07 April 2023

 Syekh Sidi Jamadi Koto Tangah Padang

Syekh Sidi Jumadi, seorang Ulama Syathariyah di Koto Tangah, Padang, juga merupakan penyumbang karya intelektual diawal abad XX. Meski karya beliau hanya diperuntukkan bagi para penganut Tarikat Syathariyah, namun perihal isi dari karya itu cukup menarik untuk diperbincangkan, karena karya itu berkaitan erat dengan keilmuan Syekh Burhanuddin Ulakan.

Diantara karya tulis yang dihasilkan adalah:

1) Tahqiq Syathari

Kitab ini, sebagaimana disebutkan oleh pengarangnya pada bagian penutup, merupakan perpaduan beberapa bagian dari kitab Tahqiq Syekh Burhanuddin yang tersimpan di Tanjung Medan, Ulakan. Kitab ini dimulai dari pembahasan masalah bersuci, kemudian memasuki ranah Tasawwuf, pengajian Martabat Tujuh dan Nur Muhammad. Rupanya karya ini terdiri dari beberapa masalah kecil yang disusun menjadi satu, diantaranya adanya disinyalir sebagai tulisan Syekh Abdurrauf Singkel tentang Silsilah Tarikat Syathariyah. Oleh karena karya ini berbicara mengenai Tasawwuf yang dalam, yang mana bila ditelaah oleh orang yang belum mumpuni bisa berakibat fatal, maka keberadaannya selalu dirahasiakan oleh pemangku Tarikat Syathari. Beberapa orang yang hendak memperolehnya memang banyak yang kecewa.

Satu bagian dari kitab ini yang kental dengan pengajian Tubuh adalah:

Jalan Laa ilaha illallah tubuh, rupa La ilaha illallah tubuh yang halus, artinya nyawa, pohon laa ilaha illallah itu hakikat yang betul ...................... [1]

Kitab ini dicetak pada percetakan Tandikek, Padang Panjang, 1929. sebagai yang tertulis pada daur, kitab ini telah diizinkan untuk ditulis kembali kepada Kunub gelar Raja Bujang, yang tinggal dilereng bukit Gurun Panjang, Bayang.

2) Sya'ir Ihwal Jalan

Sya'ir berisi tentang nasehat-nasehat budi pekerti dan sindiran-sindiran terhadap masyarakat dimasanya (awal abad XX) yang mulai jauh dari agama dan meninggalkan kearifan Adat. Syekh Sidi Jamadi memulai sya'irnya dengan menyebutkan hakikat al-fatihah pembaca sebagai kata pembuka, dan dipesankan untuk selalu terikat dengan pitua guru dalam hal ini. Kemudian dalam umpan-umpan berikutnya, Syekh Sidi Jamadi mengungkapkan sesal dan sedihnya terhadap perilaku masyarakat yang tak lagi memegang teguh agama sebagai yang diajarkan ulama-ulama dahulu, malah mengikut faham baru dalam beragama dan meninggalkan adat-adat yang penuh kearifan. Bait syair yang lumayan panjang ini kemudian ditutup dengan nasehatnya kepada kaum muda, yang menyebut golongan ulama tua (dalam hal ini ulama-ulama Ulakan) sebagai “Kaum Kuno.

Diantara bait sya'ir ini adalah:

…………

Sebelum ada syara' baharu Adat dan syara' ada setuju Labuah tepian memakai malu Mamak dan nenek ada sekutu 

Allah-Allah wahai saudara Maka negeri serupa iko [a] Karena dek syara' baru, nyata

Hendak me[r]ubah syara' yang lama 

…………

Rupa dulu rupanya bayan

Undang (Adat) dan syara' sama mengikuti Adat memegang dengan pedoman Dusun negeri berupa aman

…………

Pada pikiran hamba yang hina Kalau membuang agama lama

Jo pangkal adat sama sekata

Jo undang Kompeni demikian juga 

Kawan baru saja me[r]ubah

Jo pangkal adat tidak muthhabaqah

Inilah sebab negeri susah

Mamak dan nenek menjadi bancah [2]

 

Sya'ir ini dicetak pada percetakan Tandikek, Padang Panjang, tahun 1955. Izin penyalinan telah diberikan oleh pengarang kepada Sialim gelar Sidi Negeri Koto Marapak, Pariaman. 

3) Sya'ir Siriah

Karya ini merupakan rangkaian sya'ir yang berisi tentang pengajian “Nur Muhammad”. Karya ini tampak menarik untuk ditinjau, disamping ditulis dengan sastra gaya lama, isinya termasuk padat dengan menguraikan hal ilwal Hakikat Muhammad dengan segala seluk beluknya. Dalam kajian Tarikat Syathariyah dan Tasawwuf muntahi (tingkat tinggi), kaji Nur Muhammad termasuk pelajaran yang sering dirahasiakan dan hanya diberikan kepada murid-murid pilihan, sebab bila diumbar kedepan khalayak ramai tentu ada yang belum bisa memahaminya lantas membatalkannya.

Kutipan pembukaan sya'ir ini sebagai berikut:

  Bismillahirrahmanirrahim

Dengan nama Allah aku mulai Mengarang nazham mencita diri 

Dengan pengenal hati Nurani Muhammad hening hanya Terjali 

Baiklah fikir segala tolan Pandanglah bekas kayanya Tuhan 

Semua itu hanya gerakan

Dari pada “Muhammad” nyata sekalian 

Sekalian jadi daripada “Muhammad” Disanalah Terjali segala sifat Daripada Allah punya Qudarat Disanalah asal Insan mufajat

Sya'ir ini dicetak bersama Sya'ir Ihwal Jalan. Kemudian tersebar dikalangan murid-murid Syekh Sidi Jamadi, Koto Tangah, Padang. 

4) Sya'ir Riwayat Hidup

Rangkaian sya'ir yang cukup panjang ini menguraikan tentang perjalanan pengarang hidup, yaitu Syekh Sidi Jamadi, yang dikenal sebagai Qadhi Batang Kabung. Bukan hanya riwayat lepas, sya'ir ini juga menyebutkan kisah dramatis yang pernah dilalui oleh Syekh Sidi Jamadi. Diantaranya tentang perlakuan kurang menyenangkan Belanda terhadap beliau. Konon dia pernah ditangkap Belanda kemudian di penjara, anehnya para penjaganya melihat beliau sedang melaksanakan shalat disebuah mesjid, ketika diperiksa ke penjara beliau tetap duduk tenang.

Karya sya'ir ini ditulis dalam bentuk manuskrip, dan kebanyakan melalui pertarungan tangan dan tersebar dikalangan murid beliau di Koto Tangah.

 

 



[1] Syekh Sidi Jumadi,TahqiqSyathari(PadangPanjang:Tandikek,1929)hal. 51

 

[2] Syekh Sidi Jamadi,Sya'irIhwalJalan(PadangPanjang:Tandikek,1955)hal. 4-5

 

0 Comment