07 Januari 2023

 MATSAL AL-QUR’AN 

      A.    Pengertian Matsal

Pengertian Matsal menurut etimologi

Hasan Zaini dan Radhiatul Hasnah mengutip pendapat Lois Ma’luf mengatakan bahwa مثل - يمثل  yang berarti  صار مثله  (sama dengannya).[1] Kata amtsal adalah bentuk jamak dari matsal. Adalah kata matsal, mitsl dan matsil serupa dengan syabah, syibh dan syabih, baik lafazh maupun maknanya amtsal dalam sastra.[2] Matsal yang berarti juga perumpamaan, ibarat, tamsil, contoh ibrah, dan sebagainya.[3] 

 

Pengertian Matsal menurut terminologi


Matsal adalah penyerupaan suatu keadaan dengan keadaan yang lain, demi tujuan yang sama, yaitu pengisah menyerupai sesuatu dengan aslinya. Contohnya: ‘rubba rumiyah min ghairi ramin”, maksudnya berapa banyak musibah diakibatkan oleh kesalahan pemanah. Orang yang pertama mengatakan seperti ini adalah Hakam bin Yanguts al-Naqri, membuat perumpamaan orang yang salah dengan musibah walaupun kadang-kadang benar.[4] Matsal juga digunakan untuk mengungkapkan suatu keadaan dan kisah yang menakjubkan. Dengan makna inilah lafazh matsal ditafsirkan dalam bannyak ayat seperti :


مَثَلُ الْجَنَّةِ الَّتِي وُعِدَ الْمُتَّقُونَ فِيهَا أَنْهَارٌ مِنْ مَاءٍ غَيْرِ ءَاسِنٍ وَأَنْهَارٌ مِنْ لَبَنٍ لَمْ يَتَغَيَّرْ طَعْمُهُ وَأَنْهَارٌ مِنْ خَمْرٍ لَذَّةٍ لِلشَّارِبِينَ وَأَنْهَارٌ مِنْ عَسَلٍ مُصَفًّى وَأَنْهَارٌ مِنْ عَسَلٍ مُصَفًّى وَلَهُمْ فِيهَا مِنْ كُلِّ الثَّمَرَاتِ وَمَغْفِرَةٌ مِنْ رَبِّهِمْ كَمَنْ هُوَ خَالِدٌ فِي النَّارِ وَسُقُوا مَاءً حَمِيمًا فَقَطَّعَ أَمْعَاءَهُمْ


Artinya : (Apakah) perumpamaan (penghuni) jannah yang dijanjikan kepada orang-orang yang bertakwa yang di dalamnya ada sungai-sungai dari air yang tiada berubah rasa dan baunya, sungai-sungai dari air susu yang tidak berubah rasanya, sungai-sungai dari khamar yang lezat rasanya bagi peminumnya dan sungai-sungai dari madu yang disaring; dan mereka memperoleh di dalamnya segala macam buah-buahan dan ampunan dari Rabb mereka, sama dengan orang yang kekal dalam jahannam dan diberi minuman dengan air yang mendidih sehingga memotong ususnya.( Q.S.Muhammad : 15 )


Kata matsal yang terdapat di awal ayat ini mendiskripsikan keadaan surga yang sangat mengagumkan, di mana keadaan penghuninya tidak mungkin sama denga penghuni neraka.


1. Menurut istilah ulama ahli Adab, Matsal adalah ucapan yang banyak menyamakan keadaan sesuatu yang menceritakan dengan sesuatu yang dituju.[5]

2. Menurut istilah ulama ahli Bayan Matsal adalah ungkapan majaz yang disamakan dengan asalnya karena adanya persamaan yang dalam ilmu balaghah disebut tasybih.[6]

3. Menurut ulama Tafsir Matsal adalah menampakkan pengertian yang abstrak dalam ungkapan yang indah, singkat dan manarik, yang mengena dalam jiwa, baik dengan bentuk tasybih maupun majaz mursal.[7]   

 

B.     Macam-macam Matsal

Menurut Manna’ al-Qaththan Matsal di dalam Al-Qur’an ada tiga macam, Amtsal Musharrahah,Amtsal Kaminah dan Amtsal Mursalah.

1.  Amtsal musharrahah ( الامثال المصرحة) maksudnya sesuatu yang dijelaskan dengan lafazh Matsal atau sesuatu yang menunjukkan tasybih (penyerupaan).[8] Amtsal ini banyak ditemukan dalam Al-Qur’an, seperti :


أَنْزَلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَسَالَتْ أَوْدِيَةٌ بِقَدَرِهَا فَاحْتَمَلَ السَّيْلُ زَبَدًا رَابِيًا وَمِمَّا يُوقِدُونَ عَلَيْهِ فِي النَّارِ ابْتِغَاءَ حِلْيَةٍ أَوْ مَتَاعٍ زَبَدٌ مِثْلُهُ كَذَلِكَ يَضْرِبُ اللَّهُ الْحَقَّ وَالْبَاطِلَ فَأَمَّا الزَّبَدُ فَيَذْهَبُ جُفَاءً وَأَمَّا مَا يَنْفَعُ النَّاسَ فَيَمْكُثُ فِي الْأَرْضِ كَذَلِكَ يَضْرِبُ اللَّهُ الْأَمْثَالَ


“Allah telah menurunkan air (hujan) dari langit , maka mengalirlah air di lembah-lembah menurut ukurannya, maka arus itu membawa buih yang mengambang. Dan dari apa (logam) yang mereka lebur dalam api untuk membuat perhiasan atau alat-alat, ada (pula) buihnya seperti buih arus itu. Demikianlah Allah membuat perumpamaan  (bagi) yang benar dan yang batil. Adapun buih itu akan hilang sebagai sesuatu yang tidak ada harganya, adapun yang member manfaat kepada manusia, maka ia tetap di bumi. Demikianlah Allah membuat perumpamaan-perumpamaan.”(Q.S.ar Ra’d :17)


Dalam ayat ini Allah menyebutkan dua perumpamaan yaitu ماء (air) dan النار(api) bagi yang hak dan yang batil. Wahyu yang diturunkan untuk menghidupkan hati diumpamakan dengan air yang turun untuk menghidupkan bumi dan hati diumpamakan seperti lembah. Air yang mengaliri lembah membawa buih dan sampah. Begitu pula hidayah yang melewati hati manusia akan berpengaruh terhadap nafsu dengan menghilangkan. Inilah matsal / perumpamaan  ماء (air). Adapun perumpamaan النار (api) terlihat pada  ومما يوقدون apabila badan dipanaskan, kulitnya akan terkelupas sehingga akan menghilangkan karat dan kotoran yang melekat padanya. Begitu pula nafsu yang akan dibuang oleh hati seorang mukmin sebagaimana arus air yang menghayutkan buih dan sampah atau api yang menghilangkan karat logam.


2.   Amtsal Kaminah  ( الامثال الكامنة) , yaitu amtsal yang tidak menyebutkan dengan jelas kata-kata yang menunjukkan perumpamaan tetapi kalimat itu mengandung makna yang indah, singkat, padat dan menarik,[9] seperti :


1. Menyerupai ungkapan “ sebaik-baik perkara adalah tidak berlebih-lebihan, adil dan seimbang.”yaitu : firman Allah tentang sapi betina : “Sapi betina yang tidak tua dan tidak muda, pertengahan diantara itu..”(al-Baqarah : 68)

2. Menyerupai ungkapan “ apa yang engkau lakukan terhadap orang lain, begitu pula engkau akan diperlakukan oleh orang lain” yaitu : firman Allah, “ barangsiapa mengerjakan kejahatan, niscaya akan diberi pembalasan 

3. Menyerupai ungkapan “orang mukmin tidak akan masuk lubang yang sama untuk kedua kalinya.” Yaitu Firman Allah. melalui lisan ya’kub: “bagaimana aku mempercayakannya (bunyamin) kepadamu, kecuali seperti aku telah mempercayakan saudaranya (yusuf) kepadamu dahulu.” (yusuf : 12-64)


3.  Amtsal Mursalah ( الامثال المرسلة) yaitu kalimat-kalimat dalam Al-Qur’an yang disebut secara lepas atau bebas tanpa penggunaan lafazh tasybih secara jelas, tetapi kalimat-kalimat itu berlaku sebagai matsal,[10] seperti :

Firman Allah : “Tiap-tiap diri bertanggung jawab atas apa yang telah diperbuatnya.” (Q.S.al-Mudatsir : 38)

Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia amat baik bagimu” (Q.S.al-Baqarah: 216)

 “Amat lemahlah yang menyembah dan amat lemah (pulalah) yang disembah.”(Q.S al-Hajj:73)

 

C.     Peranan Matsal dalam memahami Al-Qur’an

Menurut Manna al-Qaththan manfaat Matsal dalam memahami Al-Qur’an diantaranya :[11]

1.      Menampilkan sesuatu yang ma’qul (rasional) dalam bentuk konkrit yang dapat dirasakan indera manusia, sehingga akal mudah menerimanya. Sebab pengertian-pengertian abstrak tidak akan bertahan dalam benak kecuali jika ia dituangkan dalam bentuk indrawi yang dekat dengan pemahaman. Misalnya Allah membuat perumpamaan bagi keadaan orang yang menafkahkan hartanya secara riya’ bahwa ia tidak akan mendapatkan pahala sedikitpun dari perbuatannya itu.


Maka perumpamaan orang itu seperti batu licin yang diatasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadi lah ia bersih (tidak bertanah). Mereka tidak menguasai sesuatu pun dari apa yang mereka usahakan.” (Q.S.al-Baqarah : 264)

2.      Mengungkapkan hakikat-hakikat sesuatu yang tidak tampak seakan-akan sesuatu yang tampak, misalnya:

Orang-orang yang makan (mengambil) riba. tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila.” (Q.S.al-Baqarah : 275)

 

3.      Menghimpun makna yang menarik dan indah dalam satu ungkapan yang padat, seperti amtsal kaminah dan amtsal mursalah dalam ayat-ayat di atas.

4.      Mendorong orang yang diberi Matsal untuk berbuat sesuai dengan isi Matsal, jika ia merupakan sesuatu yang disenangi jiwa. Misalnya Allah membuat Matsal bagi keadaan orang yang menafkahkan harta di jalan Allah, di mana hal itu akan memberikan kepadanya kebaikan yang banyak. Allah berfirman :


Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.”(Q.S.al-Baqarah : 261)

5.      Menjauhkan dan mennghindarkan, jika isi matsal berupa sesuatu yang dibenci jiwa, misalnya tentang larangan bergunjing,

“Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. “(Q.S.al-Hujurat : 12). 

6.      Untuk memuji orang yang diberi Matsal, seperti firman-Nya tentang para sahabat,

“Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil, yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mukmin).” (Q.S.al-fath : 29)

7.      Untuk menggambarkan sesuatu yang mempunyai sifat yang dipandang buruk oleh orang banyak. Misalnya Matsal tentang keadaaan orang yang dikarunia Kitabullah tetapi ia tersesat jalan hingga tidak mengamalkannya, dalam ayat :

Dan bacakanlah kepada mereka berita orang yang telah Kami berikan kepadanya ayat-ayat Kami (pengetahuan tentang isi Al Kitab), kemudian dia melepaskan diri dari pada ayat-ayat itu, lalu dia diikuti oleh syaitan (sampai dia tergoda), maka jadilah dia termasuk orang-orang yang sesat. Dan kalau Kami menghendaki, sesungguhnya Kami tinggikan (derajat)nya dengan ayat-ayat itu, tetapi dia cenderung kepada dunia dan menurutkan hawa nafsunya yang rendah, maka perumpamaannya seperti anjing jika kamu menghalaunya diulurkannya lidahnya dan jika kamu membiarkannya dia mengulurkan lidahnya (juga). Demikian itulah perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami. Maka ceritakanlah (kepada mereka) kisah-kisah itu agar mereka  berfikir.(Q.S.al-A’raf : 175 – 176).

8.      Matsal lebih berbekas dalam jiwa, lebih efektif dalam memberikan nasihat, lebih kuat dalam memberikan peringatan, dan lebih dapat memuaskan hati. Allah banyak menyebut Matsal dalam Al-Qur’an untuk peringatan dan pelajaran. Ia berfirman :

“Sesungguhnya telah Kami buatkan bagi manusia dalam Al Quran ini setiap macam perumpamaan supaya mereka dapat pelajaran”.(Q.S.az-Zumar : 27) 

Dan perumpamaan-perumpamaan ini Kami buat untuk manusia; dan tiada yang memahaminya kecuali orang-orang yang berilmu. (Q.S.al-Ankabut ; 43)

D.    Implementasi Matsal dalam Kehidupan / Pergaulan

Dalam kehidupan sehari-hari manusia dapat mengimplementasikan matsal diantaranya.[12] :

1.       Dapat mengungkapkan makna yang indah, bagus dan menarik dalam bentuk ungkapan yang singkat dan padat sehingga mendorong seorang bertutur kata yang baik dalam pergaulannya.

2.   Mendorong agar giat dan rajin beramal dan melakukan hal-hal yang menarik dalam Al-Qur’an.

      Menghindarkan dan menjauhkan dari perbuatan tercela


Untuk menciptakan rasa berkesan dan membekas dalam jiwa, maka para juru dakwah dan pendidik juga banyak menyampaikan pesan-pesannya melalui Matsal.

Baca Juga;/.........

👉👉👉👉👉👉👉👉👉👉👉👉👉👉👉



[1]Hasan Zaini dan Radhiatul Hasnah , ‘Ulumul Qur’an, (Batusangkar : STAIN  Batusangkar Press, 2010), h. 208

[2]Manna’ al-Qaththan ,  Pengantar Studi Ilmu al-Qur’an, diterjemahkan oleh Aunar Rafiq el-Mazni , (Jakarta : Pustaka al-Kautsar, 2006),  h. 353

[3]Shalahuddin Hamid, Study Ulumul Qur’an, (Jakarta : PT.Intimedia Ciptanusantara), h. 316

[4] Manna’ al-Qaththan , Op.Cit, h. 354

[5]Ahmad Syadali dan Ahmad Rofi’I, Ulumul  Quran II, (Bandung : CV.Pustaka Setia, 2000), h.  35

[6]Ibid

[7]Ibid

[8] Manna’ al-Qaththan ,Op.Cit, h. 356

[9]Ibid, h.  358

[10]Ibid,  h. 359

[11] Manna’ al-Qaththan ,Op.Cit, h. 361

[12]M.Shalahuddin Hamid, Study Ulumul Qur’an, (Jakarta : PT.Intimedia Ciptanusantara, 2002), h. 230

0 Comment