14 November 2012

Makna  Hidayah dalam al-Qur’an

Al-Qur’an sebagai kitab Allah SWT yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW.Untuk menjadi pedoman bagi umat Islam, dalam mencapai kesejahteraan hidup di dunia dan keselamatan hidup di akhirat,muncul sebagai kitab yang universal dan bersifat global.Keglobalan al-Qur’an telah mendorong umat Islam untuk selalu berijtihad dalam memahami kandungan ayat-ayat  al-Qur’an tersebut.

Sementara itu tidak jarang pula al-Qur’an dalam memberikan informasi dengan menggunakan kata yang berulang-ulang, dengan teks yang sama namun dalam konteks yang berbeda. Hal ini ikut menjadi pemicu umat Islam itu sendiri untuk selalu mengkaji maksud-maksud yang dituju oleh al-Qur’an, baik kata demi kata, ataupun kalimat demi kalimat yang tercakup di dalamnya.

Diantara kata yang sering diulang pengungkapannya dalam al-Qur’an adalah kata hidayah. Dimana kata-kata ini muncul dalam jumlah yang sangat banyak dan kadang-kadang dalam arti yang berbeda.Maka oleh sebab itu dalam makalah ini penulis akan mencoba menyingkap makna hidayah tersebut secara eksplisit.

B. Pengertian Hidayah

Kata hidayah berasal dari kata dasar  يهدى-هديا-هدى-هدية-هداية- هدى,yang berarti menunjuki dan merupakan lawan dari kata اضل yang berarti menyesatkan.  Menurut Al-Raghib Al-Ashfahany, kata hidayah berarti دلالة بلطف  yaitu  ungkapan kasih sayang . Hal ini senada dengan ungkapan Muhammad Abduh dalam mengartikan kata hidayah :

هداية هي الدلة بلطف على مايوصل الى المطلوب 

“Hidayah ialah petunjuk dengan kasih sayang yang menyampaikan kepada apa yang diharapkan atau yang dikehendaki”.

Dari defenisi yang dikemukakan tersebut dapat diketahui bahwa hidayah memiliki dua unsur  pokok yaitu pertama;  petunjuk kepada apa yang diharapkan, kedua ; disampaikan dengan ungkapan kasih sayang. Jadi petunjuk yang tidak diberikan dengan kasih sayang tidak mengindikasikan bahwa itu adalah hidayah,sebagaimana dijelaskan dalam al-Qur’an surat al-Hajj : 4

Artinya ; yang telah ditetapkan terhadap syaitan itu, bahwa Barangsiapa yang berkawan dengan Dia, tentu Dia akan menyesatkannya, dan membawanya ke azab neraka.

Kata hidayah dengan segala bentuk kata jadiannya di dalam al-Qur’an terulang sebanyak 307 kali. Diantaranya terdiri dari kata   هدى sebanyak 38 kali, kata يهدى sebanyak 72 kali, kata هداية sebanyak 36 kali, dan lain-lainnya.

C. Macam-macam hidayah dalam al-Qur’an 
Ahmad Mustafa Al-Maraghi, membagi hidayah yang diberikan Allah swt. untuk manusia kepada dua bentuk, yaitu: hidayah  al-`Ammah ( hidayah yang umum) dan  Hidayah  al-Khas (hidayah yang khusus).

1. Hidayah  al-`Ammah ( Hidayah yang umum)
 Hidayah  al-`Ammah ( Hidayah yang umum)  ialah hidayah yang diberikan Allah swt. kepada segenap manusia untuk dijadikannya sebagai petunjuk dalam  hidupnya.

Seperti yang diterangkan dalam al-Qur’an surat Thaha : 50

Artinya : Musa berkata: "Tuhan Kami ialah (tuhan) yang telah memberikan kepada tiap-tiap sesuatu bentuk kejadiannya, kemudian memberinya petunjuk.

Maksud memberi petunjuk pada ayat diatas adalah menganugerahkan insting, akal dan kodrat alamiah untuk kelangsungan hidup manusia.

Allah SWT yang memberikan  hidayah kepada setiap makhluk dengan hidayah yang bermacam-macam sesuai dengan peranan yang diharapkan-Nya dari makhluk. Hal ini diperjelaskan lagi melalui al-Qur’an surat al-Syu’ara 78-80

Artinya : (Yaitu Tuhan) yang telah menciptakan Aku, Maka Dialah yang menunjuki Aku, dan Tuhanku, yang Dia memberi Makan dan minum kepadaku dan apabila aku sakit, Dialah yang menyembuhkan aku,

Dari pemahaman melalui ayat di atas, dapat diketahui bahwa Allah SWT telah menganugerahkan sarana kelangsungan hidup manusia, memberi makanan untuk menghilangkan rasa lapar, memberi minum untuk menghilangkan rasa dahaga, dan memberikan manusia kesembuhan  jika sakit menimpa, hal ini sudah barang tentu Allah SWT juga menganugerahkan pembawaan sejak lahir sebagai penuntun diri, berupa kemampuan alamiah yang dimiliki sejak lahir. 

Al-Maraghi membagi hidayah umum ini kepada empat bentuk, yaitu:
a. Hidayah al-wijdan (insting)

        Al-Tanthawi Al-Jawhari  menyebutkan dengan hidayah             al-gharizati. Menurutnya gharizati (insting) ialah gerak hati (impuls) yang terdapat dalam bakat manusia dan binatang. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ialah salah satu daya dorong yang utama pada manusia bagi kelangsungan hidupnya (seperti nafsu birahi, rasa takut, dan dorongan untuk berkompetisi)

b. Hidayah al-hawas (panca indera)
      Ahmad Mushthafa Al-Maraghi  Menyebutkan bahwa al-Hawas ialah indera badani  yang peka terhadap rangsangan yang datang dari luar, seperti rangsangan cahaya, bunyi dan lain sebagainya. Keterangan mengenai hal ini dapat dilihat pada  al-Qur’an surat al-Insan : 2-3
 
Artinya : Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur, yang Kami hendak mengujinya (dengan perintah dan larangan), karena itu Kami jadikan Dia mendengar dan melihat.Sesungguhnya Kami telah menunjukinya jalan yang lurus; ada yang bersyukur dan ada pula yang kafir.

c. Hidayah al-‘Aql (akal)
        Kata akal mengandung arti : pengikat,penahan, pemahaman dan kebijaksanaan.  Dalam pemahaman ahli bahasa, akal bukanlah daya yang dimiliki oleh otak, tapi merupakan daya jiwa.  Yang berfungsi memahami dan mengetahui nilai-nilai etis (baik dan buruk), dan epistemologis ( benar dan salah), serta memiliki fungsi sebagai pengikat, penahan dan pengendali hawa nafsu, sehingga berhasil mengangkat manusia menjadi makhluk yang bijaksana.

d. Hidayah al-Din (Agama)
        Anugerah lain yang Allah berikan kepada manusia, diturunkannya wahyu melalui para Nabi dan Rasulnya, yang tidak lain untuk memberikan petunjuk kepada manusia agar tidak tersesat dalam menjalani kehidupannya yakni berupa tuntunan-tuntunan dan penjelasan tentang syariat keagamaan. Al-Qur’an merupakan tuntunan wahyu ilahi yang tidak diragukan lagi kebenarannya, berlaku sepanjang masa, meliputi berbagai aspek kehidupan, sebagai pembeda antara hak dan yang bathil serta membenarkan dan menjelaskan kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya.  Sebagaimana dijelaskan dalama al-Qur’an surat al-Nahl : 89

Artinya : (dan ingatlah) akan hari (ketika) Kami bangkitkan pada tiap-tiap umat seorang saksi atas mereka dari mereka sendiri dan Kami datangkan kamu (Muhammad) menjadi saksi atas seluruh umat manusia. dan Kami turunkan kepadamu Al kitab (Al Quran) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri.
    Keberadaan agama disini  adalah Dalam rangka menfungsikan                      al-Qur’an sebagai wahyu petunjuk untuk kehidupan manusia. 

2.    Hidayah  al-Khas (Hidayah Khusus)
Hidayah  al-Khas (Hidayah Khusus) ialah hidayah yang diberikan Allah kepada manusia yang dikehendakiNya, dengan kata lain yang memiliki kualifikasi tertentu atau manusia yang memenuhi persyaratan khusus yang bisa memperoleh hidayah ini. Hidayah semacam ini disebut dengan hidayah taufiq. Ayat yang berhubungan dengan hidayah ini adalah al-Qur’an surat    al-Baqarah : 272

Artinya : bukanlah kewajibanmu menjadikan mereka mendapat petunjuk, akan tetapi Allah-lah yang memberi petunjuk (memberi taufiq) siapa yang dikehendaki-Nya. dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan (di jalan Allah), Maka pahalanya itu untuk kamu sendiri. dan janganlah kamu membelanjakan sesuatu melainkan karena mencari keridhaan Allah. dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan, niscaya kamu akan diberi pahalanya dengan cukup sedang kamu sedikitpun tidak akan dianiaya (dirugikan).

Selain itu ada yang membagikan kata huda dalam al-Qur’an ke dalam beberapa bentuk, antara lain sebagai berikut : 
1.    Hidayah dalam arti penjelasan
Sebagaimana diterangkan dalam al-Qur’an surat al-Baqarah :5

Artinya : mereka Itulah yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhan mereka, dan merekalah orang-orang yang beruntung

Al-Qur’an surat as-Sajadah :26

Artinya : dan Apakah tidak menjadi petunjuk bagi mereka, berapa banyak umat sebelum mereka yang telah Kami binasakan sedangkan mereka sendiri berjalan di tempat-tempat kediaman mereka itu. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah). Maka Apakah mereka tidak mendengarkan?

2.    Hidayah dalam arti agama Islam

Sebagaimana diterangkan dalam al-Qur’an surat al-Hajj : 67

Artinya : bagi tiap-tiap umat telah Kami tetapkan syari'at tertentu yang mereka lakukan, Maka janganlah sekali-kali mereka membantah kamu dalam urusan (syari'at) ini dan serulah kepada (agama) Tuhanmu. Sesungguhnya kamu benar-benar berada pada jalan yang lurus.

3.    Hidayah yang berarti da’i

al-Qur’an surat al-Sajadah : 24.

Artinya : dan Kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami ketika mereka sabar. dan adalah mereka meyakini ayat-ayat kami.

Menurut Muhammad Qurash Shihab kata يهدون pada ayat di atas tidak dirangkai dengan kata الى. Ini mengandung arti seperti pada penafsiran surat  al-fatihah yaitu yang diberi petunjuk, memiliki kemampuan yang melebihi rata-rata anggota masyarakat yang dibimbing mereka kearah yang lebih baik dan sempurna.  Ada juga ulama yang mengatakan bahwa yang diberi petunjuk tidak hanya menunjuki jalan, yang seharusnya ditempuh tetapi juga mengantarkan kejalan terseebut.

     Jadi kedua pendapat tersebut dapat digabungkan bahwa seorang imam haruslah memiliki keistimewaan melebihi para pengikutnya, dia tidak hanya memiliki kemampuan dalam menjelaskan petunjuk tapi juga memiliki kemampuan mengantar pengikutnya menuju arah yang lebih baik.

4.     Hidayah  yang berarti pengetahuan
   
Al-Qur’an surat al-An’am : 161

Artinya : Katakanlah: "Sesungguhnya aku telah ditunjuki oleh Tuhanku kepada jalan yang lurus, (yaitu) agama yang benar, agama Ibrahim yang lurus, dan Ibrahim itu bukanlah Termasuk orang-orang musyrik".

    kata هداني mengandung makna bimbingan, petunjuk serta kemampuan untuk melaksanakan kandungan petunjuk. Karena kata tersebut tidak menggunakan kata الى yang dirangkai langsung dengan kata  هداني itu berarti bahwa Nabi berada dalam jalan yang benar dan masih terus dianugerahi Allah petunjuk hingga mencapai di sisi lain. Nabi bukan sekedar diberi pengetahuan dan bimbingan menuju al-Shirath al-Mustaqim, tetapi juga diantar ke dalamnya.
5.    Hidayah yang berarti Rasul dan kitab suci
       Sebagaimana diterangkan dalam al-Qur’an surat al-Baqarah :38

Artinya : Kami berfirman: "Turunlah kamu semuanya dari surga itu! kemudian jika datang petunjuk-Ku kepadamu, Maka barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati".

6.    Hidayah yang berarti Petunjuk
    Sebagaimana diterangkan dalam al-Qur’an surat Qashash :22

    Artinya : dan tatkala ia menghadap kejurusan negeri Mad-yan ia berdoa (lagi): "Mudah-mudahan Tuhanku memimpinku ke jalan yang benar".
,surat al-Fatihah :6

Artinya :  Tunjukilah kami jalan yang lurus,

    Kata hidayah menurut Muhammad Quraish Shihab bisa dirangkaikan dengan huruf الى (kepada), juga tidak bisa dirangkaikan dengan huruf الى, sementara para ulama berpendapat bila ia disertai dengan kata الى mengandung bahwa yang diberi petunjuk belum berada dalam jalan yang benar, sedangkan yang tidak menggunakan kata الى maka pada umumnya ini yang mengisyaratkan yang diberi petunjuk telah berada dalam jalan yang benar, kendati sampai pada tujuan akhir, dan karena itu ia masih diberi petunjuk yang lebih jelas untuk menjamin sampainya ketujuan akhir.

7.    Hidayah yang berarti perintah dari Rasulullah
Sebagaimana diterangkan dalam al-Qur’an surat al-Baqarah :159

Artinya : Sesungguhnya orang-orang yang Menyembunyikan apa yang telah Kami turunkan berupa keterangan-keterangan (yang jelas) dan petunjuk, setelah Kami menerangkannya kepada manusia dalam al- Kitab, mereka itu dila'nati Allah dan dila'nati (pula) oleh semua (mahluk) yang dapat mela'nati, Al-Qur’an surat Muhammad : 32

Artinya : Sesungguhnya orang-orang kafir dan (yang) menghalangi manusia dari jalan Allah serta memusuhi Rasul setelah petunjuk itu jelas bagi mereka, mereka tidak dapat memberi mudharat kepada Allah sedikitpun. dan Allah akan menghapuskan (pahala) amal-amal mereka.

8.    Hidayah yang berarti al-Qur’an
     Al-Qur’an surat al-Kahfi : 55

Artinya : dan tidak ada sesuatupun yang menghalangi manusia dari beriman, ketika petunjuk telah datang kepada mereka, dan dari memohon ampun kepada Tuhannya, kecuali (keinginan menanti) datangnya hukum (Allah yang telah berlalu pada) umat-umat yang dahulu atau datangnya azab atas mereka dengan nyata.


9.    Hidayah yang berarti Taurat
     Sebagaimana diterangkan dalam al-Qur’an surat Ghafir :53

Artinya :  dan Sesungguhnya telah Kami berikan Al kitab (Taurat) kepada Musa, agar mereka (Bani Israil) mendapat petunjuk.

    Dari kontek ayat tersebut dapat diketahui bahwa kata hidayah itu berarti Taurat, karena adanya ءتينا dan kata الكتاب

10.    Hidayah yang berarti berpaling dari maksiat
     Sebagaimana diterangkan dalam al-Qur’an surat al-Baqarah 157

Artinya : mereka Itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka Itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.


11.    Hidayah yang berarti tauhid
     Sebagaimana diterangkan dalam al-Qur’an surat al-Qashash : 57

Artinya :  dan mereka berkata: "Jika Kami mengikuti petunjuk bersama kamu, niscaya Kami akan diusir dari negeri kami". dan Apakah Kami tidak meneguhkan kedudukan mereka dalam daerah Haram (tanah suci) yang aman, yang didatangkan ke tempat itu buah-buahan dari segala macam (tumbuh- tumbuhan) untuk menjadi rezki (bagimu) dari sisi Kami?. tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui.


12.    Hidayah yang berarti sunnah
     Sebagaimana diterangkan dalam al-Qur’an surat al-Zukhruf :22

Artinya :bahkan mereka berkata: "Sesungguhnya Kami mendapati bapak-bapak Kami menganut suatu agama, dan Sesungguhnya Kami orang-orang yang mendapat petunjuk dengan (mengikuti) jejak mereka".


13.    Hidayah yang berarti ilham
     Sebagaimana diterangkan dalam al-Qur’an surat Thaha : 50

    Artinya : Musa berkata: "Tuhan Kami ialah (tuhan) yang telah memberikan kepada tiap-tiap sesuatu bentuk kejadiannya, kemudian memberinya petunjuk.
   
    Menurut Muhammad Quraish Shihab,kata ثم pada ayat tersebut bukan berarti adanya tenggang waktu pemberian petunjuk kepada Nabi Musa. Kata ثم mengisyaratkan bahwa peringkat pemberian hidayah lebih tinggi kedudukan daripada pemberian.

D. Orang-orang yang mendapatkan hidayah dan orang-orang yang tidak mendapatkan hidayah

1. Orang-orang yang mendapatkan hidayah
Yang dimaksudkan dengan  orang-orang yang mendapatkan hidayah disini adalah orang-orang yang dianugerahi hidayah khusus,bukan hidayah yang bersifat umum  sebagaimana  yang telah dijelaskan. Adapun orang-orang tersebut adalah sebagai berikut :

a.    Para Nabi
Mereka selalu dilindungi oleh Allah dari godaan syetan yang menyesatkan terdapat dalam  al-Qur’an surat al-Hajj : 52

Artinya : dan Kami tidak mengutus sebelum kamu seorang Rasulpun dan tidak (pula) seorang Nabi, melainkan apabila ia mempunyai sesuatu keinginan, syaitanpun memasukkan godaan-godaan terhadap keinginan itu, Allah menghilangkan apa yang dimasukkan oleh syaitan itu, dan Allah menguatkan ayat-ayat- nya. dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana,

b.    Para Shiddiqin
Mereka yang beriman kepada Allah  dan rasul-Nya dengan tidak ada keraguan, kemudian berjihad dengan harta dan jiwa di jalan Allah (terdapat dalam al-Qur’an surat  al-Baqarah : 177

Artinya : bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi Sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari Kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. mereka Itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka Itulah orang-orang yang bertakwa.

c.    Para Syuhada
Mereka meninggal dalam menegakkan agama Allah, terdapat dalam surat ali Imran : 169-171

Artinya : janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu hidup,disisi Tuhannya dengan mendapat rezki. Mereka dalam Keadaan gembira disebabkan karunia Allah yang diberikan-Nya kepada mereka, dan mereka bergirang hati terhadap orang-orang yang masih tinggal di belakang yang belum menyusul mereka, bahwa tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.Mereka bergirang hati dengan nikmat dan karunia yang yang besar dari Allah, dan bahwa Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang beriman.

d.    Para Shalihin
Mereka yang beriman kepada rukun iman dan beramal sholeh terdapat dalam surat al-Ankabut : 9,

Artinya : dan orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh benar-benar akan Kami masukkan mereka ke dalam (golongan) orang-orang yang saleh.

e.    Para Mukhlisin
Mereka yang selalu mentaati segala petunjuk dan perintah Allah
Al-Qur’an surat  al-Mu’minun :57-61),

Artinya : Sesungguhnya orang-orang yang berhati-hati karena takut akan (azab) Tuhan mereka,dan orang-orang yang beriman dengan ayat-ayat Tuhan mereka, dan orang-orang yang tidak mempersekutukan dengan Tuhan mereka (sesuatu apapun),dan orang-orang yang memberikan apa yang telah mereka berikan, dengan hati yang takut, (karena mereka tahu bahwa) Sesungguhnya mereka akan kembali kepada Tuhan mereka. Mereka itu bersegera untuk mendapat kebaikan-kebaikan, dan merekalah orang-orang yang segera memperolehnya

2. Orang-orang yang tidak mendapatkan hidayah
Hamba yang tidak mendapatkan petunjuk adalah orang-orang yang dimurkai Allah dan tersesat jalan hidupnya, karena mereka tidak mempergunakan akalnya untuk menerima hidayah Allah, orang-orang tersebut adalah sebagai berikut :
a.    Orang fasiq,
 Terdapat dalam al-Qur’an surat al-Maidah : 108

Artinya :  itu lebih dekat untuk (menjadikan Para saksi) mengemukakan persaksiannya menurut apa yang sebenarnya, dan (lebih dekat untuk menjadikan mereka) merasa takut akan dikembalikan sumpahnya (kepada ahli waris) sesudah mereka bersumpah. dan bertakwalah kepada Allah dan dengarkanlah (perintah-Nya). Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik.

b.    Orang zhalim,
Terdapat dalam al-Qur’an surat al-An’am : 144,

Artinya : dan sepasang dari unta dan sepasang dari lembu. Katakanlah: "Apakah dua yang jantan yang diharamkan ataukah dua yang betina, ataukah yang ada dalam kandungan dua betinanya? Apakah kamu menyaksikan di waktu Allah menetapkan ini bagimu? Maka siapakah yang lebih zalim daripada orang-orang yang membuat-buat Dusta terhadap Allah untuk menyesatkan manusia tanpa pengetahuan ?" Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.

c.    Orang kafir,
Terdapat dalam surat al-Maidah : 67,

Artinya : Hai rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu. dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu, berarti) kamu tidak menyampaikan amanat-Nya. Allah memelihara kamu dari (gangguan) manusia. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir.

    d. Orang musyrik
Mereka itu dikutuk oleh Allah, dan tidak akan mendapat pertolongan karena mereka percaya kepada thaguth, berbuat syirik dan merka tidak akan diampuni dosanya. Terdapat dalam al-Qur’an surat : al-Nisa : 48

Artinya :Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, Maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.

Penutup

1.    Kesimpulan
Hidayah berarti petunjuk. hidayah memiliki dua unsur  pokok yaitu pertama;  petunjuk kepada apa yang diharapkan, kedua ; disampaikan dengan ungkapan kasih sayang. Macam-macam hidayah dalam al-Qur’an : pertama hidayah umum, hidayah dalam pengertian umum  diberikan Allah kepada seluruh manusia semenjak dilahirkan, berupa sifat-sifat alamiah seperti insting, panca indera dan akal, Kedua,  hidayah khusus adalah hidayah yang diberikan Allah kepada manusia yang dikehendakiNya, dengan kata lain yang memiliki kualifikasi tertentu atau manusia yang memenuhi persyaratan khusus yang bisa memperoleh hidayah ini. Hidayah semacam ini disebut dengan hidayah taufiq.Orang-orang yang mendapatkan hidayah  adalah Para Nabi,shiddiqin,shuhada,shalihin, mukhlisin dan orang-orang yang tidak mendapatkan hidayah adalah orang fasiq,zhalim, kafir dan musyrik.

2.    Saran
Sebelum mengakhiri penulisan ini, penulis bermohon agar rahmat Allah selalu menyertai penulis dan pembaca, dan kiranya Allah mengampuni segala kesalahan, baik tindakan, ucapan maupun tulisan. Kita juga bermohon kiranya Allah mengampuni ucapan yang tidak sesuai dengan pengamalan, atau tulisan yang tidak sesuai dengan kebenaran, demikian juga niat yang tidak dipenuhi dengan keikhlasan.
Selain itu penulis berharap juga kepada pembaca agar dapat memberikan sumbangsihnya dalam penulisan ini, berupa kritikan  dan saran yang konstruktif sehingga penulisan ini dapat menjadi pengetahuan yang dapat dinikmati dan memberikan manfaat baik bagi penulis maupun pembaca.


DAFTAR KEPUSTAKAAN

Al-Baqiy Muhammad Fu’ad Abd, Mu’jam al-Mufahras li al-Fazh al-Qur’an al-Karim, Kairo : Dar al-Hadits,2001
Al-Ashfahany Al-Raghib,Mu’jam Mufradat al-Fazh al-Qur’an, Beirut : Dar al-Fikr,t.th
Al-Damaghani Husain bin Muhammad, Kamus al-Qur’an, Beirut : Dar al-Malayin,tth
Al-Jawhari Al-Tanthawi, al-Jawahir fi Tafsir al-Qur’an al-Hakim, t.tt :t.tp
Al-Maraghi Ahmad Musthafa, Tafsir al-Maraghi, Mesir : Dar al-Fikr, 1953
Arjun Muhammad Shaqiq, Al-Qur’an al-‘Azhim ; Hidayatul wa A’jazuh fi Aqwal     al-Mufassirin, Mesir : Maktabat al-Kulliyat al-Azhariyyah,1966
Azad Abdul Kalam, Renungan Surat al-Fatihah, Jakarta : Pustaka Firdaus,1986
Choiruddin Hadhiri,Klasifikasi Kandungan al-Qur’an, Jakarta : Gema Insani,1994   
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka, 1988
Ma’luf Louis,Munjid fi al-Lughah wa al-A’lam, Beirut : Dar al-Masyriq,1986
Nasution Harun, Akal dan Wahyu dalam Islam, Jakarta : UI Press, 1986
Ridha Muhammad Rasyid, Tafsir al-manar, Beirut : Dar al-Kutub ‘Ilmiyah,1999
Rahman Fazlur, Tema Pokok al-Qur’an, Judul Asli ;Major Themes of The Qur’an,Penerjemah Anas mahyuddin, Bandung : Pustaka, 1983
Shihab Muhammad Quraish, Tafsir al-Misbah, Jakarta : Lentera Hati,2002



0 Comment