KODAMA dalam meningkatkan kemampuan berbicara :
a) Pidato /khutbah Jum’at
Mengisi khotbah jum’at yang dilaksanakan satu minggu sekali untuk belajar tampil di depan umum. Dengan begitu keterampilan berbicara para kader da’i terasah sekaligus proses latihan. Dengan penggunaan bahasa yang lancar serta komunikatif diharapkan dapat menyampaikan risalah dakwah sesuai dengan misinya amar maruf nahi munkar.
b) Mengisi Pengajian
Maraknya kegiatan kerohanian di masyarakat yang sering diisi da’i KODAMA dengan sendirinya membuat da’i terampil berbicara di muka umum berhadapan langsung dengan audiens. Proses pembelajaran dengan otodidak yang dilakukan dari masing-masing da’i diharapkan meningkatkan kompetensi da’i KODAMA yang nantinya akan terjun di medan dakwah.
Selain melalui praktek pidato/khotbah, pengajian maka kader da’i dapat belajar lebih banyak melalui televisi, VCD, radio, mengenai gragam bahasa dakwah sebagai sarana pembelajaran.
2. Humoris
Tidak kalah penting bagi pelaksanaan dakwah yaitu bagaimana mengemas konsep dakwah yang menarik, lucu sekaligus memukau mad’u. Pesan dakwah tidak hanya bersifat agamis namun juga harus terkesan lucu dan menarik perhatian, sehingga menghilangkan rasa kebosanan, jenuh sekaligus mengusir rasa kantuk. Dibutuhkan kreatifitas para kader da’i dalam mengemas program dakwah yang bernuansa agamis sekaligus humoris.
Dalam membekali para santrinya dengan tehnik humor KODAMA melakukan dalam bentuk rekaman. Bentuk materi berupa kisah–kisah lucu serta penuh hikmah yang dibawakan oleh ustad Ashari, ustad Hendry ketika membawakan ceramah. Rekaman hasil ceramah yang dilakukan para da’i senior bersifat lucu dan berkesan agamis inilah yang ditiru dan dikembangkan, karena bentuk dakwah seperti ini yang paling banyak disukai mad’u.
Menyikapi kejadian tersebut KODAMA mengambil langkah dengan meminta bapak Ashari merekam kisah-kisah humor penuh hikmat ala pesantren. Sampai saat ini kisah–kisah tersebut direkam sendiri oleh bapak Ashari di rumah setiap waktu kosong. Jumlah hasil rekaman kurang lebih ada 18 episode.
Bagi KODAMA sendiri kisah–kisah tersebut sebagai materi humor dakwah yang dapat yang dapat ditransformasikan sebagai materi dakwah yang menyegarkan. Tentu saja kisah humor yang disampaikan selain mengundang gelak tawa mad’u sekaligus bisa memberikan nasehat bagi para pendengarnya. Pada tahap berikutnya kisah panduan humor akan segera dibukukan oleh Pustaka Pesantren yang berinduk pada LKiS
B. Ketrampilan dalam Penggalian Dana
Kerjasama merupakan kebutuhan lazim bagi organisasi, demikian halnya dengan KODAMA dalam menjalin kerja sama dalam setiap penyelenggaraan kegiatan dakwah. Terutama berkaitan dengan sumber daya da’i KODAMA , peran lembaga /instansi memberi pengaruh bagi kesuksesan dakwah. Melalui kerjasama dengan instansi/lembaga yang berpartisipasi dalam pelaksanaan kegiatan bertujuan :
1. Interen :
a. Mengembangkan kreatifitas da’i KODAMA dalam usaha penggalian dana
b. Membantu mensukseskan kegiatan dakwah sesuai program kerja instansi /lembaga yang terkait.
2. Ekstern :
a. Menjalin kerjasama dalam usaha menciptakan suasana aman, tentram, dan damai yang berkaitan dengan aktivitas dakwah.
Adapun bentuk kerjasama dalam usaha penggalian dana berupa dana hibah/pinjaman lunak dari dalam maupun luar negeri. Oleh KODAMA dana tersebut digunakan dalam membiayai aktivitas dakwah. Bentuk alokasi dana dalam setiap setiap pengelenggaraan kegiatan berupa:
1. Program Rutin
Untuk rutinitas pengeluaran KODAMA seperti membayar listrik, rekening telefon, koran dll., dibiayai oleh donatur/alumni KODAMA yang bersedia dan mampu secara finansial.
2. Program Strategis
Penyelenggaraan program operasional yang bersifat insidental berkaitan dengan pengembangan sumber daya da’i lembaga P3M, USAID, Asian/Japan Foundation dll.
Jalinan kerjasama antara KODAMA dengan lembaga / instansi dalam penyelenggaraan aktivitas dilakukan dalam beberapa tahap:
1. Identifikasi Program Kegiatan
Untuk menjalin kerjasama terlebih dahulu harus mengetahui program kerja serta spesifikasi dari setiap founding. Terutama kesesuaian karakter yang ditangani dengan program kerja yang dilaksanakan KODAMA.
2. Pembuatan Proposal
Menyusun proposal kegiatan yang disesuaikan dengan spesifikasi dari setiap founding. Program kerja yang ada disusun sedemikian rupa yang kemudian ditawarkan pada founding, melalui kerjasama dengan pihak founding yang ikut berpartisipasi program kerja yang telah direncanakan KODAMA dapat terealisasi.
3. Penggunaan dana
Bantuan dana yang diberikan dari masing-masing founding digunakan dalam membiayai program KODAMA, dan digunakan secara efektif dan efisien dalam penyelenggaraan program kerja KODAMA.
4. Evaluasi
Untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan pelaksanaan dari setiap program kerja KODAMA dilakukan evaluasi secara menyeluruh. Upaya yang dilakukan KODAMA dalam mengevaluasi jalannya program sebagai rujukan dari langkah yang diambil untuk melaksanakan program berikutnya hal yang dievaluasi meliputi :
1. Evaluasi Program Kegiatan
Setiap pelaksanaan kegiatan tidak menutup kemungkinan terdapat kekeliruan/kesalahan tehnis yang dilakukan dari tiap individu untuk itu upaya KODAMA untuk menanggulangi kesalahan yang serupa serta mengoptimalkan kembali kinerja pada tahun-tahun berikut terus dilaksanakan, terutama pertanggung jawaban oleh pengurus yang menangani langsung terhadap pelaksanaan program kerja KODAMA
2. Evaluasi penggunaan dana
Untuk mengetahui alokasi dana digunakan dari pihak KODAMA mengirimkan laporan keuangan oleh tim audit accountant publik mengenai penggunaan dana yang telah diberikan dari pihak founding.
C. Ketrampilan Evaluasi Dakwah
Pengkajian ulang tentang pelaksanaan dakwah KODAMA berupa evaluasi hasil kegiatan yang dilakukan selama satu periode. Hasil kegiatan dakwah bisa dikatakan sukses jika semua komponen berjalan sesuai rencana. Adapun sasarannya adalah seluruh komponen yang terlibat dalam pelaksana kegiatan dakwah da’i, mad’u, dll.
Dalam melaksanakan dakwah kegiatan evaluasi memegang peranan penting terutama dalam pengambilan langkah selanjutnya, sebagai terobosan baru dalam pelaksanaan dakwah. Tujuan KODAMA dalam melaksanakan evaluasi dakwah antara lain :
Internal : Meningkatkan kinerja da’i KODAMA dalam mengoptimalkan bakat dan keilmuan dalam berdakwah
Eksternal : Meningkatkan citra da’i KODAMA di masyarakat terhadap kegiatan dakwah dalam rangka amar ma’ruf nahi mungkar.
Adapun bentuk evaluasi yang dilakukan KODAMA antara lain :
1. Laporan Pertanggung Jawaban (LPJ)
Setiap pelaksanaan kegiatan yang ditangani kepengurusan KODAMA ditulis dalam laporan pertanggung jawaban. Bukti dari pelaksanaan kegiatan dikumpulkan yang kemudian disusun serta dipresentasikan di hadapan dewan penasehat dan pembina. Ruang lingkup evaluasi yang dilakukan KODAMA dalam perjalanan dakwah antara lain :
a. Internal meliputi da’i KODAMA, jamaah pengajian/pengurus sendiri
b. Eksternal meliputi pemerintah desa, kecamatan pusat/lembaga yang ada kaitannya dengan kegiatan dakwah seperti CDP, organisasi kemuhammadiyahan dll.
Dari pelaporan yang tertera di LPJ bisa terlihat hasil kerja dari pengurus yang kemudian dievaluasi jika masih kurang perlu ditingkatkan, jika sudah baik dioptimalkan. Misalnya jumlah keseluruhan da’i sebanyak 106 menjadi tantangan sekaligus kekuatan manakala kurang terorganisir dengan baik.
2. Sharing
Jika ada da’i yang mempunyai permasalahan dalam berdakwah, maka bisa curhat dengan sesama da’i untuk mencari jalan keluar. Misalnya persoalan materi dakwah, penampilan di depan jamaah, kesulitan berkomunikasi dan lain-lain. Dengan cara menceritakan kesulitan yang dialami dari seorang da’i maka terjadinya peningkatan citra da’i melalui proses evaluasi secara personal
C. ANALISIS
Pada bagian ini akan diajukan analisis tentang perspektif pengembangan masyarakat Islam terhadap pengembangan kualitas sumber daya da’i. Analisis ini berangkat dari sebuah asumsi dasar, bahwasanya apa yang telah dilakukan KODAMA dalam pengembangan kualitas Sumber Daya Da’i yang memberikan prioritas khusus pada profil da’i yang profesional di bidang dakwah serta mempunyai kredibilitas yang tinggi sehingga tetap eksis dengan perkembangan zaman.
Dalam hal ini yang dilakukan KODAMA dalam proses revolusi wawasan bagi da’i KODAMA yang merupakan tuntutan dalam upaya peningkatan kualitas sumber daya da’i, sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an “Allah tidak akan mengubah suatu kaum, jika kaum itu sendiri tidak mau melakukan perubahan’’. Artinya mustahil Allah merubah nasib seseorang tanpa usaha dan iringan doa. Untuk itu program KODAMA yang bergerak di bidang dakwah terlebih dahulu menggembleng para da’inya menjadi sosok da’i yang beriman, berilmu, bertakwa serta mampu membawa mad’u ke jalan yang benar untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. Dengan demikian pengembangan kualitas sumber daya da’i dengan arah dan tujuan meningkatkan kredibilitas da’i KODAMA dalam berdakwah.
Proses jalannya pengembangan yang ada tidak bisa dilaksanakan sekaligus dan dalam waktu yang singkat. Upaya yang realistis adalah bagaimana program yang ada dilaksanakan secara terus–menerus dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya da’i. Pengembangan yang dilaksanakan diharapkan dapat meningkatkan sumber daya da’i yang nantinya siap terjun ke medan dakwah dalam menyiarkan Islam.
Dalam hal ini peningkatan kualitas sumber daya da’i sebagai komponen penting dalam dakwah merasa perlu meningkatkan segala aspek yang berhubungan kegiatan dakwah. Berdasarkan teori pengembangan karya Soerjono Soekamto:
1. Secara Evolusi
Proses pengembangan kualitas sumber daya da’i oleh KODAMA melalui peningkatan mutu pendidikan dan ketrampilan, tahap demi tahap menuju ke arah terbentuknya da’i yang beriman, berilmu dan bertakwa, mampu eksis seiring dengan perkembangan zaman.
2. Beradaptasi
KODAMA berusaha menghadirkan sosok da’i yang profesional dan mampu melaksanakan syariat Islam dalam rangka amar ma’ruf nahi mungkar untuk kebahagiaan dunia dan akhirat.
Selanjutnya program yang ada akan semakin sukses jika seluruh komponen dalam kegiatan dakwah berpartisipasi secara optimal demi terlaksananya pengembangan kualitas da’i KODAMA
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Keberadaan organisasi dakwah memberikan kontribusi besar bagi syi’ar agama Islam, di mana upaya pengembangan kualitas sumber daya da’i yang di lakukan Korps Dakwah Mahasiswa (KODAMA) dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Kehadiran KODAMA dalam membina sekaligus mengkader da’i membawa dampak yang sangat besar terhadap dakwah Islam dalam mengobarkan semangat jihad menegakkan agama Allah. Dalam hal ini KODAMA berusaha menghadirkan kader-kader da’i yang dapat memberikan siraman rohani melaksanakan amar ma’ruf nahi munkar untuk kebahagiaan di dunia dan akhirat.
2. Upaya pengembangan sumber daya da’i oleh KODAMA melalui peningkatan wawasan dan keterampilan dakwah diharapkan mampu meningkatkan profesionalisme da’i yang akan terjun ke medan dakwah.
3. Bentuk pengembangan sumber daya da’i yang dilakukan KODAMA diharapkan mampu meningkatkan kompetensi da’i dalam menyampaikan dakwah di masyarakat terutama transpormasi pengetahuan untuk kepentingan umat.
4. Segala upaya yang telah dilakukan KODAMA merupakan bentuk pencerahan rohani dan intelektual dalam meningkatkan sumber daya da’i yang mampu mewarnai percaturan dakwah di masyarakat
B. SARAN-SARAN
1. Bagi Korps Dakwah Mahasiswa (KODAMA), sebagai organisasi dakwah dalam mengembangkan sumber daya da’i :
a. Mengoptimalkan program kerja KODAMA, terutama frekuensi kegiatan KODAMA di tingkatkan tidak hanya produktif pada bulan Ramadhan namun pada bulan-bulan berikutnya, perlu menambah program kerja dalam meningkatkan eksistensi KODAMA sebagai lembaga organisasi dakwah.
b. perluasan jaringan dalam bentuk LSM, Faunding/Lembaga keagamaan lainnya, sebagai bagian dari mitra yang mendukung terealisasinya program kerja KODAMA.
c. Memperbanyak program pendidikan dan pelatihan yang di tunjang dengan saran dan prasarana teknologi modern dalam meningkatkan sumber daya da’i.
2. Bagi Fakultas Dakwah pada umumnya dan jurusan PMI pada khususnya, sebagai institusi yang mengkaji dakwah dalam lingkaran akademik serta pengembangan masyarakat tidak hanya memunculkan sosok yang mendalami ilmu dakwah tetapi lebih dari itu, mengoptimalkan praktikum dakwah di lapangan dalam rangka aktualisasi keilmuan sekaligus mengembangkan bakat dan minat mahasiswa.
C. PENUTUP
Segala puji dan syukur ke hadirat ilahi rabbi, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya serta inayahnya, sehingga skripsi yang berjudul Pengembangan Kualitas Sumber Daya Da’i dan KODAMA di Krapyak Yogyakarta dapat terselesaikan.
Tidak lupa penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kesempurnaan dari segi materi. Oleh karena itu penulis sangat berharap kritik dan saran dari pembaca dan pemerhati sebagai masukan dalam upaya pengembangan bagi khazanah ilmu dakwah.
Ucapan terimakasih penulis haturkan kepada semu pihak yang telah membantu di dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini semoga Allah meridhoi dan bermanfaat bagi pengembangan ilmu dan pembaca budiman.
Amin.
Yogyakarta, 22 November 2004
Penulis
Itaurrohmah
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Zainal, Laporan Pertanggung Jawaban LAFIDA KODAMA, PERIODE 1999-2001, Yogyakarta, 1997.
___________, Laporan Pertanggung Jawaban, Pengurus Yayasan KODAMA, Periode 1999-2001, Yogyakarta, 2001.
Ahmad Tri susilo, Skripsi, Corps Dakwah Masjid Suhada Yogyakarta Periode 1997-2000 (Tinjauan Sumber Daya Manusia), UIN Sunan Kalijaga, Dakwah 2001, tidak diterbitkan.
Baker, A.H, Metode-Metode Filsafat, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1986.
Barthos, Bashir, Manajemen Sumber Daya Manusia, Suatu pendekatan Makr, Bumi Aksara, Jakarta, 1990.
Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Toha Putra, Semarang, 1997
_______, Pola Umum Pengembangan Lembaga Dakwah, Proyek Penerangan, Bimbingan dan Dakwah Agama Islam, Jakarta, 1989 / 1990
Efendi, Tanjudin Noer, Sumber Daya Manusia Peluang Kerja dan Kemiskinan, Tiara Wacana, Yogyakarta, 2002.
Hadi, Sutrisno, Metodologi Research, Yayasan Penerbit Fakultas Psikologi UGM, Yogyakarta, 1987
Hasibuan, A.H. Rhetorika Dakwah dan Publisistik dalam Kepemimpinan, Usaha Nasional, 1982.
Hasyim, Umar, Mencari Ulama Pewaris Nabi, Bina Ilmu, Surabaya, 1983.
Helmy, Masdar, Dakwah dalam Alam Pembangunan, Toha Putra, Semarang, 1973.
Kartodirjo, Sartono, Pendekatan Sosial dalam Sejarah, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1993.
KODAMA Draft Materi Musyawarah Anggota ke-11, Yayasan KODAMA Yogyakarta, 2004.
_________, Yayasan, Buku Panduan Kerja KODAMA, Yayasan KODAMA Yogyakarta, 1996.
Koentjaraningrat, Metode-metode Penelitian Masyarakat, Gramedia, Jakarta, 1986.
Komarudin, Metodologi Penelitian Skripsi dan Thesis, Aksara, Bandung, 1997.
Les Donaldson dan Edward E. Scannel, Pengembangan Sumber Daya Manusia (Panduan Bagi Pelatih Pemula) Terjemahan, Gaya Media Pramana, Jakarta, 1993.
M Agus Tulus, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta Gramedia Pustaka Utama, 1992.
Muchtarom, Zaini MA, Dasar-Dasar Manajemen Dakwah, Al-Amien, Kaifa, Yogyakarta, 1996.
Muhaimin dan Abdul Mujib, Pemikiran Pendidikan Islam, Triguna Karya, Bandung, 1993.
Natsir, M. PhD, Metodologi Penelitian, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1998.
Notoatmojo, Soekidjo, Pengembangan Sumber Daya Manusia, Rineke Cipta, Jakarta, 1992.
Poerwadarminta, WJS, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta 1976.
Salim, Peter dan Yenny Salim, Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, Modern English Perss, Jakarta, 1991.
Slamet , MA, Prinsip-Prinsip Metodologi, Al-Ikhlas, Surabaya, 1994.
Slamet Prasetyo, Skripsi Pengembangan Sumber Daya Manusia Melalui Pendidikan dan Pelatihan di Kwartir Cabang Banyumas Gerakan Pramuka , UIN Sunan Kalijaga, Dakwah 2001, tidak diterbitkan.
Soekamto, Soerjono, Sosiologi Suatu Pengantar, Rajawali Pers, Jakarta, 1983.
Soekidjo Notoatmojo, Pengembangan Sumber Daya Manusia, Balai Pustaka, Jakarta, 1988.
T. Hanny Handoko, Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia, BPFE, Yogyakarta, 1989.
Takariawan, Cahyadu Yang Tegar Di Jalan Dakwah, Tiga lentera Utama, Yogyakarta, 2003.
Taufiqurrohman, Laporan Pertanggung Jawaban LAFIDA KODAMA, Periode 1995-1997, Yogyakarta, 2000.
Umar, Toha Yahya, Ilmu Dakwah, Wijaya, Jakarta, 1981.
Wexly dan Yukl dikutip dari M. As’ad, Psikologi Industri (Seri llmu Sumber Daya Manusia), Liberty, Yogyakarta, 1987.
Ya’cub, Hamzah, Publisistik Islam, Diponegoro, Bandung, 1981.

0 Comment