01 Januari 2023

 

WAHYU DAN RUANGLINGKUPNYA

 

   A. Pengertian Wahyu Serta Perbedaanya Dengan Gharizah Dan Ilham

1.      Pengertian wahyu

Wahyu adalah adalah kata masdar, dan materi kata itu menunjukan dua pengertian dasar, yaitu yang mengandung arti tersembunyi dan cepat.[1] Dari tatanan bahasa arab kata wahyu berasal dari kata waha–yahi –wahyan yang berarti mengajarkan, menunjukan sesuatu padanya.[2]

 

Pengertian wahyu dalam arti bahasa meliputi:


a.   Ilham sebagai bawaan dasar manusia, seperti wahyu terhadap ibu nabi Musa: sebagaiman firman Allah dalam surat Al-Qasas ayat 7


Dan Kami ilhamkan kepada ibu Musa; "Susuilah Dia, dan apabila kamu khawatir terhadapnya Maka jatuhkanlah Dia ke sungai (Nil). dan janganlah kamu khawatir dan janganlah (pula) bersedih hati, karena Sesungguhnya Kami akan mengembalikannya kepadamu, dan men- jadikannya (salah seorang) dari Para rasul.


b.   Ilham yang berupa naluri pada binatang seperti wahyu kepada lebah sebagaiman firman Allah dalam surat An-Nahl ayat 68


Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah: "Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia",

c.  Isyarat yang cepat melalui rumus dan kode, seperti isyarat Zakaria yang diceritakan Qur`an, sebagaiman firman Allah dalam surat Maryam ayat 11


Maka ia keluar dari mihrab menuju kaumnya, lalu ia memberi isyarat kepada mereka; hendaklah kamu bertasbih di waktu pagi dan petang.


d.     Bisikan dan tipu daya setan untuk menjadikan yang buruk kelihatan indah dalam diri manusia sebagaiman firman Allah dalam surat Al-An`am ayat 121


Dan janganlah kamu memakan binatang-binatang yang tidak disebut nama Allah ketika menyembelihnya[501]. Sesungguhnya perbuatan yang semacam itu adalah suatu kefasikan. Sesungguhnya syaitan itu membisikkan kepada kawan-kawannya agar mereka membantah kamu; dan jika kamu menuruti mereka, Sesungguhnya kamu tentulah menjadi orang-orang yang musyrik.


e.   Apa yang disampaikan Allah kepada para Malaikat berupa suatu perintah untuk dikerjakan sebagaiman firman Allah dalam surat Al-Anfal ayat 12


ø(ingatlah), ketika Tuhanmu mewahyukan kepada Para Malaikat: "Sesungguhnya aku bersama kamu, Maka teguhkan (pendirian) orang-orang yang telah beriman". kelak akan aku jatuhkan rasa ketakutan ke dalam hati orang-orang kafir, Maka penggallah kepala mereka dan pancunglah tiap-tiap ujung jari mereka

 

Syekh Muhammad Rasyid Ridha (1865-1935) menambahkan pendapat gurunya Syekh Muhammad Abduh,bahwa wahyu Allah yang diturunkan kepada Nabi-Nabi-Nya adalah suatu ilmu yang dikhususkan untuk mereka dengan tidak mereka usahakan dan tidak dipelajari,dia suatu pengetahuan yang mereka peroleh pada diri mereka dengan tidak lebih dulu berpikir-pikir ijtihat[3] 


      Menurut M. Hasbi Ash-shiddieqy, wahyu adalah sesuatu yang dibisiskan kedalam sukma, diilhamakan dan isyarat cepat yang lebih mirip kepada dirahasiakan daripada dilahirkan.[4]


      Sedangkan menurut,Az-Zarqani dalam kitab, Manahil Al-`Irfan yang dikutip oleh M.Kadar Yusuf, bahwasanya wahyu itu adalah pemberitahuan Allah kepada hamba pilihanya mengenai segala macam hidayah dan ilmu yang ingin disampaikan dengan cara tersembunyi dan tidak terjadi pada manusia biasa[5]


Sekian banyak pengertian wahyu yang tewlah dijelaskan, dapat diambil pengertian wahyu sesuai pemahaman ayat-ayat Al-Qur`an adalah suatu keistimewaan yang diberikan oleh Allah kepada siapa yang Dia kehendaki diantara hamba-hambaNya, dalam kontek ini adalah para Nabi dan Rasul.

2.      Perbedaan antara wahyu,ilham dan gharizah


Telah dijelaskan bahwa wahyu itu diperuntukan bagi para Nabi dan Rasul,Sedangkan ilham menurut sebagian ulama sebagaimana dikutip dari Manaul Quttan, ilham adalah perasaan yang meyakinkan,merupakan kerinduan terhadap apa yang diminta, tanpa disadari entah dari mana datangnya, seumpama dengan perasaan lapar, haus, sedih dan gembira[6].Adapun yang dikatakan gharizah adalah suatu petunjuk yang diberikan Allah kepada manusia yang bersifat alamiah,yang timbul secara reflek tanpa adanya proses pembelajaran tetapi dapat dirasakan dengan zukh/perasaaan semata,seperti halnyaseorang bayi yang baru dilahirkan yang lansung Menangis, dan akan menghisap jari telunjuknya, hal ini berlansung secara spontanitas, atau dapat juga dikatakan sebuah perbuatan yang berlansung secara alamiah.dengan kata lain gharizah dapat juga diartikan “menangkap dengan batin, pengertian yang timbul sendiri dalam batin dengan tiada berdasarkan pengalaman atau pertimbangan-pertimbangan apapun jua.[7] Jadi dapat kita pahami bahwa perbedaan antara wahyu, ilham, dan gharizah itu sangatlah tipis sekali, jika dilihat dari segi persamaan semuanya merupakan semacam pemberitahuan namun jika dikaji dari segi objek dan tujuan serta caranya terdapat perbedaan yang mendasar

 

B.     Macam-Macam Wahyu

Para ulama secara rinci menjelaskan tentang macam-macam wahyu sangat terbatas.Namun Khalil Abdul Rahman dalam bukunya Ushul Al-Tafsir wa Qowaiduhu bahwa wahyu itu terbagi dua macan yaitu[8]

1.      Al-Wahyu Al-Jali


Al-Wahyu Al-Jali adalah wahyu yang turun melalui perantara malaikat Jibril.Yang termasuk dalam katagori Al-Wahyu Al-Jali adalah Al-Qur`anul Karim karena Al-Qur`an diturunkan kepada Nabi SAW melalui perantaran Malaikat Jibril.[9] 

2.      Al-Wahyu Al-Khafi

Al-wahyu Al-khafi yaitu wahyu yang diberikan kepada Nabi berupa makna ketuhananya saja atau melalui isyarat dari malaikat Jibril tanpa ada penjelasandengan kata-kata.Dan yang termasuk dalam wahyu al-khafi adalah hadis-hadis Nabi dan hadis Qudsi[10].Mengenai Al-Wahyu Al-Khafi inilah Allah SWT menjelaskan dalam surat An-Najm 53:3-4 sebagai berikut:

 “Dan tidaklah yang diucapkan itu (Al-Qur`an) menurut keinginanya.Tidak lain adalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya).”           

Pendapat ini dapat diketahui perbedaan antara Al-Qur’an dan Hadis-hadis Nabbi maupun hadis Qudsi.Dimana ketiganya adalah sama-sama wahyu.Perbedaanya terletak pada cara Nabi menerima wahyu itu sendiri.Al-qur`an diwahyukan oleh Allah SWT kepada Nabi SAW dengan lafaz dan makna.Sedangkan hadis-hadis Nabi maupun Hadis Qudsi diwahyukan dengan makna sedangkan Lafaznya berasal dari Rasul SAW dengan Lafaz yang tepat. 

C.  Cara penyampaian Wahyu Kepada Nabi dan Rasul


Para ulama menyebutkan bahwa wahyu yang diturunkan kepada rasul itu ada dua macam yaitu:

1.      Melalui perantara Malaikat Jibril selaku malaikat pembawa wahyu.ada dua cara penyampaian wahyu oleh malaikat kepada rasul yaitu:

a.      Malaikat itu datang kepada rasul melalui suara seperti bunyi lonceng dan suara yang amat kuat yang mempengaruhi faktor-faktor kesadaran.cara ini dalah cara yang paling berat yang dirasakan oleh rasul. Apabila wahyu turun dengan cara seperti ini maka ia akan mengumpulkan segala kekuatan dan kesadaranya untuk menerima, menghafal dan memahaminya[11]. Dan suara itu mungkin sekali seperti suara sepakan sayap-sayap malaikat,sebagaimana dijelaskan dalam hadist bukhori:


إذ قضى الله لأمر فى السماء ضربت الملائكة بأجنتها خضعانا لقوله كالسلسلة على صفوان


Apabila Allah SWT menghendaki suatu urusan di langit,maka para malaikat memukul-mukulkan sayapnya karena tunduk kepada firman-Nya bagaikan gemerincing mata rantai diatas batu-batu yang licin”


b.      Malaikat menjelma menjadi seorang laki-laki dalam bentuk manusia. Cara ini lebih ringan dari cara sebelumnya(bunyi gemerincing lonceng)karena ada kesesuaian antara pembicara dan pendengar.[12] Cara ini juga dijelaskan dalam sebuah hadis Ummul mukminin Aisyah RA, Al-harits bin hisyam bertanya" Wahai Rasululullah, bagaimana wahyu itu sampai kepadamu?”Beliau menjawab;[13]

 

أحيانا يأتينى مثل صلصلة الجرس،وهو أشد على.فيفصم عنى وقد وعيت عنه ماقال. وأحيانايتمثل لى الملك رجلا فيكلمنى فأعى ما يقول.


“kadang–kadang ia datang kepadaku bagaikan dencingan lonceng, dan itulah yang paling berat bagiku, lalu ia pergi dan aku telah menyadari apa yang dikatakanya, dan terkadang malaikat menjelma kepadaku sebagai seorang laki-laki, lalu ia berbicara kepadaku,dan akupun memahami apa yang dia katakan.”

2.      Tanpa melalui perantara

Wahyu yang diturunkan Allah kepada Nabi secara lansung dapat terjadi melalui:

1.      Mimpi yang benar dalam tidur,[14] sebagaimana dijelaskan dalam sebuah hadis:

 

عن عائشة رضي الله عنها قالت:أول مابدئ به النبى صلى الله عليه وسلام الرأيا الصالحة فى النوم فكان لا يرى رأيا إلا جاءت مثل فلق الصبح.


“Dari Aisyah r.a, dia berkata: sesunguhnya apa yang mula-mula terjadi bagi Rasulullah SAW adalah mimpi yang benar diwaktu tidur. Beliau tidaklah melihat mimpi kecuali mimpi itu datang bagaikan terangnya pagi hari.

 

Di antara alasan yang menunjukan bahwa mimpi yang dialami oleh para Nabi merupakan wahyu yaitu firman Allah SWT yang memerintahkan kepada Nabi Ibrahim untuk menyembelih anaknya Ismail seperti yang dijelaskan dalam Al-Qur`an surat As-Shaffat37:101-112


2.      Dari balik tabir


Cara yang kedua dari penyampaian wahyu tanpa perantara adalah dari balik tabir.Hal ini pernah terjadi pada diri Nabi Musa AS,seperti yang dijelaskan oleh Allah SWT dalam surat Al-A`raf 7:143 sebagai berikut:


Dan ketika Musa datang untuk (munajat) pada waktu yang telah kami tentukan dan Tuhan telah berfirma (lansung) kepadanya, (Musa) berkata."Ya Tuhanku, tampakanlah (diri-mu)kepadaku agar aku dapat melihat engkau” 

D.  Perbedaan Al-Qur`an dengan Kitab Samawi lainya


Beberapa  perbedaan anta al Quran dan kitab samawi lainnya adalah;


1.      Al-Qur`an mempunyai keistimewaan yang tak ada pada kitab-kitab lain.Al-Qur`an sebagai kitab terakir,sebagai penutup segala kitab yang sebelumnya,mempunyai beberapa maziyah (keistimewaan),yang tidak didapati didalam kitab kita sebelumnya.Diantara maziyah itu adalah :


a.  Mempunyai uslub dan sifat balagoh yang mengagumkan,yang mempengaruhi jiwa pendengar yang mempunyai rasa keindahan bahasa arab

b.  Menghadapkan kitabnya kepada jamaah umat dalam segala rupa hukum kemasyarakatan yang menyebabkan umat harus bantu membantu,tolong-menolong dalam melaksanakan tugas, maka dengan demikian nyatalah dengan tangung jawab yang diberatkan atas jamaah umat dan nyatalah pula kekuasaanya.

c. Selalu menutup ayat-ayatnya dengat sifat-sifat Allah,seperti `Alim, Hakim,`Afwu, Qodir, Syadidul Iqob, Ghafur, Rahim, agar yang demikian itu akan menghujam kebesaran-kebesaran Allah dan jiwa pembacanya dan menguatkan “alaqah(perhubungan) dengan yang maha kuasa itu.Dan manusia memperoleh teladan-teladan utama dengan memahami kandungan sifat-sifat tersebut.

d.  Memuliakan `aqal dan menjadikan sendi (dasar) untuk memahamkan hukum dan mengendalikan urusan.

e.   Melepaskan jiwa dari rupa kehinaan, yaitu dengan jalan menghujam kedalam lubuk jiwa tauhid dan tidak menghinakan dirikepada mahluk.

f.    Memberikan kepada manusia kemerdekaan menganut suatu kepercayaan dan meniadakan pimpinan agama yang menyebabkan manusia dapat memperbudak manusia atas nama Tuhan atau agama,seperti yang terjadi dalam abad-abad pertengehan.Islam menetapkan bahwa Khudu`(tunduk jiwa) itu hanya kepada Allah dan hendaklah yang demikianitu digerakan oleh gerakan jiwa sendiri bukan karena tekanan dan paksaan

g.  Menyamaratakan manusia,karena ayat Al-qur`an menjelaskan bahwa yang dipandang istimewa hanya orang-orang bertakwa.

h.      Menjelaskan undang-undang umum yang berlaku dalam alam

i.   Menguasai kitab-kitab dahulu yaitu dengan memberikan putusan-putusan yang benar dalam soal-soal falsafah serta menetapkan pendapat yang sahih,selain dari itu menyatukan manusia dalam suatu jalan yang diridoi

j.    Menerangkan sesuatu yang berfaedah dan yang menjadi ibrah dari rupa-rupa kisah dan kejadian-kejadian

k.  Mengumpulkan antara kebaikan roh dan tubuh,yang mengakibatkan terjamin kebahagian dan dunia dan akirat


2. Al-Qur`an juga memiliki uslub terindah, melemahkan orang yang ingin menentangnya[15].


3.   Dan di antara perbedaan Al-Qur`an dengan kitab yang dahulu itu ialah seluruh kitab-kitab langit itu diturunkan untuk waktu tertentu,bukan untuk seluruh masa,sedangkan al-Qur`an diturunkan untuk membetulkan kitab-kitab yang dahulu itu.Didalam Al-qur`an berkumpul semua hakikat kitab-kitab yang dahulu itu,disamping itu ada pula penambahanya. Al-Qur`an itu mencakup seluruhnya.dan Allah menghendaki agar supaya Al-Qur’an itu merupakan hujjah untuk selamanya sampai hari kiamat.[16]


Dari beberapa pendapat yang dikemukakan Hasbi Shiddieqy di atas dapat penulis simpulkan bahwa perbedaan antara Al-Qur`an dengan Kitab samawi lainya adalah banyaknya terdapat keistimwaan yang terkandung dalam Al-Qur`an. Dan Al-Qur`an dapat dimanfatkan oleh ummat, baik untuk menimba ilmu pengeahuan, untuk kebutuhan hidup didunia maupun untuk akhirat.

 

A.    Nama, Sifat dan Kandungan Al-Qur`an


Al-Qur`an mempunyai nama-nama yang agung yang memiliki arti,sifat dan kandungan yang mendalam dari penamaanya.Oleh sebab itu para ahli Ulumul Qur`an memberikan penafsiran seputar penamaan Al-Qur`an beserta sifatnyayang sangat bervariatif, untuk hal ini penulis akan mengemukakan hal tersebut yang diambil dari Manaul Qathan,diantaranya adalah:

1.      Al-Qur`an, sebagaimana firman Allah dalam surat al Isra ayat 9


“Sesunguhnya Al-Qur`an ini member petunjuk kepada(jalan) yang lurus”

 

2.      Kitab, sebagaimana firman Allah dalam surat al-anbiya` ayat 10


“Telah kami turunkan kepadamu al-kitab yang didalamnya terdapat sebab-sebab kemulian bagimu”

3.      At-Tanzil sebagaimana firman Allah dalam surat Asy- Syuara ayat 92


“Dan sesenguhnya Al-qur`an itu benar diturunkan oleh Tuhan semesta alam”

4.      Al-Furqan sebagaimana firman Allah dalam surat Al-furqan ayat 1


“Maha suci Allah yang telah menurunkan Al-furqan kepada hambanya, agar ia member peringatan kepada semesta alam”

5.      Az-Zikr sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Hijr ayat 9

 

“Sesunguhnya Kamilah yang telah menurunkan Az-Zikr, dan sesungunya kamilah yang benar-benar akan menjaganya”.


Dari beberapa analisa Al-Qur`an dan Al-Kitab lebih popular dari nama-nama yang lain, Ia dinamakan Al-Qur`an karena ia “dibaca” dengan lisan dan dinamakan dengan kitab karena ia “ditulis” dengan pena.Kedua nama ini menunjukan makna yang sesuai dengan kenyataanya.”


Penamaan Qur`an dengan kedua nama ini memberikan isyarat bahwa selayaknyalah ia dipelihara dalam bentuk hafalan dan tulisan.Hal ini sebagaimana yang diungkapkan oleh Muhamad Abdullah Duraz,yang dikutip oleh Mana` ul Qathan. [17]


Allah telah melukiskan Qur`an dengan beberapa sifat diantaranya:

a.      Nur (cahaya) sebagaimana firman Allah dalam surat An-Nisa ayat 174


“Wahai manusia, telah datang kepadamu bukti kebenaran dari Tuhan-mu, dan telah kami turunkan kepadamu cahaya yang terang benderang”


b. Huda (petunjuk), Syifa (obat), Rohmah (rahmat) dan Mau`izah (nasihat): sebagaimana firman Allah dalam surat Yunus ayat 57


“Hai manusia,sesunguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari tuhanmu ,dan obat penyembuh penyakit (yang berada) didalam dada, dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman”.

c.       Mubin (yang menerangkan) sebagaimana firman Allah dalam surat Al-maidah ayat 15

Hai ahli Kitab, Sesungguhnya telah datang kepadamu Rasul Kami, menjelaskan kepadamu banyak dari isi Al kitab yang kamu sembunyi kan, dan banyak (pula yang) dibiarkannya. Sesungguhnya telah datang kepadamu cahaya dari Allah, dan kitab yang menerangkan.

d.     Mubarak (yang diberkati) sebagaimana firman Allah dalam surat Al-An`am ayat 92.


Dan ini (Al Quran) adalah kitab yang telah Kami turunkan yang diberkahi; membenarkan Kitab-Kitab yang (diturunkan) sebelumnya dan agar kamu memberi peringatan kepada (penduduk) Ummul Qura (Mekah) dan orang-orang yang di luar lingkungannya. orang-orang yang beriman kepada adanya kehidupan akhirat tentu beriman kepadanya (Al Quran) dan mereka selalu memelihara sembahyangnya.

e.      Busyra (kabar gembira) sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Baqarah ayat 97

97. Katakanlah: "Barang siapa yang menjadi musuh Jibril, Maka Jibril itu telah menurunkannya (Al Quran) ke dalam hatimu dengan seizin Allah; membenarkan apa (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjadi petunjuk serta berita gembira bagi orang-orang yang beriman.

f.        `Aziz (yang mulia) sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Fusilat ayat 41


Sesungguhnya orang-orang yang mengingkari Al Quran ketika Al Quran itu datang kepada mereka, (mereka itu pasti akan celaka), dan Sesungguhnya Al Quran itu adalah kitab yang mulia.

g.      Majid (yang dihormati) sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Buruj ayat 21

Bahkan yang didustakan mereka itu ialah Al Quran yang mulia,

h.      Basyir (pembawa kabar gembira dan Nazir (pembawa peringatan) sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Fusilat ayat 3 dan 4


Kitab yang dijelaskan ayat-ayatnya, Yakni bacaan dalam bahasa Arab, untuk kaum yang mengetahui,

Yang membawa berita gembira dan yang membawa peringatan, tetapi kebanyakan mereka berpaling, tidak mau mendengarkan.


Berdasarkan dari nama dan sifat Al-Qur`an yang telah dikemukakan diatas maka kandunganya meliputi nama dan sifat Al-Qur`an itu sendiri yang mengingatkan umat manusia akan kebesaranya serta memberikan janji dan kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat kebaikan, dan keberkahan bagi yang mengikutinya.

Baca Juga; /.................................


[1] Manna`Khalil al-Qattan,Studi ilmu-ilmu Qur`an,Terj.Mudzakir(Jakarta:Lintera Antar Nusa,2009)h.36

[2] Mahmud Yunus, Kamus Bahasa Arab,(Jakarta:PT Mahmud Yunus Wa Dzurriyah,1972)

[3] Armen Muktar,Ulumul Al-qur`an,(Padang:IAIN-IB pres 2001),h.12

[4] Teuku Muhamad Hasbi Shidiqy,Sejarah dan Pengantar Ilmu Al-Qur`an dan tafsir,(Semarang:PT Pustaka   Rizki Putra,1997)h.12

[5] M.Kadar Yusuf,Studi Al-Qur`an,(Jakarta:Amzah,2010),h.24

[6] Manna` Al Qathan, Mubahis fi ulumul qur`an,terj.Halimuddin(Jakarta:PT Rineka Cipta)h.26

[7] Op.cit.h.269

[8] Khalid Abdur Rahman,Al-Ak,Ushul al-tafsir wa Qowaiduhu,(demaskus:Dar Al-Nafais,1968)h.38

[9] ibid

[10] ibid

[11]),Op.cit.h.34-35

[12] Ibid

[13])Op.cit.h.49

[14] Ibid,h.44

[15]Op.Cit.h.133-135

[16] Op.cit.h.14

[17] Op.cit.h.18-19

0 Comment